Kemudahan Ada Bersama Kesulitan

Bersama kesulitan ada kemudahan
Ilustrasi foto: umma.id
Bagikan

Kemudahan Ada Bersama Kesulitan

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Kemarin saya tanya kalian : Ada sebuah negara bagian di AS ber-nama Massacuset.
Bagaimana cara mengeja-nya yang benar.

Dari yang berani menjawab gak ada yang benar. Bahkan yang mencoba berkali-kali pun tetap salah. Hebat orang seperti ini, gak gampang putus asa. Mayoritas diam karena gak tau jawabannya atau mungkin jawabannya sama seperti yang dijawab.

Kesalahan kalian adalah terpaku pada kalimat: Ada sebuah negara bagian di AS ber-nama Massacuset. Tulisan massacuset diatas salah dan memang sengaja saya salahin. Saya juga gak tau yang bener kalo gak buka google. Karena penulisannya salah maka kalian berlomba-lomba mencari tau yang benar seperti apa kemudian mengejanya. Padahal ini jebakan betmen. Apa susahnya bagi saya menulis Massachusetts kemudian menyuruh kalian mengejanya ?

Sekarang perhatikan jika saya jadikan pertanyaannya berdiri sendiri maka menjadi : Bagaimana cara mengeja-nya yang benar. Biar lebih jelas saya tulis begini : Bagaimana cara mengeja-NYA yang benar. Maka jawabannya adalah : N, Y, A.

Mudahkan ? Bahkan Fadlan anaknya Ferry juga tau. Padahal uda saya kasi tanda pisah lho, tapi masih pada gak ngeh.

Kalo gitu sih kita tau bang. Cuma kan ada kalimat : “Ada sebuah negara bagian di AS ber-nama Massacuset” didepannya. Kita pikir kata “nya” kembali kepada Massacuset. Kan uda saya bilang ini jebakan betmen. Kalian berpikir seharusnya bukan berpikir sebenarnya.

Dalam ujian kehidupan juga begitu. Kita berpikir kalo mau duit untuk makan maka harus kerja, ini namanya berpikir seharusnya, menurut kebiasaan. Maka tatkala wabah melanda dimana jumlah penumpang menurun driver ojol menjerit. Saat tamu turun drastis pemilik hotel mengeluh. Saat pengunjung tidak ada maka pemilik tempat hiburan dan tukang jualan memekik. Saat stay at home diberlakukan maka ibu-ibu teriak makan darimana kalo gak boleh keluar dan gak boleh kerja. Begitulah jika berpikir menurut seharusnya.

Jika kita perhatikan kisah Maryam saat beliau menyendiri dalam sebuah bangunan mihrab (stay at home) maka Allah turunkan kepadanya makanan.

Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (Ali Imran : 37)

Jika menurut logika manusia sekarang tidak mungkin gak kerja, gak keluar, dan gak ada yang ngasih bisa dapat makanan. Ini berpikir menurut seharusnya. Padahal sebenarnya Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.

Bahkan begitu luar biasanya kekayaan Allah, Dia berikan makanan kepada satu bangsa yakni Bani Israil di jaman nabi Musa.

Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa”. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri (Al-Baqarah: 57)

Peristiwa ini terjadi saat Bani Israil tersesat di sebuah padang pasir At-Tih yang terletak di kawasan semenanjung Sinai selama 40 tahun. Di padang At Tih cuma mereka doang gak ada orang lain, kalo sekarang disebut lockdown. Jadi selama 40 tahun Allah beri mereka makanan !

Ada kesulitan makanan bagi Maryam saat stay at home ternyata Allah berikan jalan keluarnya. Ada kesulitan makanan bagi Bani Israil saat lockdown 40 tahun ternyata Allah berikan jalan keluarnya. Ada kesulitan bagi kita di tengah wabah ini padahal sebenarnya ada jalan keluar cuma banyak yang tidak melihatnya. Sebagaimana orang yang tidak melihat jawaban dari kuis sudah ada dalam pertanyaan.

Maksud kuis kemarin untuk memberitahu kalian bahwa ujian itu datang bersama jawaban jika kalian mengetahuinya. Paham ya…?

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: