Tadabbur Surat Al Kahfi

Tadabbur Surat Al Kahfi
Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM
Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” Dzulkarnain berkata: “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi”. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: “Tiuplah (api itu)”. Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu”. Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. (Al Kahfi : 92-97)
Kisah diatas adalah kisah dari Dzulqarnain. Tatkala beliau kunjungan kerja meninjau wilayah kerajaannya yang luas sampailah pada satu tempat diantara dua gunung. Penduduk wilayah tersebut mendapat kesulitan dari Ya’juj Ma’juj. Kita tau ya’juj ma’juj uda kayak virus yang merusak apa yang dihinggapi bahkan kelak sungai Tiberias habis diminumnya tak menyisakan setetes pun.
Menghadapi kekuatan ya’juj ma’juj, Dzulqarnain yang hebat tak mampu melawannya. Namun beliau mampu membendungnya. Maka dibuatlah dinding dari besi untuk menahan laju ya’juj ma’juj biar gak kemana2. Iya ya’juj ma’juj di lockdown oleh Dzulqarnain. Alhasil penduduk negeri tersebut aman dari gangguan ya’juj ma’juj termasuk kita aman sampai sekarang.
Dzulqarnain bukanlah seorang berilmu seperti nabi Khidr yang disifati Al Quran. Bukan pula masuk kategori hamba yang shaleh seperti pemilik harta simpanan dalam kisah Khidr. Dzulqarnain adalah seorang hamba yang diberi kekuasaan dan diberikan jalan untuk mencapai segala sesuatu sebagaimana firman Allah : Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu, (Al Kahfi : 84).
Namun dengan kekuasaannya beliau mampu melakukan lockdown hingga menyelamatkan penduduk satu negeri. Iya masalah lockdown hanya bisa diselesaikan dengan kekuasaan bukan dengan kealiman atau keshalehan.
Jadi sesholeh2nya pak sekcam, dia tidak bisa menyelamatkan warga satu kecamatan. Tapi sebodoh2nya pemimpin negara, dia bisa menyelamatkan rakyat satu negeri. Itu karena kekuasaan ada pada dirinya bukan pada sekcam.
Lalu bagaimana dengan kondisi pandemi sekarang ? Yaa… kalian lockdown lah keluargamu, toh kalian berkuasa atasnya. Gak usah nungguin pemimpin sekarang jadi Dzulqarnain. Dia lagi sibuk bikin surat jawaban ke bos perusahaan rokok.
Recent Comments