Yang Berat Itu Belanja di Toko Muslim

toko muslim
Ilustrasi foto: katariau.com
Bagikan

Yang Berat Itu Belanja di Toko Muslim

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Setelah postingan materi diatas, kemarin Agus japri saya nunjukkin foto kosongnya barang2 di rak minimarket Sodaqo yang diketuainya. Ini fakta bang, katanya. Saya tidak kaget, udah lama tau terhadap goyangnya PT Hydro yang mensuplai semua barang ke Sodaqo dan 212. Saya pun tau penyebabnya.

Hydro punya utang kepada distributor besar untuk menutupi operasionalnya. Dampaknya stok barang distop. Pemasukan selama ini dari toko tidak sebanding. Yang belanja jauh lebih sedikit daripada yang naro saham. Saya ambil analogi begini. Di tokonya Agus ada 300 pemilik saham, jika hanya mereka yang belanja tiap bulan katakanlah menghabiskan uang 400 ribu seperti saya untuk keperluan rumah tangga maka di akhir bulan minimarket meraup pendapatan 120 juta. Tapi apakah ini terjadi ? Tidak, mencapai angka 1 juta tiap hari aja susah.

Pengalaman saya sejak tahun 2016 belanja disana hanya ketemu 2 sampai 3 orang customer. Gak pernah saya ngantri panjang saat bayar kayak di Indomaret/alfa. Lalu kemana 300 orang pemilik saham belanja ? Ke toko lain pastinya. Seperti yang saya katakan orang +62 maunya yang enak aja. Memperjuangkan ekonomi Islam tinggal taro uang 1 juta untuk saham, selesai sudah perjuangan.

Sejak awal Hydro mencari investor tapi kalian tau kondisi ekonomi di era rezim ini hancur lebur. Kelas menengah banyak menahan duit untuk biaya hidup sehari2 sedang kelas atas melihat minimarket bukan investasi yang menjanjikan. Cari pinjaman ke bank tidak tembus2, bank tidak percaya dengan bisnis ini. Belum lagi jika kita bicara islamphobia, yang kasi pinjaman atau yang taro investasi bakal dituduh radikal. Imam Saptono mantan direktur BNI Syariah adalah contohnya. Gara2 ikut 212 dipecat. Alhasil Hydro berjalan sendirian mengandalkan keuntungan dari toko. Masalahnya minim customer dan minim belanja ini terjadi di semua gerai sehingga terjadilah musibah seperti yang Agus alami.

Ikhwahfillah, saya ingin katakan berada di atas kebenaran Islam itu memang berat, Al Quran sudah mengatakan ini.

إِنَّا سَنُلْقِى عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا

Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu

(Al Muzzammil : 5)

Belanja di minimarket muslim itu berat, buy muslim first itu berat. Namun kalian tau bagi siapa berat itu dirasa ?

ۚ كَبُرَ عَلَى ٱلْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ ۚ

SANGAT BERAT bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka (Asy Syura : 13)

Al Quran menegaskan berislam itu berat hanya bagi orang2 musyrik, tidak bagi orang muslim apalagi orang mukmin. Mempertahankan izzah Islam dengan mempertahankan keberadaan minimarket muslim seharusnya tidak berat bagi kita. Lalu kenapa banyak minimarket yang mau bangkrut ? Jangan2 iman sudah tergerus dalam diri kita sehingga kita tak peduli lagi dengan izzah Islam. Na’udzubillahi min dzalik.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: