Takut Corona

Corona virus
Ilustrasi foto: id.wikipedia.org
Bagikan

Takut Corona

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Hidup itu harus ngikutin aturan Allah. Jadi simpel gak pake rumit. Kita baru tau kalo sumber kesehatan dimulai dari mencuci tangan saat WHO keluarin pamflet mencuci tangan yang bener agar dapat meminimalisir penyebaran Corona. Padahal Islam udah 15 abad lalu ngajarin mencuci tangan lewat wudhu. Dan hebatnya cuci tangan adalah urutan pertama dalam wudhu sebelum membasuh yang lain.

Feri kalo main bola, eeh maksud saya kalo dia nonton Persija pasti ngeliat pemain bola flush mulutnya pake air. Yang gak tau flush itu adalah kumur-kumur dengan air kemudian dibuang. Menurut penelitian dengan flush dapat meningkatkan konsentrasi pemain. Penelitian ini baru-baru aja, pemain jadoel seperti Pele gak tau dan gak melakukannya. Sementara Allah perintahkan kita berkumur dalam wudhu sejak 15 abad lalu.

Para dokter kalo mau melakukan tindakan operasi mencuci kedua tangannya terlebih dahulu. Mencuci tangan sampai siku dengan sabun disinfektan agar steril setelah itu pake sarung tangan. Sterilisasi model begini baru dilakukan pada awal abad 19 sementara Islam sudah mengajarkan membasuh tangan hingga siku dalam wudhu 13 abad sebelumnya.

Ikut syariat Allah itu untuk kita sendiri hasilnya. Mempercayai saja perintah-perintahNya dan melaksanakannya sudah bikin kita selamat. Memikirkan dan menelitinya membuat iman lebih mantab dan lisan mengucapkan :

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Ada fenomena alam berupa gerhana matahari, syariat menyuruh kita melaksanakan sholat dengan ketundukan dan ketakutan akan kekuasaan dan kehebatan Tuhan

Kejadian gerhana bukan fenomena yang disambut dengan sukacita. Ada euforia bersama-sama melihat matahari tertutup bulan. Pertanda ini harus disambut dengan ketakutan dan kekhusyuan.
“seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis.” (HR Bukhari)

Beda halnya dengan menyambut hari raya. Ini hari dimana kaum muslimin bergembira, bikin jamuan dan berpakaian yang bagus. Jangan kebalik giliran gerhana gembira sementara pas Idul Fitri malah tangis-tangisan.

Ada kejadian Corona bagaimana perasaan kalian ? Ada yang dibuat enjoy aja seperti Iqbal & Sigit. Ada yang bingung dengan info yang simpangsiur seperti Budi. Ada yang kuatir seperti Rachma. Ada yang berdo’a dan berusaha seperti Agung. Ada yang waspada dan siaga seperti Feri dan Wina. Ada yang kesel ama warganya seperti Zikri. Ada yang PHBS & pingitan keluarga seperti Harun (suwer saya gak tau PHBS itu apa). Ada yang diam dan limited seperti Mustakim. Dan ada yang gak jawab seperti Nursalam, Agus, Feri dosen, Sita, Irma, Arief, Ina, Bambang, dll.

Ini sebenernya uda tinggal tayang, HP uda mati, sayapun uda tidur. Tapi pagi ini saya baca masih ada yang jawab. Ada yang merasakan kelemahan manusia seperti Muhyidin. Ada yang takut seperti Eri dan Irma. Ada yang kuatir seperti Arief dan Alim. Uda close ya.., berarti yang gak jawab dari yang diatas Nursalam, Agus, Feri dosen, Sita, Ina, dan Bambang. ?

Oke.. kita luruskan dulu. Pertama harusnya perasaan kita semua ketika mengetahui adanya corona adalah takut. Karena rasa takut itulah tujuan Allah menurunkan virus corona ini.

Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. Dan telah Kami berikan kepada Tsamud unta betina itu (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti. (Al Isra : 59)

Angin kencang, banjir, gempa, dan corona semua adalah tanda-tanda dariNya. Agar kita takut dan kembali kepadaNya. Coz kaum durhaka dahulu dikasi tanda bukannya takut malah nantangin diturunkan adzab.

Dan mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. (Al Ankabut : 53)

Gile bener… adzab ditantangin, corona yang jadi tanda dariNya aja uda bikin kita was-was apalagi adzab.

Jadi jika ada perasaan takut pada diri kita berarti fitrah kita telah sesuai dengan apa yang Allah kehendaki sebagaimana firmanNya : Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti. Setelah itu mau waspada, siaga, berusaha, berdoa, dsb itu tahap selanjutnya.

Jadi kalo ada yang tanya : apakah kalian tidak shalat di masjid karena takut Corona?
Iya benar saya takut.

Dan jika kalian takut virus corona menjangkiti keluargamu dan teman-temanmu. Maka berbahagialah dengan fitrahmu itu.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: