Apa yang Dikeluhkan?

Mengeluh
Ilustrasi foto: Fb Kata-Kata Bijak
Bagikan

Apa yang Dikeluhkan?

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Istri-istri kalian perempuan kan? Nah berarti masuk dalam kategori orang yang sering bicara/curhat. Suami harus pasang telinga yang banyak. Gak perlu ditanggepin apalagi dikasi solusi, didengerin aja kalian bakal dibikinin wedang jahe. Itu fitrah perempuan yang Allah isyaratkan dalam surah Al Mujadalah ayat 1.

Sungguh, Allah telah Mendengar ucapan perempuan yang mengajukan gugatan kepadamu (Muhammad) tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah, dan Allah Mendengar percakapan antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.

Seakan-akan ayat ini mau kasi tau kepada kaum perempuan Allah serius mendengarkan keluhan mereka dengan 2 kali perulangan kata kerja mendengar, masing-masing dalam bentuk lampau, bentuk sekarang dan masa akan datang. Ditambah satu kata mendengar yang merupakan sifatNya. Allah Yang Maha Mendengar mendengarkan keluhan perempuan yang diucapkan pada masa lalu dan mendengar ucapan yang diucapkan sekarang dan yang akan datang.

Sifat perempuan itu demen banget menceritakan permasalahannya kepada sesama teman. Mereka bisa bicara 3 jam tanpa henti cuma untuk menceritakan satu kejadian. Tapi giliran munajat kepada Allah gak lebih dari 13 menit, itupun uda berasa panjang. Padahal temennya hanya menangkap 30% dari apa yang diomongin, itupun dengan catatan benar-benar full mendengar.

Ayat ini menegaskan kalo emak-emak mau mengeluh/mengadu maka mengeluhlah kepada Allah karena sungguh Dia mendengarkan apa keluhan kalian. Tidak ada di dunia ini yang mendengarkan keluhan kalian sebagaimana Allah mendengar walaupun itu suamimu yang tiap hari bilang I Luv U.

Buat bapak-bapak ayat ini kasi tau kalo bini lagi marah atau ngambek dengerin aja ocehannya. Dia sedang mengeluarkan apa yang ada didalam. Liat baju di lemari berantakan gara-gara suami ngambil baju gak bener. Biarin ajah, yang ngomel kan mulut sementara tangannya bekerja merapikan baju. Besok diliat berantakan, lagi-lagi sambil ngomel ngerapiin baju. Begitu seterusnya gak ada bosen-bosenya ngomel. Padahal itu uda kodrat laki-laki, saya belum pernah liat ada lemari laki-laki yang rapi.

Tips rumah tangga biar awet itu adalah ketika istri sedang bicara atau curhat atau ngomel maka suami jadi pendengar yang baik. Atau sebaliknya saat suami bicara istri yang mendengarkan. Nah rumah tangga yang uda diujung tanduk itu jika suami istri bicara sementara tetangga yang mendengarkan.

Rina Sastrawati paham ya.. saya panggil yang gak pernah komen tapi rajin arsip materi. Kalo yang rajin komen tapi males arsip gak usah disebut, and you know who are they.

Apa yang dikeluhkan oleh Nabi Yaqub dan Khaulah? Keluarga.
Nabi Yaqub mengeluhkan anaknya Yusuf yang hilang.

Dan Ya’qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: “Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya). (Yusuf : 84)

Dia (Ya‘qub) menjawab, “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (Yusuf : 86)

Sementara Khaulah mengeluhkan suaminya yang telah menzhihar dirinya (lihat ucapannya pada materi sebelumnya).

Masalah besar dalam kehidupan manusia itu adalah keluarga. Masih ingat ucapan Nabi Luth karena tidak punya keluarga besar ? Ingat tentang kegembiraan keluarga Ibrahim mendapat berita lahirnya seorang anak ?

Keluarga menempati urutan pertama yang harus diselamatkan dari api neraka.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; (At Tahrim : 6)

Maka tatkala ada dua orang shalih yang mengeluh tentang keluarganya, Allah tidak mencela mereka justru Allah mengatakan Dia mendengar.

Sayangnya dari 16 orang yang jawab survey tak satupun yang mengatakan keluarga. Ada jawaban yang nyaris mirip yakni milik Arief : bertemu keluarga di surga. Dikritik Harun dia gak pede padahal uda S2 akhirnya diganti : keteguhan dan keimanan, malah makin jauh. Angyun jawab yang dikeluhkan sekitarnya, sayang kurang spesifik. Sekitar itu bisa keluarga inti, keluarga besar, atau lingkungan rumah.

Yang lain menjawab pada threat bukan pada obyek. Yang jawab keselamatan, perlindungan, keberkahan, jalan keluar maksud sebenarnya adalah keselamatan untuk keluarga, perlindungan untuk keluarga, keberkahan untuk keluarga, dst. Tapi kalo hanya jawab keselamatan keluarga masih kurang, selamat tapi gak berkah mau? Jika kalian mau mikir dikit aja seperti mikir pas ujian biokimia yang njelimet itu, pasti ada yang jawab keluarga.

Ada yang jawab pemimpin. Nah pemimpin memang sesuatu diluar kita tapi tidak bisa dijadikan aduan. Coz pemimpin itu dipilih. Makanya Imam Ahmad bilang kalo ada saya punya doa maqbul pasti aku tujukan untuk pemimpin. Karena pada kenyataannya tidak ada doa seperti itu. Bagaimana agar terpilih pemimpin yang amanah dunia akhirat seperti keinginan Agung ? Didiklah putra putri kita menjadi pemimpin. Ini anak-anak kita kalo dikumpulin uda berapa banyak, jika semua dididik memiliki jiwa kepemimpinan dan sifat amanah hanya menunggu waktu agar mereka mendapat pentasnya.

Ada yang jawab jalan keluar bagi bangsa atas wabah covid-19. Ini jawaban bagus kalo mau bikin penggalangan dana. Untuk keluhan tidak bisa seperti ini, terlalu besar permintaannya. Nabi Musa minta kehancuran bagi Fir’aun.

Musa berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan Kami — akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih”. (Yunus : 88)

40 tahun kemudian, iya hampir setengah abad doa ini baru dikabulkan
AlIah berfirman: “Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, (Yunus : 89)

Pada permintaan yang besar ada waktu yang panjang. Sayangnya waktu yang kita miliki tidak sepanjang yang ada pada Bani Israil, gak kebayang wabah baru ilang setelah 40 tahun. Iman kita tidak setebal imannya nabi Musa yang bisa konsisten selama itu. Maka lebih bagus minta yang kecil agar Allah selamatkan keluarga dari virus covid-19, atau selamatkan anggota grup disini bersama keluarganya dari covid-19. Emak-emak tolong do’akan kami ya… ??

Waktu saya minta di grup sebelah agar kita berdo’a sebenarnya saya tujukan kepada emak-emak. Coz satu2nya manusia dalam Al Quran yang keluhannya didengar Allah dari langit ketujuh adalah ucapan kaum perempuan!

Begutulah sejak semalam (materi ini dibuat hari Selasa) dalam doa malam saya tambahkan, “Ya Allah jangan Engkau cabut Corona sebelum Engkau binasakan orang-orang zhalim, orang-orang kafir, dan orang-orang yang membenci agamaMu”.

Kita bersedih melihat Agung dan teman-temannya mempertaruhkan nyawa sambil ‘ngamen’ meminta belas kasihan orang agar membantu kebutuhan APD. Uang 15 T yang digondol koruptor malah buat bailout Jiwasraya, giliran RS tarik dana harus izin Dinkes. Tambah sedih lagi baca curhatan pasien positif Corona dilempar kesana kemari oleh RS karena SOP yang gak jelas antara pusat dengan RS. Di wakanda lebih mudah anda mati membawa Corona daripada suspect Corona. Anda mati langsung dapat penanganan tidak sampai 4 jam sudah dikubur sementara jika sakit bisa berhari-hari baru dapet ruangan. Gila memang…

Semoga Allah binasakan mereka pemimpin yang mengorbankan nyawa rakyat sebagaimana do’a nya Nabi Nuh.
Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. (Nuh : 26).

Oke balik lagi ke materi. Kalian berdakwah terus masyarakat belum berubah maka bersabar sambil berdoa jika bukan mereka maka keturunannya yang akan menerima dakwah ini. Tapi jika kalian menasehati anak dan belum berubah maka mengadu dan mengeluhlah kepada Allah yang Maha Mengetahui. Dan jika emak-emak merasa dizhalimi oleh suaminya maka mengadu dan mengeluhlah kepada Allah Yang Maha Mendengar.

Silakan mengadu kepada Allah tentang apa saja terutama masalah-masalah besar yang tak sanggup lagi kita menanggungnya, lebih khusus lagi masalah keluarga. Jangan mudah mengeluh kepada manusia pada masalah kecil, karena level iman kita akan berputar pada masalah-masalah kecil saja. Mulailah berpikir atas masalah besar. Jangan sekedar pikirkan perutmu terisi, ini masalah sepele tapi pikirkan bagaimana perut orang-orang sekitar juga terisi.

Tahun lalu, awal kerja di Purwakarta, Maryadi japri saya nanya lembaga tahfidz ada dimana (mungkin Maryadi juga lupa dengan pertanyaan ini). Saya diam, baru sekarang saya jawab. Jadi begini level kalian itu bukan lagi ngapalin Al Quran, come on… masih yakin bisa ngapal berulang-ulang ? Level kalian itu menciptakan anak-anak hafidz Quran. Bikin sekolah tahfidz dan biayai operasionalnya. Kelak setiap ayat yang dihapal dan dibaca oleh anak-anak, pahalanya mengalir juga untuk kalian. Ini lebih realistis daripada memaksa otak kembali seperti dulu. Kalo mau ngapal, hapalin aja beberapa surah buat dibaca di sholat malam. Gak usah idealis menghapal sekian juz. Uda hapal gak dipake akhirnya lupa lagi. ?‍♂

Irma contoh orang yang realistis, ketimbang dia yang ngapal mending motivasi anak buat menghapal, kasi iming2 pergi umroh. Akhirnya anak yang di pesantren bisa hapal 17 juz, alhamdulillah. Kalo 17 juz ini dibebankan ke Irma wah.. bahkan Ayana pun tak bisa membayangkannya. ??

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: