Do’akan Mereka yang Memberimu

Doakan mereka yang memberimu
Ilustrasi foto: genpi.co
Bagikan

Do’akan Mereka yang Memberimu

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

A walnya saya enggan menulis cerita ini, takut riya. Tapi ada adab tinggi didalamnya maka mau tak mau saya harus berbagi kisah kepada kalian.

Y aah… itung2 menceritakan nikmat yang Allah berikan sebagai bagian dari pelaksanaan ayat :
Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan. (Ad Dhuha : 11)

A da seorang ikhwah meninggalkan istri dan 4 orang anak yang masih kecil. Dan yang namanya ada anak yatim pasti banyak yang tergerak menyantuninya termasuk saya. Dulu saya masih kerja di tambang, dompet selalu terisi duit jadi kalo tiap bulan keluarin duit 300 – 500 ribu gak goyang. Saya ke rumahnya selalu ngajak istri. Berkali2 kami santuni bukan hanya duit tapi juga sembako.

N amun ada satu hal yang menggelisahkan hati saya. Si ibu ini jika diberikan bantuan hanya mengucapkan terima kasih, jazakallah. Udah itu aja. Hanya segaris doa. Gak ada omongan semoga berkah, semoga hartanya dibanyakin, dsb. Kenapa jadi perhatian saya ? Karena saya juga menyantuni janda tua, tetangga depan rumah sampai sekarang. Kalo yang ini bukan hanya ucap terima kasih tapi kasi doa yang panjang. Ibu doain semoga punya mobil biar kalo jalan bertiga gak keujanan, katanya dulu dan benar akhirnya saya punya mobil. Kalo anak saya yang ngasi amplop beda doanya, biar pada sehat, pinter sekolahnya dan nilainya bagus.

A khir cerita setelah berikan bantuan kesekian kalinya pada si ibu, saya tanya ke istri kamu males ya kasi bantuan ke dia. Sikapnya dalam menerima bantuan begitu seakan2 dia gak butuh. Istri saya mengiyakan. Ya udah sejak 3 atau 4 tahun lalu kami stop berikan bantuan ke ybs.

J ika saya berikan bantuan kepada orang awam yang ngaji kampung kenapa doanya panjang sementara doa orang yang pernah ikut tarbiyah pendek. Ada seorang ikhwan masuk kategori dhuafa yang tiap bulan saya berikan bantuan. Kalo dikasi bantuan hanya ucapkan terima kasih atau jazakallah. Beberapa waktu lalu pernah saya mintakan doa, tolong doain biar berkah kata saya tapi dia diem aja. Kayaknya sih kagok gak biasa mendoakan.

I tulah sebabnya saya dan istri lebih senang bersedekah kepada orang yang membantu kami dalam doa. Sebab terkadang doa2 kita butuh penguat agar bisa naik ke langit. Sedekah, doa ortu, doa saudara yang tidak kita ketahui adalah salah satu penguatnya. Sebelum puasa kemarin istri saya kasi bantuan uang ke tantenya. Dan seperti diduga yang namanya orang ngaji kampung doanya panjang. Tante doain semoga bla, bla, bla. Istri saya senang mendengarnya.

H idup itu simple aja. Jika kita diberikan sesuatu maka balas pemberian tersebut sehingga hati saling mencintai
“Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)
Jika tidak bisa membalas pemberian maka balas dengan doa.

Y ang jadi masalah kan uda gak bisa balas pun gak bisa mendoakan. Orang seperti ini benar2 tangannya terikat dunia akhirat. Dunia terikat sehingga dia tidak bisa berusaha di muka bumi. Akhirat terikat sehingga dia tak pernah menengadahkan tangannya meminta kepada Zat Yang Maha Kaya.

E mang begitulah manusia, beragam karakternya. Kita diajarkan untuk memilih dan memilah kemana bantuan akan diberikan. Sebagaimana nabi Khidr hanya membantu yatim yang memiliki ortu shalih.
Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh (Al Kahfi : 82)
Dari sekian banyak masalah di negeri tersebut, nabi Khidr hanya memilih menegakkan dinding rumah milik yatim yang bapaknya adalah orang shalih.

M aka jika harta kita terbatas, pilih dan pilah orang2 yang berhak atas harta tersebut. Jangan kayak artis main bagiin sembako kepada orang2 yang ketemu di pinggir jalan. Gak liat ibadah, gak liat penghasilan, dan gak pake data, asal ketemu orang kasi sembako akhirnya tidak tepat sasaran. Artis kayak gitu kalo jadi presiden bakal nyusahin rakyat seluruh negeri. Atau terbalik ya…? Presiden kayak gitu kalo jadi artis bakal bikin susah negara. Maunya nongol di tipi mlulu padahal aktingnya jelek.

O rang yang butuh bantuan banyak tapi jangan sampai harta kita dimakan bukan oleh orang baik. Kisah Nabi Khidr diatas menjadi rujukan kemana harta kita harus dibelanjakan. Alhamdulillah bantuan santunan FKM kemarin tepat sasaran. Hanya apakah bantuan itu jatuh pada orang baik saya belum dalami lebih lanjut. Semua yang diberikan santunan bersyukur dan mengucapkan terima kasih. Dari yang memberikan feedback ada satu orang yakni Hesti yang saya senang karena doanya panjang. Dan sudah diduga pasti ikut ngaji kampung.

O rang yang ngaji kampung trus bang yang disebut. Emang hanya mereka yang bisa berterima kasih dan berdoa ? Gak juga sih… Setelah usai pengumpulan sumbangan saya doakan kalian 2 malam berturut2. Tadinya mau saya sebut nama kalian satu persatu cuma yang konfirm sudah memberikan bantuan hanya Budi, Rudi, Feri, Diny, Agung, Yulia, Sita, Maryadi, dan Alim. Hanya 9 orang dari 35 donatur. Zikri dan Wina bilang besok (Ahad) sekalian keluar rumah, Agus bilang hari Senin. Saya uda gak cek lagi. Selebihnya langsung transfer ke Ferry. Saya bawa kalian dalam doa malam : “Ya Allah inilah pemberian makan yatim dan fakir miskin yang Engkau perintahkan. Ya Allah berkahi mereka dan keluarganya yang memberikan bantuan, perbanyak harta mereka, dan mudahkan urusan mereka”.

N amanya orang bantu pasti kita berterima kasih. Pasca pemberian bantuan tahap 2 saya doakan lagi mereka yang telah membantu kegiatan ini. “Ya Allah bantulah mereka yang telah membantu agamaMu”. Jadi masalah doa bukan soal ngaji kampung atau bukan tapi masalah kebiasaan. Jika kalian biasa berdoa tentu lidahmu takkan kelu mendoakan orang lain. Sigit pernah minta doa. Saya kasi sebagian doa yang biasa saya panjatkan. Dia bilang panjang amat. Hhmm… itu karena gak biasa, kalo uda biasa akan terasa betapa sedikitnya kata yang terucap dihadapan Allah, betapa sempitnya waktu saat bermunajat kepadaNya. Pada saatnya nanti full 1/3 malam terakhir digunakan untuk beribadah pun akan terasa kurang.


Mana si eneng bang katanya muncul ? Sst… ?? diem2 ya jangan sampai Irma dan Mustakim tau. Kalian liat huruf pertama di tiap paragraf yg dibold dari atas ke bawah. Sekarang mereka yang biasa edit dan delete bakal kelimpungan menghilangkan nama Ayana dari materi ini. ??

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: