Narasi Haji (Bagian 2)
Narasi Haji (Bagian 2)
Oleh: Deni Prasetio, SKM
Kalo kalian paham materi sebelumnya maka kalian pasti akan paham kisah ini.
Abdullah bin Mubarak adalah seorang ulama besar, ahli hadits dan ahli fiqih. Suatu hari beliau pergi haji sesampainya di Kufah perjalanannya terhenti karena melihat kondisi miris seorang perempuan yang terpaksa mengonsumsi bangkai itik. Tidak sendirian, perempuan itu mengajak pula anak-anaknya memakan bangkai itu sebagai santapan keluarga. Abdullah bin Mubarak sempat menegurnya beberapa kali bahwa konsumsi semacam itu haram menurut agama. Nasihat ini gagal. Hingga ia terkejut dengan kenyataan bahwa keluarga tersebut memakan bangkai karena alasan keterpaksaan.
Keluarga ini sudah tiga hari tidak mendapat makanan. Untuk mempertahankan hidup mereka harus menelan apa saja yang bisa dimakan. Hati Abdullah bin Mubarak menangis. Ia lantas menyedekahkan keledai tunggangannya beserta barang-barang bawaannya termasuk makanan dan pakaian kepada keluarga malang itu.
Persoalanya adalah Abdullah bin Mubarak kini tak memiliki bekal untuk melanjutkan perjalannya ke tanah suci. Perjalanannya tertunda beberapa lama di kota Kufah sampai musim haji lewat dan ia pun gagal melaksanakan haji tahun itu.
Ketika balik ke kampung halaman, alangkah kagetnya ia lantaran mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat sebagai orang yang baru datang dari ibadah haji. Abdullah bin Mubarak pun klarifikasi dan berterus terang bahwa kali ini ia gagal pergi ke Tanah Suci. “Sungguh aku tidak menunaikan haji tahun ini,” katanya meyakinkan orang-orang yang menyambutnya.
Sementara itu, kawan-kawannya yang berhaji menyampaikan testimoni yang membuat Abdullah bin Mubarak semakin bingung. Mereka mengaku melihatnya berada di Makkah dan membantu kawan kawannya itu membawakan bekal, memberi minum, atau membelikan sejumlah barang.
Setelah peristiwa yang membingungkan itu, pada malam harinya Abdullah bin Mubarak mendapat jawaban melalui mimpi. Dalam tidurnya, Abdullah mendengar suara, “Hai Abdullah, Allah telah menerima amal sedekahmu dan mengutus malaikat menyerupai sosokmu, menggantikanmu menunaikan ibadah haji.”
Ada lagi kisah nyata orang Mesir yang diceritakan oleh Koh Dennis Lim di yutubnya. Seorang kaya bermimpi dua malam berturut2 untuk mengumrohkan tetangganya. Masalahnya ini tetangga gak pernah keliatan sholat berjamaah dan jarang sholat. Setelah konsultasi dengan ulama, orang kaya ini mimpi yang ketiga kalinya dan akhirnya mengumrohkan tetangganya.
Saat tiba di Mekkah semua jamaah menuju hotel, si tetangga malah ke masjidil haram dan lama berada disana. Katanya dulu di Mesir saya lalai terhadap sholat dan sekarang waktunya untuk memperbaiki kesalahan itu. Hari kedua pun sama, tetangga ini paling awal ke masjidl haram dan lama sekali gak balik ke hotel. Hingga dicarilah oleh orang kaya ke masjidil haram dan ternyata ditemukan wafat dalam kondisi sholat.
Penasaran orang kaya ini, kenapa ada orang lalai dari sholat tapi begitu sholat langsung diwafatkan Allah di masjidil haram. Qo bisa dia mendapat kemuliaan seperti itu. Bertanyalah orang kaya kepada istri almarhum. Kata istrinya setiap bulan suaminya selalu menyedekahkan setengah gajinya untuk seorang tua yang tinggal didekat rumahnya. Dan setiap kali dikasi sedekah hanya satu doa yang diucapkan oleh orang tua ini: Ya Allah matikan dia dalam husnul khotimah.
Mudah bagi Allah mengutus malaikat untuk menunaikan haji kita seperti yang terjadi pada Abdullah bin Mubarak. Dan mudah bagi Allah untuk mengetuk hati orang kaya agar memberangkatkan kita umroh seperti yang terjadi pada orang Mesir. Tapi sulit bagi kita untuk tetap berada pada jalur sedekah apalagi pas musim anak sekolah.
Misalkan begini, ini permisalan doang. Tahun 2025 Budi Kuswanto berangkat naik haji. Akhir April harus melunasi kekurangan 40 juta. Setelah membongkar semua tabungan, mencari uang kesana kemari akhirnya terkumpul uang sejumlah itu. H-1 pembayaran saya datang ke Banjar ketemu Budi dan bilang butuh duit 40 juta. Saya gak pernah meminta apalagi meminjam ke Budi, mengeluh masalah ekonomi pun tidak. Sekalinya datang butuh duit. Jika kalian ada pada posisi Budi apa yang akan kalian lakukan?
Antrian haji mencapai 20 tahun apakah akan dilepas begitu saja. Kumpulin uang haji 50 juta pun tak mudah. Pasti di pikiran kalian sedekah bisa kapan saja sementara kesempatan haji hanya saat itu.
Maka disinilah keliatan kualitas sedekahnya Abdullah bin Mubarak. Amal ini gak semudah yang terlihat. Itu sebabnya ganjarannya malaikat yang badalin haji.
Istiqomah dalam sedekah pun sulit makanya bayangin ujian yang dialami orang Mesir ketika setiap bulan harus menyedekahkan 50% salarynya. Itu sebabnya ganjarannya adalah malaikat yang turun seraya mengatakan “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS Fushilat: 30)
Sulit karena dilaksanakan secara konsisten. Itu sebabnya kita butuh tawasshobil haq dan tawasshobis shobr agar ibadah kita bisa kontinu, tidak jenuh dan tidak ngedumel pasca sedekah.
Maka ibadah yang paling utama bagi orang kaya setelah sholat adalah sedekah. Kenapa paling utama? Karena paling sulit bagi mereka. Orang kaya mudah berpuasa bahkan tiap hari pun mereka sanggup. Karena dirumahnya ditemui makanan berbuka dan sahur. Tapi kalo orang kaya diminta memberi makan orang miskin atau menyantuni anak yatim, ibadah ini terasa berat bagi mereka.
Kata kaidah fiqih:
المُتَعَدِّيْ أَفْضَلُ مِنَ القَاصِرِ
“Ibadah sosial lebih utama ketimbang ibadah individual.”
Allah tak butuh ibadah kita. Tanpa kita memujiNya atau tanpa kita menyembahNya, Allah tetap Dzat Yang Maha Suci lagi Terpuji. Jika tak satupun manusia menunaikan ibadah haji, Allah tetap Dzat Yang Maha Agung. Itu karena sifatNya Qiyamuhu Binafsihi, berdiri sendiri.
Allah Maha Terpuji bukan karena manusia memujiNya, Allah Maha Suci bukan karena manusia mensucikanNya, dan Allah menjadi Rabb bukan karena manusia menyembahNya. Tanpa manusia menyembah, Allah tetap Rabbul Alamin. SifatNya melekat dan baqa (kekal). Allah Maha Terpuji tanpa ada pujian dari manusia.
Tapi kalo manusia kelaparan dan tidak makan maka mereka akan mati. Itu sebabnya kita diperintahkan untuk sedekah. Perintah ini didahulukan daripada perintah yang berkaitan dengan hak Tuhan. Yang butuh didahulukan daripada yang tidak butuh.
- Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?
- Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
- Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
- Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.
- Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.
- Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.
Tertibnya pertanyaan 6,7,8 dijawab oleh ayat 9,10,11. Tapi perhatikan surat adh Dhuha diatas. Pertanyaan ayat 6 dijawab oleh ayat 9
Pertanyaan ayat 7 yang merupakan hak Tuhan harusnya dijawab oleh ayat 10 tapi malah diakhirkan pada ayat 11
Dan pertanyaan ayat 8 dimajukan ke ayat 10
Allah tak butuh ibadah kita tapi dhuafa butuh sedekah kita. Itu sebabnya hak Tuhan bisa dikalahkan oleh hak manusia. Pelaksanaan ibadah individual bisa dikalahkan oleh ibadah sosial. Kisah hajinya Abdullah bin Mubarak diatas adalah contohnya.
Dan ibadah sosial yang paling besar adalah mengajak manusia ke jalan Allah. Saking besarnya amal dakwah maka legitimasi dakwah mengalahkan legitimasi iman.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS Ali Imran: 110)
Pada ayat diatas kata iman disebut setelah kata amar maruf nahi munkar. Padahal kita tau semua amal harus dimulai dari iman. Tapi khusus dakwah beda, ada gelar spesial dari Tuhan. Maka kalo kalian liat ada anak muda aktif di masjid dan mengajak teman2nya untuk ke masjid, gak usah tanya keimanannya. Dan kalo kalian liat anak muda ngajak ngaji rekan2nya, gak usah ragukan keimanannya.
Recent Comments