Desain Studi Epidemiologi

Desain studi epidemiologi bidang kesehatan
Ilustrasi foto: pendidikan.co.id
Bagikan

Definisi & Tujuan Epidemiologi

Kata Epidemiologi berasal dari Bahasa Yunani “epi” yang berarti pada atau tentang, “demos” yang berarti penduduk dan “logos” yang berati ilmu. Sehingga epidemiologi dapat diartikan sebagai “Ilmu mengenai apa yang menimpa suatu populasi”. Epidemiologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan yang berkaitan dengan kesehatan atau kejadian pada populasi tertentu, dan aplikasi dari ilmu ini adalah untuk mencegah dan mengendalikan masalah kesehatan (WHO, 2012).

Epidemiologi melibatkan penerapan pengetahuan yang di peroleh dari studi untuk praktik berbasis masyarakat. Epidemiolog menggunakan metode ilmiah deskriptif dan analitik dengan pengalaman, penilaian, dan pemahaman kondisi lokal dalam mendiagnosis kesehatan masyarakat dan mengusulkan intervensi kesehatan yang sesuai dan dapat diterima untuk mengontrol dan mencegah penyakit di masyarakat. Informasi yang dikembangkan dari metode epidemiologis dapat digunakan untuk berbagai hal diantaranya (WHO, 2012):

  1. Menilai kesehatan masyarakat; data yang dibutuhkan dapat dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan apakah pelayanan kesehatan tersedia, dapat diakses, efektif dan effisien.
  2. Membuat keputusan individu, informasi yang dihasilkan oleh penilaian resiko epidemiologi dapat mempengaruhi keputusan individu untuk membuat keputusan harian yang mempengaruhi kesehatan mereka, seperti berhenti merokok, menggunakan tangga dibanding lift atau menggunakan kondom.
  3. Melengkapi gambaran klinis, ahli epidemiologi telah mengidentifikasi cukup banyak khasus untuk mengkarakterisasi spektrum dan perjalanan penyakit yang kemudian dikenal sebagai “eosinophilia-myalgia syndrome”.

Mencari penyebab, banyak penelitian epidemiologi dikhususkan untuk mencari faktor-faktor kausal yang mempengaruhi risiko seseorang terhadap penyakit.

Desain / Rancangan Studi Epidemiologi

Berdasarkan pemberian intervensi atau tidak, studi epidemiologi di bagi atas 2 yaitu studi observasional & studi eksperimental. Secara garis besar bisa dilihat pada bagan berikut ini:

Desain studi epidemiologi

 

Desain Studi Observasional

Studi observasional merupakan studi yang dilakukan melalui pengamatan, dimana peneliti mengamati pemaparan yg terjadi secara secara alamiah (peneliti tidak memanipulasi pemaparan).

Desain studi Observasi Deskriptif

Studi observasional menggunakan desain studi observasi deskriptif & analitik. Ada 3 jenis studi deskriptif, yaitu:

  • Case report

Case report (laporan kasus) merupakan studi kasus yang bertujuan mendeskripsikan manifestasi klinis, perjalanan klinis, dan prognosis kasus. Case report mendeskripsikan cara klinisi mendiagnosis dan memberi terapi kepada kasus, dan hasil klinis yang diperoleh. Selain tidak terdapat kasus pembanding, hasil klinis yang diperoleh mencerminkan variasi biologis yang lebar dari sebuah kasus, sehingga case report kurang andal (reliabel) untuk memberikan bukti empiris tentang gambaran klinis penyakit.

  • Case series

Case series merupakan studi epidemiologi deskriptif tentang serangkaian kasus, yang berguna untuk mendeskripsikan spektrum penyakit, manifestasi perjalanan klinis, dan prognosis kasus. Case series banyak dijumpai dalam literatur kedokteran klinik. Tetapi desain studi ini lemah untuk memberikan bukti kausal, sebab pada case series tidak dilakukan perbandingan kasus dengan non-kasus. Case series dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis yang akan diuji dengan desain studi analitik.

  • Cross sectional

Cross sectional berguna untuk mendeskripsikan penyakit dan paparan pada populasi pada satu titik waktu tertentu. Data yang dihasilkan dari studi potong-lintang adalah data prevalensi. Tetapi studi potong-lintang dapat juga digunakan untuk meneliti hubungan paparan-penyakit, meskipun bukti yang dihasilkan tidak kuat untuk menarik kesimpulan kausal antara paparan dan penyakit, karena dengan desain studi ini tidak dapat dipastikan bahwa paparan mendahului penyakit.

Desain Studi Observasi Analitik

Studi Analitik merupakan studi yang menganalisa hubungan antara status kesehatan dan variabel lainnya (Webb P, 2005). Ada beberapa tipe studi observasi analitik yaitu:

  • Studi kasus control (case control)

Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran variabel tergantung, yakni efek, sedangkan variabel bebasnya di cari secara retrospektif, karena itu studi kasus-kontrol disebut studi longitudinal, artinya subyek tidak hanya di observasi pada satu saat tetapi diikuti selama periode yang ditentukan. Pada studi ini dilakukan identifikasi subyek (kasus) yang telah terkena penyakit (efek), kemudian ditelusuri secara retrospektif ada atau tidak adanya faktor risiko yang diduga berperan.

  • Studi Kohort

Berlawanan dengan studi kasus-kontrol yang dimulai dengan identifikasi efek, pada penelitian kohort yang diidentifikasi terlebih dahulu adalah kasusnya, kemudian subyek diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk mencari ada tidaknya efek. Pada penelitian kohort murni (internal), yang diamati adalah subyek yang belum mengalami pajanan faktor risiko serta belum mengalami faktor efek.

  • Studi potong lintang (studi cross-sectional)

Dalam pengukuran cross-sectional peneliti melakukan observasi atau pengukuran variable pada saat tertentu. Subyek yang diamati hanya di observasi satu kali saja dan pengukuran variable subyek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut. Jadi, pada studi cross-sectional peneliti tidak melakukan tindak lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan. Desain cross-sectional merupakan desain yang dapat digunakan untuk penelitian deskriptif, namun juga dapat untuk penelitian analitik sehingga sering digunakan untuk studi klinis maupun lapangan.

Desain Studi Eksperimental

Tujuan dari studi eksperimental adalah untuk mengukur efek dari suatu intervensi terhadap hasil tertentu yang di prediksi sebelumnya. Desain ini merupakan metode utama untuk menginvestigasi terapi baru, misal efek dari obat X dan obat Y dari kesembuhan penyakit Z atau efektivitas suatu program kesehatan terhadap peningkatan kesehatan masyarakat.

Studi eksperimental terbagi menjadi 2 tipe:

  • Uji kontrol acak (randomized controlled trial)

Uji klinis dan umumnya dilakukan untuk intervensi secara individu seperti percobaan obat baru atau efektivitas vaksin.

  • Uji klaster (cluster randomized controlled trial)

Prevalensi, dilakukan untuk intervensi secara kelompok seperti untuk melihat efektivitas promosi dan pelayanan kesehatan, efektivitas intervensi terpadu pada rumah tangga tanpa asap rokok.

 

Referensi: 

  • Bonita R, Baeglehole R, Kjellstorm T. Basic of Epidemiology. Switzerland: WHO Press; 2006
  • Elwood M. Critical Appraisal of Epidemiological Studies and Clinical Trials. New York: Oxford University Press; 2007
  • Najmah. 2016. Epidemiologi untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.
  • Principle of epidemiology in public health practice, third edition, CDC, 2012
  • Rothman KJ. Epidemiology, An Introduction. New York: Oxford University Press; 2002

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: