Tafsir Surat Al Balad Ayat 8-10

Tafsir Surat Al Balad
Ilustrasi foto: word.helpkade.com
Bagikan

Tafsir Surat Al Balad Ayat 8-10

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Tafsir Ayat Ke-8 & 9

أَلَمْ نَجْعَلْ لَهُ عَيْنَيْنِ

وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ

 “Bukankah kami telah memberikan kepadanya dua buah mata. Lidah dan dua buah bibir”. (QS. 90: 8-9)

Diayat ini Allah mengajak hambaNya untuk merenungi nikmat mata yang telah diberikan oleh Allah. Bahkan dalam banyak ayat, Allah Subhana wa Ta’ala mengajak hambaNya untuk merenungi keagungan ciptaanNya. Keagungan alam semesta, keagungan langit bahkan keagungan tubuh hamba itu sendiri. Keagungan ciptaan Allah berupa anggota tubuh ini yang sering luput dari pemikiran seorang hamba. Kajian tafsir ini akan membantu kaum muslimin untuk mengetahui besarnya nikmat berupa mata dengan segala kelebihan yang Allah karuniakan.

Kata ja’ala (ﺟﻌﻞ) diterjemahkan menjadikan atau menciptakan. Berbeda dengan khalaqa (ﺧﻠﻖ) yang juga diterjemahkan menciptakan.

Khalaqa artinya adalah menciptakan tanpa ada contoh sebelumnya dan tidak didahului oleh materi/sebab inderawi.

هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا

Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu (al Baqarah : 29)

Tidak ada yang sanggup menciptakan unsur2 yang ada di bumi kecuali Allah. Itu sebabnya digunakan kata khalaqa.

Kata ja’ala adalah menciptakan/menjadikan karena ada materi

وَجَعَلُوا لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ الْحَرْثِ وَالْأَنْعَامِ نَصِيبًا

Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, (Al Anam : 136)

Manusia bisa menciptakan sesuatu karena ada materi dasar yang sudah ada di bumi. Ayat ini menggambarkan penciptaan manusia dengan kata ja’ala.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. (al Baqarah : 30)

Allah Menciptakan Manusia

Adam diciptakan menggunakan kata ja’ala karena ada materi tanah sebagai cikal bakal tubuh manusia.

Allah menciptakan dua mata didahului oleh adanya materi dasar yakni sperma dan sel telur. Itu sebabnya digunakan kata ja’ala. Bagi orang kafir kehebatan Tuhan yang menciptakan sesuatu karena ada materi dasar sebelumnya lebih mudah dicerna. Orang tidak beriman tidak mungkin diminta meyakini kehebatan penciptaan dari yang tiada menjadi ada.  Penciptaan dua mata adalah penting bagi manusia. Karena dengannya ditemukan ilmu pengetahuan untuk memudahkan hidup manusia. Tidak ada penemu yang buta. Thomas Alfa Edison dan Beethoven adalah tuna rungu, Einstein tuna grahita (keterlambatan bicara),  dan Stephen Hawking lumpuh. Mata digunakan untuk observasi alam bagi ilmuwan.

Penciptaan lidah dan dua bibir adalah penting bagi manusia. Karena dengannya terjadi transfer ilmu pengetahuan. Dengan adanya ucapan yang dicatat manusia tak perlu mengulang ilmu pengetahuan dari awal.. Sejak ditemukan mesin cetak, cukup orang2 terdahulu yang menulis di lontar atau pelepah kurma.

Dua mata, lidah, dua bibir adalah sekian dari nikmat Allah yang melekat dalam jasad manusia. Bahkan ia bisa melihatnya sendiri dengan berdiri di depan cermin. Semua itu karunia dari Allah, kita tak pernah request minta warna mata seperti apa dan bentuk bibir seperti apa. Pemilik dua mata, lidah, dan dua bibir adalah Pemilik kalimat tauhid. Yang mensyukuri karunia Allah hanyalah yang membela kalimat tauhid.

(Baca juga: Tafsir Surat Al Balad Ayat 1-7)

Dengan dua matanya seharusnya ia bisa melihat karunia ini. Bahkan seandainya satu matanya ditutup pun ia masih tetap bisa melihat nikmat Allah swt. Lantas apa yang membuatnya buta dan tak mampu melihat karunia Allah yang sangat tak terbatas ini. Lidah dan bibirnya pun tak digunakan dalam koridor syukur terhadap Allah. Padahal ini adalah karunia yang mudah dilihat, dirasakan, dan dipelajari karena kasat mata.

Tafsir Ayat Ke-10

وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ

Dan kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan”. (QS. 90: 10)

 Hadainahu terambil dari kata al huda (ﺍﻟﻬﺪﻯ) yang pada mulanya digunakan untuk arti “batu besar yang terdapat di laut atau sungai yang digunakan sebagai rambu guna menghindari bahaya”. Kalau sekarang disebut mercusuar. Kata ini diartikan juga sebagai “siang hari bolong” karena dengan cahaya matahari yang begitu jelas seseorang tidak akan salah langkah. Kata al hadiy (ﺍﻟﻬﺎﺩﻱ) diartikan sebagai guide atau penunjuk jalan.

Petunjuk Tuhan sedemikian jelas seperti jelasnya batu besar dan sedemikian terang seperti terangnya lampu mercusuar. Petunjuk inilah yang mencegah manusia tenggelam dari nilai2 kemanusiaan sebagaimana terhindarnya kapal dari tenggelam menabrak karang. Gambaran jelasnya petunjuk Allah adalah tatkala semua bangunan tersapu tsunami kecuali masjid baiturahman di Aceh, tatkala semua yang tegak dipantai tersapu tsunami kecuali masjid apung di Palu. Semennya sama, pondasinya sama tapi yang satu tegak sementara yg lainnya hancur.

Kisah Robert Davila

Ada orang amerika bernama Robert Davila. Dia lumpuh seperti Stephen Hawking, hanya leher keatas  yang bisa bergerak, sehari2 hidup di kursi roda. Satu ketika teman sekamarnya mati dan memberikan warisan sebuah kalung salib. Kalung tersebut diletakkan di sisi tempat tidur oleh kakaknya. Suatu malam dia bermimpi bertemu seorang laki2 bernama Muhammad yang menunjuk salib tersebut dan berkata : “Tuhan tidak mengirim seorang Nabi supaya mereka menyembah Nabi itu”. Melalui komputer yang diprogram dapat beroperasi melalui suara, dicarilah info mengenai Muhammad. Ketemulah dengan kata Islam kemudian dipelajari hingga menjadi mualaf.

Seorang manusia tinggal di negara kafir, hidup dikelilingi orang kafir di panti jompo, dan setiap pekan  mendengar siraman kristen, namun cahaya Islam mampu menembusnya. Itulah hidayah, petunjuk Allah yang terlihat jelas. Robert bekerja keras setelah masuk Islam belajar baca Quran via internet dan menghapal surat2 pendek. Duh.. antum yang tangannya masih berfungsi aja males banget kalo disuruh menghapal.

Liat di yutub kisah seorang Robert Davila maka akan terasa amal kita tak ada apa2nya.

 An Najdain bentuk tunggalnya adalah najd (ﺍﻟﻨﺠﺪ). Kata ini berarti “dataran yang tinggi lagi terbentang luas dan jelas”. Para ulama mengatakan dua jalan ini adalah jalan kebaikan dan keburukan.

Antm perhatikan kata yang digunakan oleh Al Quran. Kenapa tidak digunakan kata al khoir dan al munkar tetapi malah digunakan sifat dari jalan tersebut ? Kebaikan itu luas terlihat jelas karena letaknya yang tinggi. Semua benda jika diletakkan ditempat tinggi maka terlihat jelas, seperti emas monas terlihat dari kejauhan. Begitulah Islam yang mengajarkan kebaikan. Seorang yang buta pengetahuan agama seperti Robert Davila memilih Islam, orang ganteng nan tajir seperti Roger Danuarta pun memilih Islam. Nah yang jelek2 milih jokowi.. ups maksudnya milih jadi kafir. Itu sebabnya kebaikan dikenal juga dengan al ma’ruf (dikenal). Semua orang mengenalnya tak peduli beriman atau kafir.

Jalan Kebaikan Vs Jalan Kegelapan

Contoh kebaikan adalah : sebelum datang Islam, orang2 Quraisy sudah terbiasa menjamu tamu haji, memberinya minum, makan, dan tempat tinggal. Ada pula kebiasaan berkumpul dalam rangka membela hak2 orang yang tertindas. Rasulullah ﷺ sebelum diangkat jadi Nabi ikut perkumpulan ini.

Keburukan juga seperti itu, diketahui dengan jelas oleh manusia. Kejahatan pertama dalam sejarah manusia adalah saat Qabil membunuh Habil kemudian menguburnya setelah melihat kelakuan burung. Kenapa harus dikubur, tidak dibiarkan begitu saja ? Sejak dahulu pun manusia sudah mengetahui mana yang salah dan harus ditutupi. Semua manusia sepakat dengan yang namanya kemungkaran. Dinamakan kemungkaran karena ia harus diingkari keberadaannya. Tidak ada orang yang setuju dengan pembunuhan dan pencurian. Itu sebabnya di semua negara tindakan ini tergolong kriminal.

Dua jalan ini Allah sediakan yaitu jalan kebaikan dan jalan kegelapan. Masing-masing jalan dengan gamblang dijelaskan Allah ujung serta konsekuensi yang akan diterima bagi setiap penempuh jalan tersebut. Jalan kebenaran dan kebaikan akan dipilih oleh orang-orang yang cerdas yang tahu prioritas amal dan kerja. Sebaliknya, yang mengambil jalan pintas karena hati mereka tertutup

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: