Tiga Amalan Hebat Pada Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan

Tiga Amalan Hebat Pada Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan
Bagikan

Tiga Amalan Hebat Pada 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan

“Jika kuda pacu sudah mendekati garis finish, dia akan mempercepat lajunya (mengerahkan seluruh tenaganya) untuk memenangkan perlombaan. Maka, jangan sampai kuda pacu lebih cerdas darimu (pada hari-hari terakhir Ramadhan ini).” (Al-Hafizh Ibnu Al-Jauzi)

Adakah jaminan kalau Ramadhan tahun depan kita masih hidup? Tidak ada jaminan sama sekali. Boleh jadi, Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan terakhir kita.

Maka, selagi Allah Ta’ala masih memberi kesempatan, kita layak untuk memanfaatkan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk melakukan sebaik-baik dan sebanyaknya ibadah.

Setidaknya ada tiga ibadah sunnah yang bisa kita optimalkan di luar ibadah wajib, semisal shaum, shalat fardhu, dan zakat. Apa sajakah itu? Dalam Fathul Mu’īn, Syeikh Zainuddin Al-Malibari menyebutkan:

Pertama, memperbanyak sedekah. Kedua, memperbanyak membaca Al-Quran. Ketiga, memperbanyak ibadah, terkhusus i’tikaf.

As-Sayyid Bakri Syatha Ad-Dimyathi kemudian memperinci ketiga hal ini dalam Hāsyiyah I’ānatith Thālibīn sebagai syarah dari Fathul Mu’īn.

1. Memperbanyak Sedekah

Ramadhan adalah bulannya sedekah, bulannya kedermawanan, bulannya berbagi dan memberi, terlebih lagi pada sepuluh hari terakhirnya. Lalu, sedekah apa saja yang bisa kita berikan?

1 – Tausi’ah ‘alal ‘iyâl (memberi kelonggaran kepada keluarga).

Maka, seorang suami layak memberi tambahan belanja kepada istrinya lebih dari biasanya. Hal ini berlaku pula untuk anggota keluarga yang lain, terlebih yang berada dalam tanggungan, semisal orangtua dan anak.

2 – Berbuat baik kepada karib kerabat, tetangga, teman dan orang-orang di sekitar kita sebagai wujud ittibâ’ kepada Rasulullah ﷺ.

Adapun bentuknya bisa memberi hadiah, meringankan beban kesusahannya, mengenyangkan perutnya saat berbuka puasa atau sahur, dan lainnya.

3 – Memberi makan orang-orang yang berbuka puasa. Ada dua level memberi makan orang yang berbuka.

Pertama, level maksimal, yaitu memberi makan malam yang mengenyangkan, semisal memberi nasi plus lauk pauknya.

Kedua, level minimal, yaitu memberi makanan ta’jil atau makanan ringan sekadar untuk membatalkan puasa, semisal memberi air, kurma, pisang dan sejenisnya.

2. Memperbanyak Membaca Al Quran

Ramadhan adalah bulannya Al-Quran. Pada bulan inilah Al-Quran diturunkan. Pada bulan inilah pahala bacaan Al-Quran akan dilipatgandakan lebih dari biasanya.

Adapun di antara amalan yang bisa kita lakukan terkait Al-Quran adalah:

1 – Tadarus Al-Quran, yaitu saling menyimak bacaan dengan orang lain (pasangan, dengan anak, atau teman).

2 – Menyediakan waktu khusus untuk membaca Al-Quran. Termasuk pula mengoptimalkan waktu luang untuk bertilawah, kapan saja dan di mana saja, kecuali di toilet dan sejenisnya.

3 – Mengoptimalkan waktu-waktu utama untuk membaca Al-Quran. Pada malam hari, kita bisa membaca Al-Quran pada waktu sahur dan antara waktu Maghrib dan Isya. Adapun pada siang hari, waktu paling utama adalah bada shalat Subuh.

3. Melaksanakan I’tikaf

Beri’tikaf di masjid termasuk amalan yang sangat ditekankan pelaksanaannya pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. Namun demikian, hukum i’tikaf tidak sampai wajib, kecuali bagi mereka yang bernazar untuk melakukannya.

Berapa lama durasinya? Imam An-Nawawi menyebutkan bahwa durasi i’tikaf bisa lama dan bisa pula sebentar.

Al-Imam Ibnu Naqib Al-Mishri menyebutkan bahwa kadar minimalnya adalah thuma’ninah, yaitu sekadar bacaan tasbih, yaitu subhānallāh atau subhāna rabbiyal ‘azhīm. 

Adapun kadar afdhalnya adalah satu hari, yaitu dari Maghrib sampai datang Maghrib pada hari berikutnya. “… agar i’tikaf itu tidak kurang dari satu hari, (sebagaimana dilakukan oleh Nabi ﷺ dan sahabat).” (Al-Majmu’, Imam An-Nawawi)

Tentu saja, baik lama atau sebentar, kita wajib memperhatikan aneka ketentuan yang ada di dalamnya, termasuk soal waktu, tempat, rukun dan sunnah-sunnahnya, dan juga pembatal-pembatalnya.

Disarikan dari Fathul Mu’īn, Hāsyiyah I’ānatith Thālibīn, Tiga Amalan Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan dan Fikih I’tikaf (Sabilun Nashr)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: