Rule No. 4: Bekerja kepada Allah

Bekerja kepada Allah
Ilustrasi foto: Twitter
Bagikan

Rule No. 4: Bekerja kepada Allah

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

“Kapan terakhir kali ente pinjem duit ?” tanya saya kepada Budi

“Pas mertua meninggal. Pinjem ke temen liqo tapi tak lama kemudian diganti” jawab Budi

“Berarti rezeki keluarga ente masih dalam level cukup belum berlebih. Kalo berlebih gak bakal ngutang2” jelas saya.

Seinget saya terakhir saya pinjem uang 3 tahun lalu buat bayar cicilan mobil dan perpanjang pajak. 2 tahun silam saat berhimpun cicilan, pajak dan asuransi saya malah gak minjem. Kemarin nyari SMA buat anak, nanya2 ke Eka Sukawati sampe dia surprise anak saya mau masuk ke JISc. Karena kejauhan akhirnya anak saya masuk ke SMA Global, almamaternya Iqbal & Kiki, coboy junior. Budi tercengang saat saya sebut angka masuknya. Dompet saya tidak setebal dompetnya Budi tapi rezeki saya melampauinya.

Kalian gak percaya ? Sama. Saya aja gak habis pikir bagaimana bisa ekonomi keluarga kami menjadi lebih baik. Yaah.. begitulah jika Allah berkehendak, selalu menggagumkan.

Rame orang mencari rezeki pada pintu usaha, saya pun demikian dulunya. Cuma saya gak mau seperti orang2 awam yang mau aja dikerjain berpanas2 ria cuma buat masukin lamaran. Perusahaan gak jelas dilamar, yang ada juga data kita dijual oleh mereka. Saya hanya mau ngelamar dari A1, langsung dari direksinya. Uda belasan lamaran masuk dari jalur dekat sampe jalur jauh tapi tak ada satupun yang respon.

Sambil nunggu panggilan, manfaatkan peluang usaha. Iqbal dan Maryadi pernah saya kontak. Setali tiga uang, usaha ini juga belum bunyi. Sampai saya berpikir apa rezeki saya telah habis, qo bertahun2 semua usaha mentok. Kalo uda habis berarti mati dong. Kalo belum akan mati berarti masih ada rezeki di langit.

Gagal di satu pintu bukan berarti tertutup di pintu lain. Allah ingin saya berusaha di pintu lain begitu kesimpulan saya. Maka mulailah saya bangun malam menghimpun pintu istighfar dan pintu takwa. Di siang harinya dekati pintu sedekah sambil upayakan bersyukur. Semua pintu didekati. Begitu seterusnya sudah berjalan 4 tahun sejak saya keluar dari perusahaan tambang. Tak pernah satu malampun terlewat kecuali didalamnya ada doa rezeki yang saya panjatkan. Hingga Allah buka pintu rezeki seluas2nya.

Pernah saya dan istri menghitung nikmat Allah atas keluarga kami. Yang ada adalah kekaguman bagaimana mungkin saat kami melangkah satu jejak mendapat banyak ganjaran disaat orang lain hanya mendapat satu ganjaran dengan langkah yang sama.

Pernah ada temen istri mencoba kasi masukan ke istri perihal status pekerjaan saya. Dia bilang di Lampung banyak kader cerai gara2 penghasilan suami dibawah istri. Intinya dia wanti2 perihal perbedaan status pekerjaan. Abis ngomong gitu dia pinjem duit 3 juta buat biaya kuliah anaknya. Sambil ketawa saya bilang ke istri harusnya kamu nasehatin dia perihal rezeki, biar gak ngutang2. Orang kalo ngomong kudu liat2 dulu, kalo hidup saya susah banyak hutang kemana2 bolehlah dinasehati seperti ini. Yang kayak gini kan sama aja kita nasehatin Chairul Tanjung perihal how to start a business.

Kerja itu yang penting outputnya bukan proses. Pilih mana kerja banting tulang kesana kemari nyari duit tapi masih minus atau keliatan nyantai tapi uang datang sendiri ? Alhamdulillah keluarga saya boro2 ngutang, yang ada juga diutangi.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

“Istri ente suruh kerja Bud”, nasehat saya, “Bukan kerja seperti ente, tapi kerja kepada Allah”. Biar gak ngutang2 lagi. Hidup jangan sampe punya hutang kepada manusia. Jadi muslim minimal tidak membebani orang lain. Hidup itu jangan qodhoya mlulu isinya.

Kalo misalnya dalam pohon keluarga ternyata Budi masih ada hubungan dekat dengan Rahmat Gobel mungkinkah dia pinjem duit ke temen liqo nya ? Tidak.

Lalu bagaimana mungkin seseorang yang memiliki hubungan dengan Zat Yang Maha Kaya dan Maha Dermawan tak pernah meminta kepadaNya ?

Biarkan Budi nyari rezeki di Arutmin sementara Siti Rochmah nyari rezeki lewat pintu istighfar, takwa dan tawakkal, dan pintu lainnya. Gak pa2 Agus kerja di RS dan jadi dosen asalkan Rachma kerja kepada Allah.

Biarkan Nursalam yang kerja sebagai translator sementara Yuni kerja kepada Allah. Biarkan Feri sibuk dengan filantropi sementara Fani sibuk dengan Allah. Biarkan Sigit nguprek2 pekerjaannya, Arina pun bergegas kehadapanNya. Punya istri yang pernah mengenyam bangku kuliah jangan jadi pengangguran. Ayo sama2 kerja. Jadilah orang kaya karena Dia Maha Kaya.

Kalo istri sudah ‘kerja’ kalian harus tau diri jangan usik pekerjaannya. Yang bikin istri males kuadrat jika sholat malamnya diawali dengan mandi janabah. Yang kayak gini bukan lagi dikencingin setan tapi uda dilelepin, beratnya minta ampun apalagi kalau udaranya dingin. Oleh karenanya para suami kudu tau diri, kalo mau ibadah liat skedul kerja istri dulu.

Aah.. kalo cuma sholat malam sih gampang bang

Saya tidak sekedar bicara sholat malam tapi bicara meletakkan semua harapan dan permasalahan dalam ibadah kepadaNya. Yang punya hutang bangun dan beribadah malam dengan harapan Allah melunasi hutang. Yang merasa miskin bangun dan beribadah dengan harapan Allah memberi kekayaan. Yang punya masalah bangun dan beribadah dengan harapan Allah menyelesaikan masalahnya. Terus lakukan ibadah ini selama bertahun2 sampai kalian wafat.

Kerja kepada Allah gak ada liburnya dan gak ada pensiunnya karena balasannya juga luar biasa.

Di santunan kemarin Feri mau beli sepatu santai buat dipake di kantor. Nih orang berduaan mlulu ama istrinya di matahari dept store padahal yg lain lagi sibuk nyari baju anak yatim. Saya deketin trus dia nanya, “Sepatu ini bagus gak bang ?” sambil nunjukin sepatu Fladeo.

Saya ketawa, “Ente salah nanya orang. Ane gak level pake sepatu itu”.

Saya tunjukkin sandal Playboy yang saya pake kemudian saya ambil sepatu pajangan disebelahnya tertulis disitu Jim Joker, “Kalau yang ini bagus”.

Feri ngeliat harganya 1,7 juta ditaro lagi.

Harun yang duduk nyamperin trus ngomong “Fladeo itu buatan Cina yang dijadikan brand merk oleh matahari”.

Feri akhirnya gak jadi beli.

Budi saya ceritain kisah ini ketawa.

Dompet boleh tipis tapi apa yang saya kenakan branded semua, itu hasil kerja kepada Allah.

Yang penting kalian yakin dalam menggapai pintu ini. Saya butuh waktu lama meyakinkan istri bahwa jalan yang ditempuh sekarang adalah benar. Ajak istri bangun tiap malam untuk sholat, baca Quran, dan istighfar. Jika kalian berdua sudah yakin maka jadilah kalian keluarga yang dirahmati Allah sesuai doa Nabi ﷺ

“Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun di waktu malam lalu shalat dan ia pun membangunkan istrinya lalu sang istri juga shalat. Bila istri tidak mau bangun, ia percikkan air ke wajahnya. Semoga Allah juga merahmati seorang perempuan yang bangun di waktu malam lalu ia shalat dan ia pun membangunkan suaminya. Bila suami enggan untuk bangun, ia pun memercikkan air ke wajahnya.” (HR. An Nasa’i. Hadits senada juga diriwayatkan Abu Dawud dan Tirmidzi)

“Misalkan ente dan istri adalah sebuah negara dan ane jadi investor”, kata saya kepada Budi, “kalo ente berdua ribut mlulu, bertengkar, dan tidak harmonis. Apakah mungkin ane mau investasi ke ente ?”

“Tidak mungkin” jawab Budi.

“Nah begitulah dengan karunia Allah. Kalo suami istri ribut, bertengkar, dan tidak harmonis mana mungkin rezeki nempel pada mereka. Ini bukan kata saya tapi kata babeh Haikal dan saya sudah mengalaminya langsung” jelas saya.

Allah kalo uda merahmati sepasang suami istri masa iya dibiarkan kesusahan. Manusia piara kucing Anggora aja diperhatiin makannya, tidurnya, mandinya, dan segalanya. Masa iya jika Allah mencintai seorang hamba kemudian dibiarkan begitu saja ? Tidak mungkin menurut logika iman kecintaan Allah kalah oleh kecintaan manusia.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: