Tafsir Surah Al Balad

tafsir-surat-al-balad
Ilustrasi foto: alislam.id
Bagikan

Tafsir Surah Al Balad

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Muatan materi ini udah saya kerjakan sejak bulan Juli. Entah kenapa rasa malas menghinggap sehingga menggantung begitu saja. Tulisan pengantar seperti biasa tak dapat saya selesaikan, ide buntu. Justru materi untuk grup 212 menyalip dengan 4 tulisan. Sampai satu saat dapat kabar dari copasan WAnya ust Maher Tuwailib bahwa mertuanya ust Syaiful Effendi meninggal dunia.

Saya kenal ust Syaiful di Iqro waktu sama2 ngaji bareng ust Rahmat. Beliau kalo jadi imam sholat Subuh di salah satu rakaat selalu baca surat Al Balad. Begitu seringnya dibaca ditambah nikmatnya lantunan suara membuat saya hapal dengan cengkok langgamnya terutama ketika baca ayat 11, dimana nadanya meninggi sampai ayat akhir.

Begitulah manusia… dikenal orang dengan apa yang biasa dilakukan. Walau satu majlis tapi saya tak pernah bicara dengan ust Syaiful, namun saya akrab dengan bacaannya. Dan bacaan tersebut yang mengingatkan saya terhadap sosoknya.

Kita tak pernah bertemu dengan Uwais al Qorni tapi jika bicara birrul walidain, sosok tersebut yang muncul di pikiran. Ini yang disebut nama mendahului orangnya.

Ternyata kebuntuan saya atas surah ini adalah hikmah Allah agar dapat menceritakan tentang sosok yang saya kenal dengan surah Al Balad. Plus mengingatkan kita semua dengan apa kita ingin dikenal oleh manusia. Ada yang dikenal sebagai pengekor kebaikan, setiap kegiatan baik dia ada disana. Orang yang dikenal ringan tangan, setiap ada celah kebaikan dia melihat dan mengajak orang lain. Ada yang tak pernah berkata tidak terhadap kebaikan yang membutuhkan dana.

Bagaimana Kita Akan Dikenang

Jangan sampai orang tak mengenal kita. Tak mengenal kebaikan kita, tak tau amal kita, dan tak peduli ibadah kita. Jangan sampai ada yang bertanya “kenal fulan ?”

Dijawab, “Gak kenal”

Ditanya lagi, “Lho kan satu alumni bahkan satu grup pengajian WA ?”

Jawab : ?#@? ??

Jangan seperti itu. Orang baik pasti dikenal kebaikannya dimanapun berada. Kecuali jika kita tak pernah berbuat baik maka wajar jika tak dikenal.

Saya kenal Sigit Nugroho karena kebiasaannya ringan tangan membantu kegiatan termasuk ringan tangan ‘nyamber’ tulisan. Infonya di grup Nurani pun Sigit dikenal sering komen. Cuma di FB yang belum ringan bikin status. Ini namanya karakter. Dengan itu ia ingin dikenal.

Mutiara itu dimanapun berada tetap dikenal sebagai mutiara bukan sebagai batu. Orang baik itu dimanapun berada tetap dikenal sebagai orang baik. Maka dengan apa kita ingin dikenal, ukir sendiri dengan amalmu.

Manusia telah menulis otobiografinya, jangan sampai amal kita hanya mampu mengukir 3 kalimat yang terpatri di batu nisan :

Fulan bin Fulan
Lahir : xx-xx-xxxx
Wafat : yy-yy-yyyy

Surah Al Balad mengingatkan kita utk beramal sebagaimana yg dilakukan alm ust Syaiful agar Allah, Rasul dan org2 beriman mengenal kita.

bekerjalah maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu (9:105)

Surat Al Balad dan Surat-Surat Sebelum & Sesudahnya

Hubungan surah ini dengan surah sebelumnya adalah dalam surah Al Fajr terdapat uraian tentang umat terdahulu yang melakukan kesewenang2an yakni kaum ‘Ad, Tsamud, dan Firaun. Juga terdapat celaan kepada orang yang sangat mencintai harta, yang memakan harta warisan dengan campur aduk dan tidak membantu orang-orang miskin. Sedangkan pada surat ini, Allah menjelaskan kepada manusia tentang alokasi harta kekayaan yang tepat dan benar. Yaitu dengan memerdekakan hamba sahaya (budak), meningkatkan solidaritas pada masa-masa kelaparan dan kesulitan, memperhatikan anak-anak yatim yang membutuhkan sentuhan kasih saying dan bantuan material dan memberi makan kepada orang-orang miskin yang sangat kekurangan.

Pada akhir ayat dalam surat al-Fajr, Allah menjelaskan kepada kita bahwa manusia ada yang masuk neraka dan ada yang masuk surga. Sedangkan dalam surat al-Balad, Allah membagi manusia dengan istilah “ashabul maimanah dan ashabul masyamah”

Hubungan surat ini dengan surat sesudahnya Asy Syams, sama-sama menjelaskan bahwa Allah SWT memaparkan dua jalan kepada manusia. Dalam surat ini disebut dengan “najdain” dan dalam surat as-syams disebut dengan “taqwaahaa wa fujuurahaa”

Menurut jumhur ulama dan ahli tafsir surat Al-Balad diturunkan Allah di Makkah setelah Surat Qâf. Tema surat-surat makkiyah sangat menonjol dalam surat ini. Apalagi secara eksplisit Allah bersumpah dengan negeri kelahiran Nabi Muhammad saw yang tak lain adalah Makkah. Dalam surat ini juga Allah menceritakan kondisi penduduk Makkah yang masih mendustakan agama Allah. Mereka silau dengan kekuatan yang dimiliki. Orang-orang tersebut mengira dengan harta yang mereka kerahkan dan orang-orang yang mereka himpun akan mampu membendung kehendak Allah. Mereka takkan pernah mampu membungkam risalah kebenaran yang dibawa putra terbaik Kabilah Quraisy ini. Seperti beberapa surat makkiyah yang lainnya, surat ini ditutup dengan pembicaraan kedahsyatan hari kiamat terutama hal-hal yang berkaitan dengannya yaitu hari pembalasan. Akhir dari nasib yang akan diterima orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir.

Kelanjutan dari Surat Sebelumnya

Yang menarik dari pembahasan dalam surat ini adalah merupakan kelanjutan dari surat sebelumnya. Jika dalam surat Al-Fajr banyak pembahasan mengenai harta, terutama yang berkaitan dengan kesalahan persepsi mengenai harta yang berakibat pada kesalahan berikutnya yaitu: memakan harta anak yatim, harta warisan, enggan menolong fakir miskin, serta berlebihan dalam mencintai dunia, maka dalam surat ini mereka, digambarkan Allah, juga salah dalam menginvestasikan harta. Harta yang mereka kumpulkan dengan susah payah tersebut malah digunakan untuk menghalangi agama Allah. Maka Allah menjelaskan investasi-investasi yang beruntung, seperti: memerdekakan budak, memberi makan orang yang kelaparan, menyantuni fakir miskin dan anak yatim serta menyambung silaturahmi dan menebar kasih sayang. Harta yang diinvestasikan dalam urusan dan hal-hal tersebut akan Allah jamin keuntungannya. Mereka akan dimasukkan ke dalam golongan kanan yang dimuliakan Allah.

Dan begitulah Allah mentarbiyah para sahabat. Materi tentang hari pembalasan dan tercelanya sikap hidup hedonis (mencari kebahagian dengan kesenangan pribadi) sangat dominan di awal turunnya Al Quran. Maka tak mengherankan iman para sahabat tak bergoyah tatkala pintu Persia terbuka lebar. Umar bin Khathab sebagai amirul mukminin punya hak atas ghanimah perang Qadisiyah sebagai titik penting jatuhnya kerajaan Persia, namun beliau membagi rata jatah pemimpin dan rakyat kecuali yang ikut perang.

Antum tau kekayaan Persia saat itu ? Kita gak usah bicara mahkota raja atau pedang emas bertahta berlian yang jadi jatah Suraqah sesuai janji Nabi ﷺ. Gelas, piring termasuk tempat lauk pauk terbuat dari emas. Kekayaannya luber bukan hanya di badan tapi nempel di dinding istana. Kalo gak kebayang maka bayangkan jika antum dikasi uang 2 trilyun gratis trus antum tolak. Gak kebayangkan ? Iya.. itu karena iman kita belum sampe kesana. Itulah perbandingan iman kita dengan iman para sahabat. Dan begitulah perbandingan iman kita dengan imannya HRS.

Perjuangan Orang yang Ikhlas

Perjuangan hanya akan berhasil jika ditopang oleh orang2 yang tak butuh dunia. Merekalah pejuang sesungguhnya. Perjuangan Diponegoro terhadap Belanda selama 5 tahun menghabiskan biaya 20 juta gulden. Kalo dikonversi nilai emas sekarang 20 juta gulden = 1,5 trilyun. Pemerintah Belanda di Indonesia bangkrut ! Itu sebabnya setelah perang Diponegoro, perang terbesar di pulau Jawa, Belanda menerapkan kerja Rodi dan bikin Karesidenan untuk mengisi kas. Jika perang ini berlanjut 3 tahun lagi, dipastikan Belanda hengkang dari Indonesia. Bukan karena kalah tapi karena pailit.

Perjuangan melawan orang yang ikhlash hanya membuat repot para musuh, ujung-ujungnya mereka menyerah. Yahudi stres menghadapi rakyat Palestina. Dan bentar lagi kita liat Bashar Assad bakal gila ketakutan melihat perjuangan mujahidin Syam. Sebagaimana yang pernah terjadi di perang Qadisiyah saat tentara Persia ketakutan melihat kaum muslimin berjalan diatas sungai seperti yang saya ceritakan. Kekuatan iman memang sungguh dahsyat.

Inilah yang jadi kekuatan para sahabat dalam berjuang. Bukan dengan limpahan harta atau kekuasaan mereka bergerak. Justru Al Quran mencela kekuatan itu semua.

Teman saya keponakan jauhnya mantan bos intelijen dalam menciptakan kekuasaan absolut bagi rejim. Ceritanya seram namanya juga kerjaan mantan bos intelejen, cuma saya ketawa aja. Selama masih butuh nasi kotak selama itu harga diri manusia dapat terbeli. Trus orang-orang kayak gini ngancem orang beriman ? Dikepretin duitnya Sandi juga keliyengan.

Orang Quraisy punya uang dan kekuasaan tapi tak berarti.
Orang Islam punya iman, merekalah pemenang.
Begitulah yang ingin diajarkan Al Quran.
Kepada kita tatkala mentadaburi ayat-ayatnya.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: