Keluhan yang Berbeda

Keluhan
Ilustrasi foto: highlight.id
Bagikan

Keluhan yang Berbeda

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Laki-laki berbeda dengan perempuan. Apa yang dikeluhkan oleh laki-laki berbeda dengan yang dikeluhkan perempuan. Walau sama-sama mengadukan masalah keluarga tapi syakwa (keluhan) laki-laki dalam hal ini diwakili oleh Nabi Ya’qub as adalah tentang anaknya, harapan masa depannya.

Sementara syakwa (keluhan) perempuan yang diwakili oleh Khoulah adalah tentang suaminya, pemimpin dan sandaran hatinya.

Ini salah satu kunci parenting. Bagi laki-laki, anak menempati posisi paling berharga dan begitu menyita perhatiannya. Saya ingat perkataan Agus (dalam bentuk chat WA), saya copas disini :

“Ane sangat sayang ama anak anak. Jadi ane harus menjaga suasana hati umminya. Walau hanya dgn 2 potong tahu isi pedas 4 rebu perak sepulang kantor.
Kalau ane marah atau dzalim ama istri. Biasanya anak anak jadi korban pelampiasan.
Oleh karena itu ane harus banyak minta maaf ke istri ane. Walau dia tdk merasa ane berbuat salah.”

Anak itu yang bikin Agus dan bapak-bapak lainnya tegar dalam memikul kesusahan dan kepedihan ketika bekerja. Apapun mereka lakukan untuk kehidupan anaknya. Itu fitrah yang Allah tetapkan. Maka yang disebut keluarga jannati adalah ketika istri menyiapkan dan mendidik anak-anaknya dengan maksimal. Karena di tengah kelelahan suami, anak-anak yang menjadi penyejuk pandangan mata akan menghapus semua penat itu. Seperti perkataan Asyi’ah kepada Firaun.

Dan berkatalah isteri Fir’aun: “(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. (Al Qashash : 9)

Jadi emak-emak tolong perhatikan anak-anakmu, jangan biarkan tumbuh tanpa perhatian dan kasih sayang. Terkadang anak itu jadi perekat rumah tangga yang mau pecah. Iya ada suami yang menahan talak karena melihat anak-anaknya. Dia kasian jika sang anak tumbuh tanpa ibunya. Kisah kisruh rumah tangga Helmy Yahya bisa jadi contoh. Tahun 2006 sempat mau cerai dari istrinya ternyata anak-anaknya menyatukan mereka, meminta ortu rukun kembali. Saat itu Helmy Yahya sedang jaya-jayanya sebagai presenter kuis. Semua kuis yang dipegang selalu booming. Nasehat banyak orang tak ada yang bisa merekat tali yang putus tapi omongan anak kecil mampu meluluhkan besi.

“Anak-anak menangis, omongan Rendy (anaknya) memukul kita. Ternyata anak-anak diskusi bertiga di belakang kita. Kadang-kadang anak-anak jadi orang dewasa, orang dewasa jadi anak-anak,” kata Helmy.

Semua emosi jadi surut kalo melihat dan mendengar ucapan penyejuk mata. Walaupun pada akhirnya 4 tahun kemudian benar-benar berpisah. Tapi kisah ini cukup memberi pelajaran akan pentingnya peran anak dalam rumah tangga.

Sementara bagi perempuan, suami merupakan hal yang paling membahagiakan atau menyengsarakan. Dalam bahasa yang lebih tepat, Rasul menyampaikan: pintu surgamu atau nerakamu!

Perempuan yang dapet suami dengan akhlak baik maka mendapat surga dunia. Suami akan memberi sentuhan dan perhatian terbaiknya kepada sang istri. Ini dambaan setiap perempuan, ingin diperhatikan.

Suami yang membahagiakan istrinya. Sang istri akan mendidik anak-anaknya dengan tenaga yang tak pernah habis. Dengan perhatian dan pendidikan istri sebaik itu, akan hadir anak-anak istimewa. Dan anak-anak seperti inilah yang membuat suami terus berkarya dan menjadi pahlawan bagi rumahnya.

Suami ke istri, istri ke anak-anak, anak-anak ke ayah (suami). Ini alur fitrahnya. Dan ini yang disebut baiti jannati. Kalo alurnya hanya ke istri saja namanya Sita Nurbaiti..

Apa yang diucapkan Agus sudah sesuai dengan alur fitrah. Bahagiakan istri niscaya anak-anakmu akan terjaga. Dan dirimu akan bahagia pula.

Satu lagi yang mau saya sampaikan, coba kalian para kaum laki renungkan keluhan Khaulah berikut ini :

Ya Rasululullah, dia telah memakan usia mudaku, telah aku gelarkan perutku (maksudnya: anak-anak), hingga ketika telah tua usiaku dan telah terputus keturunanku, dia mendziharku (mengatakan bahwa aku haram baginya). Ya Allah, aku mengadukan ini kepada Mu.

Pada saatnya nanti kalian akan mengalami kondisi yang sama. Istrimu telah menghabiskan masa mudanya untukmu, dia telah melahirkan anak2mu. Apakah dengan kondisi seperti ini kalian akan menzhaliminya ?

Ingat aduan seorang perempuan tua yang telah mengguncang Arsy :
Sungguh, Allah telah Mendengar ucapan perempuan yang mengajukan gugatan kepadamu (Muhammad) tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah, dan Allah Mendengar percakapan antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar Maha Melihat.

Kalian perhatikan ini :

Sami’a (سمع) adalah kata kerja bentuk lampau yang memastikan bahwa Allah dengan pasti telah mendengar keluhan itu. Uda gitu diawali dengan kata penguat qad (ﻗﺪ), bermakna sungguh. Jadi artinya Sungguh Allah pasti telah mendengar keluhan itu.

Yasma’u (يسمع) adalah kata kerja bentuk sekarang dan yang akan datang, yang menunjukkan bahwa Allah sedang mendengar dan terus siap mendengar keluhan itu.

Samii’un (سميع) adalah Fa’il yang menjadi sifat Allah, menyatakan sudah merupakan nama dan sifat mulia Allah yang tak pernah berganti bahwa Dia telah menetapkan memiliki sifat mendengar keluhan itu.

Pada waktunya nanti istrimu akan beruban disaat karirmu sedang diatas, berhati-hatilah kalian wahai para bapak jika berdalil dengan ayat : maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. (An Nisa : 3), jangan sampai syakwa istrimu tembus ke Arsy. Habislah dirimu…

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: