Berbaik Sangka dalam Musibah

Berbaik Sangka dalam Musibah
Ilustrasi foto: darunnajah.com
Bagikan

Berbaik Sangka dalam Musibah

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Yusuf dipenjara dengan tuduhan palsu. Saat beliau menakwilkan mimpi teman satu selnya, kepada orang yang bakal jadi bartender kerajaan beliau berpesan : “Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu”. Dilalahnya yang diberi pesan lupa hingga Yusuf harus mendekam beberapa tahun. Ini musibah bagi Yusuf. Masa iya si bartender bisa melupakan orang yang berjasa, teman satu sel di penjara seperti Yusuf. Namun begitulah jika takdir Allah berbicara.

Ibu Musa gelisah, bingung, dan takut membaca maklumat kepala kepolisian kerajaan Mesir bahwa setiap bayi laki2 dari Bani Israel akan dibunuh. Walaupun yang namanya maklumat kepala polisi tidak ada dalam tatanan hukum Mesir dan hanya menjadi bulan2an ahli hukum, cuma namanya emak2 rasa takut mendahuluinya.

Allah berikan ilham pada diri ibu Musa agar menghanyutkan bayi Musa ke sungai. Namun begitu tau sungai tersebut melewati istana Firaun maka hatinya ibu Musa menjadi kosong. Al Quran menceritakan peristiwa ini dengan kalimat : Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah).

Bayi yang susah payah dilarikan dan disembunyikan dari kejaran tentara Firaun malah masuk ke istana Firaun. Ini musibah bagi ibu Musa.

Musibah Yusuf dan musibah ibu Musa akhirnya menjadi berkah bagi mereka. Prinsipnya hanya satu berbaik sangka kepada Allah. Kalo pada peristiwa Musa disebutkan dengan kalimat supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). Siapa yang berbaik sangka kepada Allah maka dia akan percaya dengan janji Allah.

Dan begitulah, tak berapa lama kerajaan Mesir mencari ibu susuan untuk bayi angkatnya. Semua ibu2 yang mendaftar ditolak oleh bayi Musa kecuali ibu kandungnya. Ini menakjubkan, bayi yang gak bisa bedain mana dot botol dan mana milik ibunya ternyata bisa menolak dan hanya menerima milik ibunya. Disinilah kekuasaan Allah.

Ibu Musa tinggal di istana dan mendapat gaji dari Firaun, hidup tenang bersama anaknya. Semua kebutuhan terpenuhi dan yang penting gak bakal kena kasus. Namanya juga masuk ring istana siapa pula yang berani cari perkara.

Kalo saja sebelumnya dia mengikuti logika akal, tidak menuruti ilham yang Allah berikan. Melarikan diri dari kejaran aparat dengan masuk hutan keluar hutan, naik gunung turun gunung hingga bersembunyi di gua2. Mungkin saja dia dan bayi Musa selamat tapi hidupnya tidak senyaman ketika tinggal di istana Firaun. Nyari makan di hutan itu sulit sementara makan di istana dilayani. Nyari duit dalam kondisi buronan negara itu susah sementara di istana Firaun tak perlu kuatir gak digaji.

Skenario Allah memang dahsyat

Beberapa tahun kemudian terjadi peristiwa yang bikin heboh satu negara. Raja bermimpi dan tak satupun ahli mimpi yang bisa mentakwilkannya. Si bartender ini tiba2 teringat akan Yusuf, temannya satu sel. Singkat cerita takwil mimpi Yusuf memuaskan raja hingga membawanya pada posisi bendahara negara. Jadilah Yusuf sebagai menkeu. Walau tak pernah mendapat penghargaan sebagai menkeu terbaik namun Yusuf dapat membawa Mesir keluar dari resesi yang mendera selama 7 tahun. Gak pake ngutang dan investor, pemerintahan Mesir saat itu dibawah kendali Yusuf mampu bertahan dengan kakinya sendiri.

Ternyata hikmah musibah Yusuf mendekam beberapa tahun lagi adalah demi menanti mimpi sang raja. Kalo Yusuf sudah bebas sebelumnya tentu si bartender akan kesulitan menemukan sosok Yusuf. Seperti polisi yang kesulitan nyari Harun Masiku… ups salah maksud saya seperti Saudara2 Yusuf mencari Yusuf. Padahal masih satu negara tapi bertahun2 mereka tak bisa menemukan Yusuf. Dengan Yusuf masih dipenjara akan mudah untuk menemukannya.

Skenario Allah memang luar biasa

Hikmah apa yang bisa kita ambil dari dua kisah diatas ?
Kemudahan itu datang ketika kita mengikuti perintah Allah. Ibu Musa mengikuti ilham yang Allah berikan hingga dia bisa berkumpul lagi dengan anaknya dalam keadaan aman. Yusuf ikhlas menerima takdir beberapa tahun di penjara, tidak dendam pada temannya yang lupa hingga beliau manjadi bendahara negara.

Musibah sakit dan pandemi yang menimpa kita tidak perlu dirisaukan. Pikirin aja pelaksanaan dari perintah Allah sudahkah dijalankan. Musibah pada waktunya akan hilang tapi amal jika tak dikerjakan akan menjadi sesalan. Yang menjalankan perintah Allah akan memetik hasilnya sementara yang enggan akan merugi.

Allah memberi rezeki lewat musibah. Tanpa beberapa tahun dipenjara tak mungkin Yusuf menjadi bendahara negara. Tanpa kehilangan anaknya ketika menghanyutkan tak mungkin ibu Musa mendapat gaji. Allah Maha Kuasa, Dia mampu memberikan rezeki pada hambaNya bahkan disaat sang hamba mendapat musibah. Jika suatu negara tak mampu kasi makan rakyatnya ketika lockdown itu karena negaranya miskin. Sementara Allah Maha Kaya, lewat musibahpun seorang hamba diberikan rezeki. Oleh karenanya berbaik sangkalah kepada Allah.

Jadi kalau ada ikhwah yg telah menerapkan prokes, tp masih ada keluarganya yg positif covid, maka bersabarlah… tunggulah beberapa waktu hingga Allah membuka tabir hikmahnya.
Jika ada ikhwah bertanya apa hikmah dirinya sakit… maka tunggu hingga keberkahanNya turun dan akhirnya menjadikan ikhwafillah tak henti2nya bersyukur.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: