Hazard Mapping & Health Mapping
Hazard Mapping (Pemetaan Bahaya) & Health Mapping (Pemetaan Kesehatan)
Oleh: Muhyidin, SKM
Dalam menentukan program kesehatan di tempat kerja, kita harus mengenal bahaya yang ada di tempat kerja tersebut. Misalnya dalam sebuah perusahaan ada fenomena dimana karyawannya sering mengeluhkan batuk kronis, nyeri dada atau sesak nafas. Maka selain pengobatan untuk menyembuhkan karyawan tersebut, diperlukan analisis yang mendalam, salah satunya melihat jenis pajanan bahaya yang ada di tempat kerja tersebut. Apalagi hanya fokus untuk pengobatan saja, tanpa dicari akar penyebabnya, keluhan dan sakit yang serupa akan terjadi lagi di kemudian hari.
Misalnya saja contoh di atas, karyawan sering mengeluh batuk kronis dan sesak nafas, bisa jadi untuk industri tertentu, pekerjanya terpajan dengan debu, silika, serbuk kayu, atau gas kimia tertentu. Maka dari itu pemetaan bahaya (hazard mapping) dan pemetaan kesehatan (health mapping) perlu dilakukan agar semua karyawan dan kontraktor yang bekerja disana mengenali dan mengetahui bahaya dan cara pencegahannya.
Definisi Hazard Mapping
Hazard mapping adalah suatu mekanisme yang digunakan untuk mengidentifikasi bahaya, memprioritaskanya, dan menurunkan potensi atau bahkan mengeliminasinya (Anderson, et. al., 2012)
Hazard mapping merupakan suatu representasi yang diasosiasikan dengan suatu hazard tertentu di suatu area dan dapat digunakan untuk menentukan risiko saat ini atau risiko masa depan di dalam suatu area (Flynn, et al., 2018)
Upaya memetakan setiap bahaya yang ada (di tempat kerja khususnya) dalam bentuk visualisasi pada setiap proses kerja sehingga dapat diketahui sumber bahaya, pekerja berisiko, dampaknya terhadap kesehatan, serta langkah penanganan yang dapat dilakukan (preventif, kuratif, rehabilitatif). (OHSA, 2018)
Dalam melakukan hazard mapping, setidaknya diperlukan informasi/data berikut ini:
- Data Denah Tempat Kerja/ Peta fasilitas. Hal ini untuk “mempersempit” proses, area atau pekerjaan yang memiliki bahaya lebih berbahaya atau di mana paparan pekerja terhadap bahaya paling besar.
- Data Pekerjaan (Job), Tugas, Kegiatan dan proses kerja atau station yang ada. Semakin banyak pekerjaan, tugas, kegiatan, proses dan stationyang dapat diuraikan, makan semakin besar pula kemungkinan untuk menemukan lebih banyak bahaya dan/atau potensi bahaya di tempat kerja.
- Data identifikasi workplace Hazards. Bahaya pekerjaan adalah segala sesuatu di tempat kerja yang menyebabkan cedera atau penyakit, baik secara fisik maupun mental. Bahaya apa yang DISADARI, DILIHAT, DITEMUKAN ada di tempat kerja
- Data terkait evaluasi bahaya di tempat kerja (menentukan kategori, label dan tingkat bahaya).
- Data pemetaan jumlah dan karakteristik personil yang bekerja. Pemetaan bahaya dilakukan oleh karyawan yang melakukan aktifitas kerja atau berada di station kerja itu sendiri.
- Data pemetaan bahaya sebelumnya, data kecelakaan dan data kesehatan pekerja, jika ada data faktor perancu dari indivuidu sendiri. Biasanya untuk melihat trend hazards di tempat kerja serta masalah kesehatan yang berkembang di tempat kerja tersebut.
Berikut ini tabel kode bahaya dan tingkat bahaya berdasarkan OSHA (2018).
Kode Bahaya | |
Biru | Bahaya listrik |
Hijau | Bahaya kimia |
Oranye | Bahaya fisika (panas, kebisingan, kualitas udara, lantai licin, kurang pencahayaan, stasiun kerja dengan desain buruk, dll) |
Coklat | Bahaya terbakar/meledak |
Hitam | Bahaya lainnya (spesifikasikan) |
Tingkat Bahaya | |
1 | Bahaya rendah |
2 | Bahaya sedang |
3 | Bahaya tinggi |
4 | Bahaya sangat tinggi |
Contoh implementasi hazard mapping (pemetaan bahaya) seperti di bawah ini:
Definisi Health Mapping
Health mapping di tempat kerja menggambarkan ancaman dan catatan sebaran jenis penyakit atau gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh hazard di tempat kerja. Health mapping terbagi menjadi 2 yaitu, health mapping pada tubuh/somatik individu dan health mapping pada denah tempat kerja.
Health mapping pada tubuh biasa juga disebut dengan body mapping merupakan gambar yang menunjukkan bagian tubuh mana yang terluka, sakit atau stres akibat pekerjaannya. Body mapping digunakan untuk mengetahui kesamaan cedera atau penyakit yang dialami pekerja.
Health mapping pada denah tempat kerja merupakan representasi visual dari tempat kerja yang terdapat bahaya yang dapat menyebabkan cedera atau penyakit.Health mapping ini digunakan untuk mengidentifikasi risiko di seluruh fasilitas dan untuk menentukan bahaya yang terkait dengan AREA, BANGUNAN, KLASIFIKASI atau PROSES PEKERJAAN.
Health mapping di tempat kerja menjadi lebih komunikatif apabila dilengkapi dengan keterangan pekerja berisiko dalam bentuk tabel dan gambar, tentang jumlah dan nama similar exposure group (SEG).
Pekerja yang berpotensi mengalami penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh proses kerja, lingkungan kerja, dan perilaku pekerja (hazard di tempat kerja). Status pekerja berisiko ditentukan oleh dokter dan higienis industri setelah proses identifikasi hazard. Surveilans efek kesehatan kerja akan dilakukan pada pekerja berisiko.
SEG adalah pengelompokan pekerja yang memiliki risiko dan profil pajanan hazard yang serupa (frekuensi dan durasi). Definisi lain SEG yaitu kelompok pekerja yang memiliki jenis paparan umum yang sama dari sebuah substansi, dan sedang dipelajari karena kesamaan dan frekuensi dari tugas yang dikerjakan (Mulhausen et al, 1998).
Data pajanan sampel pekerja dapat digunakan untuk memprediksi pajanan populasi pekerja. SEG bisa dikelompokkan berdasarkan:
- Pendekatan observasi (qualitative). Pengamatan aktivitas pekerja dan penilaian kesamaan exposure pekerja
- Pendekatan sampling (quantitative). Eksposur pekerja diukur dan datanya dianalisis secara statistik
- Pendekatan gabungan. Gabungan antara pengamatan dan perhitungan statistik
Referensi:
Anderson, J., Collins, M., Devlin, J., & Renner, P. (2012). Using Hazard Maps To Identify and Eliminate Workplace Hazard: A Union-Led Health and Safety Training Program. New Solutions, 325-342.
Flynn, M., Ford, J. D., Labbé, J., Schrott, L., & Tagalik, S. (2018). Evaluating The Effectiveness of Hazard Mapping as Climate Change Adaptation for Community Planning in Degrading Permafrost Terrain. Integrated Research System for Sustainability Service, 1041-1056.
Kurniawidjaja (2007). Filosofi dan Konsep Dasar Kesehatan Kerja Serta Perkembangannya dalam Praktik. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 1, No. 6, Juni 2007
Kurniawidjaja LM. (2015). Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Ui-Press cetakan ke-3
Kurniawidjaja M. (2020) Teori dan Aplikasi Promosi Kesehatan di tempat kerja meningkatkan produktivitas. Jakarta: UI-Publishing
Occupational Safety and Hazard Administration U.S. Department of Labor. (n.d.). Hazard Mapping. USA: US Department of Labor.
National Council for Occupational Safety and Health. https://www.coshnetwork.org/sites/default/files/Mapping%20NLC.pdf
OSHA Hazard Mapping. https://www.osha.gov/sites/default/files/2018-11/fy12_sh-23529-12_HazardMappingManual.pdf
https://www.med.navy.mil/sites/nmcphc/Documents/industrial-hygiene/IHFOM_CH4.pdf
Jahn, S.D, William H. Bullock, and Joselito S. Ignacio. (2015). A Strategy for Assessing and Managing Occupational Exposure, Fourth Edition, AIHA.
Selamat Sore Bapak Muhyidin. Perkenalkan saya Alfin, izin untuk bertanya terkait dari pembuatan hazard mapping sendiri terdapat tingkatan bahaya dari 1-4 yaitu dari bahaya rendah hingga bahaya sangat tinggi. Untuk bisa masuk ke dalam pengkategorian atau penilaian masuk ke tingkatan bahaya tersebut itu seperti apa ya pak? Terima Kasih
Dear Mas Alfin,
Tingkatan bahaya dari 1-4 berdasarkan risk assessment yang dibuat oleh tim di perusahaan/organisasi/tim penilai. Kalau bahan kimia kita bisa lihat dari SDS nya. Bisa juga berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan, misalnya tingkat kebisingan, kadar H2S, dll. Dari ke-6 informasi untuk hazard mapping sebagai bahan/dasar pembuatan hazard mapping tersebut.
Jika untuk sektor informal yang masih belum ada risk assessment dari owner usahanya itu bagaimana ya pak untuk penentuan tingkatan bahayanya?