Kemenangan

Kemenangan
Ilustrasi foto: hni.id
Bagikan

Kemenangan

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Didalam sebuah penjara ada 3 orang terpidana. Satu orang sholeh dan lainnya orang biasa. Mereka dipenjara oleh kasus yang berbeda. Orang sholeh terkena finah sementara dua orang lainnya kasus kriminal ringan.

Selama dipenjara orang sholeh ini mengajarkan kepada dua orang ini nilai2 kebaikan. Diajak ngajilah, diajarkan akidah dan syariat Islam. Walau didalam penjara orang sholeh ini tak henti berbuat kebaikan. Apa ganjaran Allah atas perbuatan baik ini ?

Satu ketika diumumkan amnesti dari kerajaan. Dua orang ini mendapat pengampunan, bebas dari penjara sementara orang sholeh ini tetap dipenjara. Adilkah takdir Allah ini ? Tidak menurut kacamata awam. Bagaimana mungkin Allah membiarkan fitnah jahat yg tdk dilakukan orang sholeh yang senantiasa berbuat baik tetap terjadi sementara kejahatan kriminal terbebaskan ?

Tapi nanti dulu… takdir Allah tidak bisa diliat dengan kacamata kebodohan yang kita miliki. TakdirNya harus diliat dengan hikmah yang diilhamkan kepada para ulama. So.. Kita harus belajar agar tau bagaimana takdir itu berjalan.

Satu dari dua orang yang bebas dari penjara akhirnya kerja sebagai jongos. Jadi pelayan yang tuangin minum raja. Kalo sekarang selevel ama OB, level terendah dalam sebuah perusahaan.

Yang satu lagi malah apes, baru keluar uda dihukum mati.

Lalu bergunakah kemenangan sesaat ini setelah kita tau takdir selanjutnya ? Tidak. Itu sebabnya memahami takdir Allah tidak bisa dengan pikiran awam model kita harus dengan pemahaman para ulama.

Adapun kebebasan orang sholeh ini tertunda beberapa tahun lamanya. Sampai satu saat ada krisis ekonomi yang melanda negeri. Orang sholeh ini dibebaskan langsung melalui keputusan raja, bukan melalui dirjen pemasyarakatan atau menkumham setelah terbukti tak bersalah. Dia diangkat sebagai raja menggantikan penguasa sebelumnya yang tak mampu mengatasi masalah.

Itulah kisah Nabi Yusuf as.

Hikmah Dipenjaranya Yusuf

Bergunakah kemenangan tertunda yang dialami Nabi Yusuf ? Iya. Jika beliau ikut dibebaskan bareng dua orang temannya, kebayangkah oleh kalian pekerjaan apa yang bakal digeluti oleh Yusuf, mantan bujang seorang bangsawan. Kalo kalian hanya punya pengalaman trainer tidak akan mungkin diangkat sebagai direktur keuangan walau mengerti ilmunya.

Ketika Yusuf dibebaskan pada saat yang tepat maka beliau menjadi raja. Begitulah hikmahNya selalu tersembunyi dalam takdir.

Dan begitulah di setiap sunnahNya tersembunyi hikmah yang besar. Kita orang bodoh mungkin tidak tau apa hikmahnya dan hanya tau setelah Dia membuka tabir hikmah. Saat itu kita hanya berkata, “Oo.. ternyata itu sebabnya Allah menunda kemenangan”.

Saat ini proses perjuangan ada di MK, final fight. Setelah ini tak ada lagi perjuangan secara konstitusional. Apakah kemenangan bisa diraih disini kita tidak tau. Yang kita tau doa dan harapan harus selalu bergantung kepada Allah.

Al Quran bicara tentang kisah Nabi Yusuf bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. Yusuf telah berbuat baik semasa hidupnya, beliau tidak membalas perlakuan buruk saudara2nya, tidak dendam atas fitnah yang menimpanya, dsb. Dengan inilah Allah memberi kedudukan kepada Yusuf di Mesir.

Jadi sekarang ini fokus kita adalah tetap berbuat baik ; santunan yatim tetap dijalankan, doa tetap dipanjatkan, ibadah tetap didawamkan (dirutinkan), ngaji tetap berjalan, rekrutmen tetap dilaksanakan. Jika kebaikan tetap berjalan maka itulah tanda kemenangan akan tiba.

Kemenangan itu jika kebenaran ada di diri kita, kata Imam Ahmad. Bentuknya bagaimana kita juga gak tau. Jangankan kita, Nabi Yusuf yang punya ilmu takwil mimpi aja gak tau kesudahan nasibnya ketika di penjara. Lha kita jangankan takwil, isyarat dalam Al Quran aja luput mlulu. ??

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: