Tiga Bisnis yang Tidak Mengenal Kata Rugi

Tiga Bisnis yang Tidak Mengenal Kata Rugi
Ilustrasi foto: dompetdhuafa.org
Bagikan

Tiga Bisnis yang Tidak Mengenal Kata Rugi

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Semua perusahaan di dunia ini selalu bertemu dengan kata rugi dalam bisnisnya. Ada yang ketemu diawal atau diakhir perjalanan. Sekelas Facebook melaporkan penurunan pertama pendapatan tahunan di kuartal kedua 2022-nya. Perusahaan media sosial terbesar di dunia ini mengumumkan, terjadi penurunan pendapatan 1 persen menjadi USD 28,8 miliar (Rp 430,7 triliun).

Di Indonesia lebih parah lagi. Perusahaan plat merah seperti Garuda Indonesia sejak 5 tahun terakhir rugi gak ada untungnya. Yang terbesar di tahun 2021 rugi sebanyak 62T. Pertamina sejak Januari arus kas operasionalnya negatif, defisit 191T padahal gak ada SPBU pertamina yang sepi. Sementara PLN sebagai satu2nya perusahaan monopoli yang ngurus listrik diperkirakan defisit 71T kata jeng Sri Mulyani.

Perusahaan papan atas aja bisa mengalami kerugian apatah lagi perusahaan kecil. Mungkin saja ada yang ruginya hanya satu kuartal atau hanya beberapa hari seperti yang dialami whatsapp ketika down. Yang jelas tidak ada satu perusahaan pun di dunia ini yang dalam sejarahnya selalu untung. Semua pernah mengalami masa defisit.

Jika ada bisnis yang menawarkan 100% keuntungan dengan zero resiko seperti koperasi Pandawa di Depok maka uda pasti bodong. Mereka mengiming2i keuntungan 10% tiap bulan dari setiap uang yang disetor, lebih tinggi dari bunga bank. Keruan aja ratusan ribu orang tertarik hingga dapat menggaet 2 trilyun lebih uang member. Belakangan ketauan isinya zonk. Eks tukang bubur dipercaya sebagai trader, uda kayak Indra Keinz dan Donny Salmanan, ngarti kagak nipu iya. Emang orang Indo gampang banget ketipu. Ada orang Garut namanya Sensen Komara ngaku sebagai presiden RI dan nabi, ee… masih ada yang ngikut. Padahal setelah diperiksa dia gila. Ampun dah… 🤦🏼‍♂️

Yang masih hangat di Tarakan, ratusan orang tertipu investasi bodong. Diiming2i keuntungan besar dalam hitungan hari. Investasi uang 200 ribu maka akan dikembalikan menjadi Rp 350 ribu. Yang investasi Rp 500 ribu jadi Rp 1 juta per lima hari. Si penipu mengandeng selebgram Tarakan untuk menarik minat masyarakat. Jadilah mereka kecele.

Intinya tak ada investasi yang tak pernah rugi. Semua mengandung resiko kerugian. Jika ada yang mengguarante keuntungan 100% maka pasti bodong. Namun ada investasi yang 100% untung dan emoh dari kata rugi, kalo yang ini beneran. Disebutkan oleh Allah dalam satu ayat:

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ
“Sesungguhnya orang-orang yang membaca kitabullah (Alquran), mendirikan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi.” [QS. Faathir: 29].

Al Quran tidak mengatakan perniagaan yang untung, coz kata untung masih memungkinkan adanya defisit seperti yang dialami oleh perusahaan2 dunia. Tapi Al Quran mengatakan perniagaan yang tidak akan rugi, untung trus… Ini benar2 hebat. Punya bisnis seperti ini amazing banget, hanya ada dalam impian.

Kita itung2an begini. Misal modal 10 juta untungnya 0,1% tiap hari kayak bunga pinjol. Maka dalam setahun dapet untung 3.650.000. lha kalo modalnya 10 milyar bisa dapet 3.6 milyar. Siapa yang gak kepincut dengan angka segini. Deposito bank aja masih kalah jauh. Dan yang penting zero resiko, tanpa potongan pajak dan biaya administrasi.

Membaca Al Quran, sholat, dan berinfak adalah tijaratan lan tabuur, perniagaan yang tidak akan rugi. Ayat ini menggunakan kata “Lan” ada huruf nun disana, maknanya selama2nya tidak akan. Jadi tijaratan lan tabuur artinya bisnis yang selama2nya tidak akan rugi.

Namun manusia itu aneh, giliran nonton pertandingan bola bawa2 agama tapi nyari rezeki mengandalkan skill an sich. Ada yang dukung Maroko karena kesamaan akidah. Di piala AFF biar timnas PSSI menang para santri di Jombang gelar doa bersama. Sebelumnya ada yang gelar istighotsah. Sudahlah… nikmati saja pertandingannya jangan tempel2in dengan agama. Kalo pemain berdoa biarin aja coz mereka berdoa agar diberi kemudahan kayak kita berdoa agar mudah menyelesaikan pekerjaan. Lha kalo kaum rebahan kayak kita main kagak ngapain ikut istighotsah? Doa, sholawat, dan istighotsah punya kehormatan tersendiri. Jangan sampe uda istighotsah trus kalah lalu muncul stigma kekafiran telah menang.

Toh Messi syukuran juga gak ngundang kita, Mbappe bikin tasyakuran juga gak kenal kita, bahkan Hakim Ziyech ngadain selametan juga gak bakal ada kita disana. Pertandingan bola emang untuk dinikmati bukan dibawa ke hati apalagi dibawa2 ke dalam ranah agama. Tapi nyari rezeki harus bawa agama. Ayat diatas mengisyaratkannya.

Saya baru sadar pentingnya 2 keutamaan yang Allah berikan dalam surah Al Quraisy ketika baca cerita Ardi Bakrie atas kekacauan rumah tangganya bersama Nia Ramadhani diawal pernikahan mereka. Punya rumah seluas 3000 m2. Yang belum ngeh 3000 m2 seluas apa saya kasi gambaran gini, kalo masuk dari gerbang ke pintu harus bayar ojek 12 ribu. Mereka juga punya ketenaran, kalo duit gak usah ditanya. Mereka bukan tipe orang yang bingung besok makan apa, bahkan tahun depan makan apa pun mereka tak bakal kuatir. Semua mereka punya kecuali ketentraman.

Sementara itu janji Allah pada orang yang menyembahNya di ayat 3 dan 4:

فَلْيَعْبُدُوا۟ رَبَّ هَٰذَا ٱلْبَيْتِ
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah).

ٱلَّذِىٓ أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ
Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.

Tuhan tidak hanya menjamin makan tapi juga menjamin keamanan hingga tercipta ketenangan dan ketentraman. Banyak orang yang punya makanan tapi takut dicuri atau dirampok. Mereka bikin pagar 2 meter, pasang CCTV, piara anjing, dan bayar security demi mengamankan makanan. Tapi tak mampu menghilangkan kegelisahan jiwanya. Ada yang tertawa didepan media padahal dibelakang kamera menangis, artis Marilyn Monroe contohnya. Punya ketenaran level dunia dan kekayaan melimpah. Namun yang terjadi 2 kali dia dipaksa gugurkan kandungan demi karir di film. Saat dirinya sedang menangisi anak yang tak dimiliki sejurus kemudian harus tersenyum didepan kamera. Ngenes kalo liat kisah aslinya.

Manusia jika tak bersama Tuhan maka hanya mampu menghilangkan lapar sementara biar kata mereka jungkir balik takkan mampu menciptakan ketenangan/ketentraman. Hanya Allah yang mampu menghilangkan 2 ketakutan terbesar manusia yakni: takut gak bisa makan dan takut kehilangan rasa aman. Syaratnya mudah: falya’budu rabbal hadzal bait, ibadah yang bener soub…

Jangan kayak si Iqbal yang pernah saya ceritakan. Waktu babak gugur pildun, saya lupa pertandingan siapa lawan siapa. Saya di musholla nunggu iqomah subuh dikumandangkan, lagi nunggu iqomah bukan nunggu adzan. Artinya beberapa menit lagi bakal sholat subuh. Dengan mata begadang Iqbal masuk ke ruang pantry. Sambil nenteng lemper/lontong, dia ambil 2 gelas air mineral trus keluar. Saya pikir abis minum dia bakal sholat ternyata sampe sholat usai dia gak keliatan. Besok subuhnya pun sama, saya ketemu dia beli air mineral di warung. Nonton bola 2 jam kuat tapi sholat 5 menit aja malah kabur. Dulu waktu otak masih miring malah rajin sholat di musholla, sekarang otak uda lempeng malah jarang keliatan. Blegedes…

Final pildun kemarin ditandai dengan ketiadaan remaja pejuang subuh di musholla. Pertandingan mulai jam 22 baru kelar jam 1 dinihari apalagi final Argentina vs Perancis pake adu penalti, kelarnya lebih lama. Yang nonton mau nunggu subuh kelamaan, mau tahajud belum tidur akhirnya mereka kebablasan. Tau sendiri orang yang baru tidur jam 2 mustahil bisa bangun jam 4. Ini contoh orang2 yang tidak falya’budu rabbal hadzal bait. Kalo Ardi Bakrie dan Marilyn Monroe punya makanan tapi gak punya ketenangan, ini uda gak punya makanan pun gak punya ketenangan. Uda kere sempit pula hidupnya.

Tapi ada tuh bang warga BPJS bisa tenang ketika duduk di selasar kiri deket danau UI saat denger khutbah Jumat. Ini bukan tenang masbro tapi sekuel mimpi semalam…

————

Tiga Bisnis yang Tidak Mengenal Kata Rugi (Bagian 2)

Kata Dilan rindu itu berat. Yang ngomong gini pasti gak pernah sholat Jumat di masjid UI kayak emak2 disini. Walau alumni UI tapi emak2 tak pernah duduk Jumatan di selasar kiri deket danau. Wajar aja mereka gak paham kalimat terakhir materi saya sebelumnya. Menahan kantuk saat denger khutbah setelah kuliah dari pagi adalah super duper berat. Bahkan para Avengers pun bakal give up. Tak ada yang mampu menahan terpaan angin sepoi2 basah dari danau. Saat itu semua mata meredup, suasana hening sehening2nya, jarum jatuh bakal terdengar. Bahkan seandainya kaput, yang namanya menggetarkan hati om Rudianto cs, lewat situ gak ada yang peduli coz semua sedang menikmati sekuel (lanjutan) mimpinya semalam.

Tapi ada yang lebih berat daripada dengerin khutbah di masjid UI yakni:
Yatluuna kitaballah, membaca kitab Allah. Kalian liat surah Fathir ayat 29 pada materi sebelumnya. Bentuknya fiil mudhorih, mengisyaratkan kekonsistenan, bahasa lain dari istiqomah. Senantiasa rutin membaca Al Quran tanpa ada bolong2nya. Dahsyat ini amal…

Membaca Al Quran bada subuh mudah, yang sulit merutinkannya. Mengkhatamkan Al Quran sebulan sekali mudah. Di bulan Ramadhan banyak kita temui pengkhatam Al Quran 1 sampai 5 kali, yang sulit adalah merutinkannya di bulan lain. Wajarlah amal ini berat coz ganjarannya dahsyat: tijaratan lan tabuur, bisnis yang tak pernah rugi.

Saya ulangi lagi beratnya amal bukan karena besarnya suatu amal tapi karena istiqomahnya. Merutinkan amal berat, ada aja godaannya. Biasa baca Al Quran ½ juz bada subuh trus ikut mukhoyyam 4 hari, walau tetap baca Quran tapi kebiasaan ½ juz nya ilang. Biasa baca Quran bada magrib trus ada rapat marathon bahas anggaran selama beberapa hari, kebiasaan itu langsung ilang.

Godaan level kita bukan lagi perkara mubah kayak nonton sinetron tapi amal lain yang tak kalah pentingnya seperti mukhoyam atau rapat kantor. Ada yang berpandangan mukhoyam atau rapat lebih penting daripada baca Quran diwaktu2 tertentu karena tidak setiap hari dilaksanakan. Masalahnya bukan pada baca Quran, kalo ini bisa kapan aja kita lakukan. Yang jadi pertimbangan pada kata RUTIN. Disinilah keistiqomahan kita diuji. Ujian orang awam adalah membaca Al Quran sementara ujian kita adalah merutinkan baca Al Quran.

Jika kalian telah merasakan kesulitan merutinkan baca Quran pasti bakal paham kenapa sang kyai mampu membangun beberapa pesantren (kisah di 2 materi sebelumnya). Mahar khatam Quran 3 x 1 pekan untuk melancarkan bisnis bukan main2 melebihi promo konsensus HGB 150 tahun yang diberikan pemerintah untuk IKN. Itu promo biar kata ditambah jadi 1000 tahun, investor tetep mikir. Dari jaman kerajaan ampe jaman penjajahan, semua tau kalo tanah yang subur itu di Jawa. Itu sebabnya kerajaan numpuk di pulau Jawa. Firaun aja bangun kerajaan Mesir dipinggir sungai Nil yang subur bukan di Afrika. Lha ini malah bangun ibukota ditanah yang kering dengan meninggalkan tanah yang subur. 🤦‍♂️

Okelah kita tak mampu khatam Al Quran sepekan atau sebulan sekali tapi bukan berarti kita tidak membacanya. Hebatnya Al Quran walau turun bukan dalam bahasa kita tapi benar2 dimudahkan. Seluruh ulama sepakat, wajib membaca Al-Qur’an sampai pada tingkat, tidak jatuh pada kesalahan membaca yang membuat perubahan makna ayat yang dibaca atau terjadi kesalahan dalam i’rab.
Adapun membaca sesuai ketentuan tajwid semisal hukum idgham, iqlab, ikhfa, dan lain-lain, sebagian ulama menyatakan juga wajib hukumnya, dan ini yang dipegang kebanyakan ulama tajwid, sedangkan sebagian lagi menyatakan hukumnya hanya mustahab, tidak sampai wajib.

Jadi gak ada alasan orang gak baca Al Quran karena belum ikut tahsin, asal uda lulus Iqro 2 maka bacaannya sah. Dia bisa menjadikan Al Quran sebagai dzikir dan wirid hariannya.

Untuk tahap awal, biasakan setiap hari baca Quran di waktu tertentu walau hanya selembar dua lembar. Pegang teguh amalan ini selama 1-2 tahun tanpa absen sekalipun hingga menjadi karakter. Setelah itu tingkatkan bacaan, syukur2 bisa ODOJ. Ingat ya fokusnya pada kata rutin bukan pada jumlah halaman.

Kemudian jadikan beberapa surah sebagai wirid harian. Ortu kita dulu biasa membaca surah Yasin, Al Mulk atau Al Waqiah. Terserah kalian pilih yang mana yang penting rutin setiap hari. Mau baca al matsurat kubro pun boleh yang penting rutin. Setelah 1-2 tahun maka tambah lagi surah yang dibaca. Jangan sampe bolong apapun yang terjadi. Walau sakit mendera, selama mulut masih bisa bersuara kalian harus tetap membacanya. Kemarin waktu di ICU saya tetap baca surah Al Mulk dan Al Waqiah di akhir malam. Biasanya saya baca dalam sholat tapi karena kondisi tubuh yang tidak suci saya hanya bisa membacanya. Kebiasaan ini sudah berlangsung selama 7 tahun.

Jika amal ini sudah bisa rutin maka Allah akan uji untuk melihat kesungguhan kita. Datanglah penyakit seperti yang dialami oleh nabi Ayyub atau datang kegelapan hidup seperti yang dialami oleh nabi Yunus atau datang kekuasaan dan kekayaan seperti yang dialami oleh nabi Daud dan nabi Sulaiman. Semua ujian ini untuk melihat kesungguhan kita dalam beramal. Jika lulus maka ganjarannya sangat menggiurkan, tijaratan lan tabuur.

Ini ibadah yang dapat membungkus ikhtiar kita dalam bekerja. Silakan kalian rutinkan niscaya kalian akan temui keajaiban hidup. Al Quran itu mukjizat, yang hidup bersamanya akan kecipratan mukjizatnya. Bang haji Rhoma Irama ditanya oleh UAS apa amalannya sehingga bisa menciptakan lagu yang abadi, tak lekang oleh jaman. Kata bang haji setiap keluar rumah selalu baca surah Al Fatihah disertai dengan penghayatan. Amalan biasa bahkan anak PAUD pun bisa, tapi karena rutin dilakukan maka menjadi luar biasa.

Maka sekarang kalo kita denger lagu religi Andai Kutahu-nya UNGU uda bosen padahal baru 16 tahun. Tapi kalo denger lagu Judi-nya bang haji, bahkan Rachma yang lagi sibuk ngerjain tesis sampe gak sempet baca materi saya, bakal bergoyang. Padahal tuh lagu uda lawas dirilis tahun 1987 dan diciptakan sebelumnya hampir seumuran dengan Rachma.

FYI, kata Ibnu Katsir ada 4 momen iblis menangis menyesal selama hidupnya. Pertama ketika dia dilaknat, kedua ketika dia diusir dari surga, ketiga ketika turun surah Al Fatihah, dan keempat ketika nabi Muhammad ﷺ lahir. Kita menganggap baca surah Al Fatihah biasa aja padahal surah ini yang bikin iblis menangis menyesali perbuatannya. Maka tak usah heran jika orang2 yang mengagungkannya seperti bang haji mendapat kemuliaan.

Al Quran itu Kalamullah. Isinya penuh dengan mukjizat. Ambil contoh awan yang belakangan ini sering menutupi langit Jakarta hingga bikin jemuran gak kering2. Orang awam seperti kita taunya awan itu ringan dan lembut makanya ngambang di langit dan gampang tertiup angin. Margaret LeMone, ilmuwan atmosfer dari National Center for Atmospheric Research, Colorado, Amerika Serikat menghitung berat awan cumulus yang biasa kita liat. Melalui metode tertentu didapatlah berat awan cumulus yang menyimpan kandungan air sebesar 550 ton atau setara dengan 100 gajah dewasa. Subhanallah… bagaimana bisa 100 gajah dalam bentuk awan bisa melayang dilangit dan ditiup angin sementara 1 ekor gajah malah jejak dibumi. Kalo yang ini jangankan ketiup angin, ketabrak truk aja gak geming. Lalu siapa yang menahan benda seberat 550 ton di langit?

Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. (Q.S. An-Nuur : 43)

Kebayang gak kalo rumah kita ketimpa 100 ekor gajah? Itu baru satu awan, padahal kalo lagi hujan langit Jakarta ketutup awan semua. Habis negeri ini kalo yang diatas runtuh, laa haula wala quwwata illa billah. Alhamdulillah-nya lagi hujan turun berupa TETESAN bukan guyuran.

Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya? (QS Al Waqiah: 68-69)

Beruntung yang menurunkan hujan adalah Ar Rahman maka Dia turunkan setetes demi setetes air dengan intensitas tertentu bukan seguyur demi seguyur. Bisa hancur atap rumah kalo yang turun berupa guyuran. Tapi karena yang turun berupa tetesan maka jangankan atap seng, tenda dome pun mampu menahannya.

Langit itu beratnya trilyunan ton tapi bisa melayang diatas tanpa tiang. Maka Tuhan yang mampu menciptakan langit tanpa tiang (QS Luqman: 10) dan yang menahan langit dari jatuhnya lebih mampu lagi memberikan kita rezeki. Proses interaksi oksigen, nitrogen dan senyawa lain di langit jauh lebih rumit daripada nyari duit di dunia. Timbang jadi ojol kita bisa nyari duit tapi reaksi yang terjadi di langit tidak semudah ngegas motor. Sungguh Tuhan yang telah memelihara langit lebih mampu memelihara hidup kita.

Masalahnya kita selalu beranggapan bahwa 4 itu selalu didapat dari 2 + 2. Asumsi kita dalam hidup adalah jika ingin harta maka bekerja. Padahal 4 juga bisa didapat dari perhitungan 6 – 2 atau akar dari 16 atau 2 x 2, dst. Demikian pula rezeki bisa didapat dari selain kerja kantoran. Ada dari jalan wirausaha, hibah, hadiah, sedekah, zakat, atau dari jalan yang tidak disangka2.

Pada surah Fathir ayat 29 ini Allah menjamin rezeki dari jalan membaca Al Quran. Jika kalian meyakininya maka jadikan amalan ini sebagai cover dari ikhtiar dunia. Bungkus pekerjaanmu dengan membaca Quran. Niscaya kalian akan menemukan kedahsyatannya. Seakan2 kalian punya pohon uang didepan rumah. Duit belum habis, gaji uda masuk bahkan ATM pun tak pernah minta maaf kepadamu.

Dulu ada seorang sahabat mengeluhkan saudaranya ke Nabi ﷺ. Saudaranya ini gak kerja nyari duit, aktivitasnya hanya ngaji sementara dirinya banting tulang nyari nafkah. Komen Nabi ﷺ boleh jadi kamu dapet rezeki lantaran aktivitas saudaramu. Sahabat ini pikir 4 hanya dari 2+2, dia pikir uang hanya dicari dengan kerja keras padahal kata Nabi ﷺ aktivitas ngaji juga menarik rezeki.

Maka kelak jika kehidupan ekonomimu jauh lebih baik dari rekan kerja padahal gaji sama atau jika banyak orang yang mengingatmu ketika mereka sulit. Ketahuilah itu karena keberkahan Al Quran yang menjadikanmu lebih baik dari mereka. Itulah tijaratan lan tabuur.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: