Progam Pembelajaran Individual Untuk Anak Berkebutuhan Khusus di Rumah

program pembelajaran individual ABK
Ilustrasi foto: uldforparents.com
Bagikan

Cara sederhana membuat Progam Pembelajaran Individual untuk anak berkebutuhan khusus di rumah

Oleh: Yoga Budhi Santoso

A. Apa tujuan kita belajar?

Dulu para manusia purba mungkin pertama kali menangkap hewan buruan dengan cara mengejar-ngejarnya, dan ternyata itu sangat melelahkan. Oleh karenanya mereka mulai belajar mencari cara lain, mereka mencoba menggunakan batu untuk melempar hewan buruan, dan ternyata dengan itu pun mereka masih sulit untuk mendapatkan hewan buruan. Mereka belajar lagi dengan mencoba meruncingkan batunya dan mengikatnya di batang kayu untuk dijadikan tombak. Mereka terus belajar dan belajar untuk menemukan cara yang paling efektif untuk mendapatkan heban buruan.
Untuk apa mereka melakukan itu semua? Ya… jawabannya adalah agar mereka bisa bertahan hidup.

Jika dilihat dari penjelasan singkat di atas, salah satu tujuan dasar dari manusia untuk belajar adalah agar bisa bertahan hidup, dan agar bisa bertahan hidup, manusia harus memiliki sebuah keterampilan yaitu beradaptasi di lingkungan.

Jadi secara umum tujuan kita mengajarkan anak-anak kita yang berkebutuhan khusus minimalnya adalah untuk mengajarkan mereka keterampilan adaptif dan mereka bisa berkembang optimal sesuai kapasitas dan potensi mereka (bahasan ini belum saya bahas di tulisan ini).

B. Apa itu adaptif?

Secara sedeharan adaptif adalah dapat menyesuaika diri dengan keadaan. Untuk menilai seorang sudah dapat memiliki keterampilan adaptif, setidaknya ada tiga hal yang mejadi ukurannya:

  1. Umur
  2. Tempat
  3. Budaya
    Maksudnya, jika kita ingin menilai apakah seseorang sudah ada adaptif atau belum, tinggal perhatikan tiga hal tersebut. Dia “umur” berapa? “tempat” dia sedang ada dimana?, dan “Budaya” orang dilingkungannya umumnya mengharapkan ia “bisa apa”?
  • “Bisa apa” nya itu untuk semua aspek ya…, (keterampilan sosial dan kemandirian, motori, bahasa-komunikasi, kognitif)

Misalnya:
Anak anak umur 3 tahun
Tempatnya sedang ada di dapur
lingkungan mengharapkan apa untuk anak umur 3 tahun saat di dapur?
Ya… paling… lingkungan berharap anak ini paham instruksi sederhanana seperti “Buangin tisunya ke tempat sampah!”, atau diminta ambil gelas, atau benda lain yang bisa anak gunakan. Untuk aspek bahasa ekpresif anak bisa menjawab saat ditanya ini apa? (untuk benda yang biasa dia gunakan).
Nah… kalau masih banyak yang belum bisa, bertri anak belum menguasai keterampilan untuk dapat adaptif di tempat tersebut.

C. Apa itu Progam Pembelajaran Individual?

Program pembelajaran indivual adalah progam yang secara spesifik ditujukan untuk satu individu itu. Mengapa perlu progam individual? Karena setiap anak “unik”. Setiap anak berkebutuhan khusus memiliki potensi dan habatan yang berbeda. Bahkan walau ada 10 anak dengan diagnosa yang sama di umur yang sama sekalipun, kemampuan mereka bisa jadi sangat berbeda.

D. Bagaimana cara simple membuat PPI?

Hal yang penting yang membantu kita dalam membuat program pembelajaran individual adalah logika berpikir tentang program itu sendiri.
a. Program itu disusun untuk memudahkan kita “orang tua/guru/terapis” dalam membelajarkan anak. Progam menjadi panduan sistem matis untuk membantu anak berkembang sesuai dengan kapasitas dan potensinya.
b. Tujuan minimal dari kegiatan belajar adalah bisa adaptif di lingkungan
c. Untuk bisa adaptif ada 3 kriteria yang harus dipertimbangkan yaitu umur, tempat dan budaya.

Contohnya begini:
Jika kita punya anak berkebutuhan khusus, umur berapa pun, cara menentukan programmnaya adalah dengan langkah sederhana berikut:

  1. Ajak kesuatu tempat
  2. Pikirkan keterampilan yang diharapkan lingkungan untuk dikuasai oleh anak di usia tersebut di tempat tersebut (* ingat ya.. untuk semua aspek: motork, bahasa-komunikasi, dst)
  3. Minta anak untuk melakukannya
  4. Buat catatan mana yang bisa dan mana yang belum
  5. Kelompokkan bedasarkan aspeknya (data inilah yang menjadi dasar bagi orang tua dalam menyusunan progam pembelajaran individual bagi anaknya.

E. Bagaimana rumus membuat progam

Jika dimatematikakan rumus progam bisa kita tulis dengan:

Rumus pertama:

n + 1
m + 1
dan seterusnya

Apa itu n, m dan 1?
“n” atau “m” adalah kemampuan yang sudah di kuasai anak
misalnya “n” untuk program aspek bahasa, “m” untuk program dalam aspek motorik, dan seterusnya.

Angka “1” adalah progam yang anak kita berikan pada anak
Simpelnya, Progam itu menambahkan satu dari apa yang sudah anak kuasasi… Sesimple itu… gampangkan? 

Contoh rumus n +1:
a. Saat di kamar mandi anak baru paham 1 instruksi yaitu “tutp pintu!”, kita tinggal tambahkan satu lagi misalnya “Buka keran!”
b. Anak sudah mengenal 2 anggota tubuh, gigi dan kepala, maka programnya tambahkan 1, misal kita memilih “kaki”
c. Anak belum tau satu warna pun (berarti n = 0), berarti kita tambah satu warna “merah”

Rumus ke 2
m x n
contoh:
kita bisa mengkalikan dua porgam yang anak sudah kuasai, misal anak sudah mengenal anggota tubuh degan benar, program berikutnya ia sudah mengal dirinya dan orang terdekat. Maka kita gambungkan progam ini. Progamnya adalah anak harus bisa menujuk anggota tubuh sesuai dengan kepemilikan. Misal: “Pegang hidung ayah!”, “Pegang hidung taqiya”

Rumus ke 3
2n
3n
Dst.

Contoh:
Jika anak sudah menguasai instruksi 1 tahap, maka progam berikutnya kita bisa mengajarkan mereka untuk instrui 2 tahap, Misalnya “dadah lalu kiss bye!”

Jika anak sudah bisa mengenali benda-benda. Maka progam berikutnya kita bisa tamhakan jadi program mengambil dua benda, Misal: “Ambil buku dan pensil”

Sementara 3 rumus dulu 

Bagaimana pertimbangan dalam mententukan atau memilih angka “1” (memilih program apa yang akan diajarkan terlebih dahulu pada anak)?

  1. Pilih yang paling fungsional (Maksudnya progam kita pilih sebisa mungkin adalah sesuatu yang anak mereka butuhkan dalam kehidupan mereka)
  2. Pilih yang paling mungkin segera dicapai oleh anak (maksudnya kalau ada 5 keterampilan yang belum dikuasasi anak dan kita akan memasukkannya ke dalam pe, pilihlah yang paling mudah dulu, karena anak perlu banyak pengalaman berhasil untuk lebih termotivasi. mulai dari yang anak sukai, jika anak suka munkin akan lebih mudah dikuasai anak)
  3. Pilih yang mendasari keterampilan berikutnya (misal jika kita ingin mengajarkan anak nama-nama benda, padahal anak belum bisa mengelompokkan benda, maka sebelum anak diajarkan itu, mengajarkan anak mengelompokkan benda menjadi penting untuk diajarkan lebih dulu, karena seseorang bisa mengenali sesuatu, jika dia sudah memiliki kemampuan membedakan)
  4. Tambahan -> jika sebuah progam/yang menjadi target akan diajarkan kepada anak dirasa “kompleks” maka kita bisa memecah keterampilan itu menjadi keterampilan-keterampilan lain yang lebih kecil, dan diajarkan satu persatu bagian, kemudian baru digabungkan.

Walau tidak banyak Semoga Bermanfaat.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: