Seri Musa vs Firaun: Takut

Takut
Ilustrasi foto: mukjizat.co
Bagikan

Seri Musa vs Firaun: Takut

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Uniknya dalam sesi training Musa takut tatkala tongkat yang dilempar berubah menjadi ular.
Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Allah berfirman: “Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula, (Thaha : 20-21)

Kemudian dalam sesi ujian Musa pun tetap takut menghadapi ular2 tukang sihir.
Kami berkata: “janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). (Thaha : 68)

Padahal sebelumnya Allah telah berfirman kepada Musa jangan takut ama ular. Ee… pas hari-H nya tetap takut. Apa Tuhan marah ? Tidak justru Dia menenangkan dan memotivasi Musa, janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang).

Ini pelajaran bagi kita sebagai guru bagi anak2. Uda ngajarin anak jika 1 + 1 = 2 ternyata pas ulangan anak gak bisa ngerjain soal sejenis maka kita tidak boleh marah atau kecewa. Rajin mengulang2i agar anak paham sebagaimana dua kali Allah berfirman jangan takut perihal ular kepada Musa. Dan yang tak kalah penting adalah motivasi agar anak dapat mengalahkan kelemahan dirinya.

Suksesnya Pendidikan

Suksesnya pendidikan kan cuma 2 ada keikhlasan pengajar dan kemauan yang diajar. Itu sebabnya Musa sukses melewati ujian berat tanpa cacat karena beliau mengikuti perintah Tuhan, disuruh lempar dilempar, disuruh pegang dipegang. Pada akhir cerita seluruh tukang sihir Firaun tobat dan beriman kepada Allah, buah dari kesuksesan Musa.

Parahnya pendidikan Indonesia sedikit sekali guru yang ikhlas dalam mengajar saat ini. Salary guru yang lulus kompetensi bikin karyawan berdecak. Kalo terima rapelan tunjangan kompetensi bisa beli motor cash. Guru dimanjakan dengan teknologi ajar, segala buku dari banyak penerbit bertebaran, belum lagi ada google. Guru gak dituntut untuk tahu yang penting bisa memberitahu. Beda dengan jaman saya dulu. Gaji guru dibawah ASN kementerian, jadi hanya yang benar2 ikhlas mau kerja dengan gaji minim. Alat bantu guru hanya buku cetak terbitan Balai Pustaka. Ini buku dari jaman kuda narik delman sampe kuda narik becak isinya :
?
Ini Budi
Ini ibu Budi
Ibu Budi sedang ke pasar
?
Uang telah merubah keikhlasan seorang guru. Jaman saya kalo guru gak tau arti kata koalisi maka murid lebih bego lagi. Peribahasa “Guru kencing berdiri murid kencing berlari” benar2 terasa saat itu.

Kalian yang punya liqo pun sama. Kalo ngaji bertahun2 gak ada perubahan maka liat keikhlasan murabbi dan kesungguhan mutarabbi. Ngaji itu kalo begitu2 aja gak ada perubahan bukan programnya yang digonta ganti tapi liat keikhlasan dan kesungguhan. Punya status kader inti tapi intinya selalu bilang afwan gak bisa hadir atau afwan akhi ane telat. Setiap liqo selalu ada afwan tapi materinya siyasah syar’iyah. Ini ngelindur namanya.

Belajarnya Ulama

Itu sebabnya ulama dahulu selalu menguji kesungguhan calon muridnya sebelum benar2 diterima sebagai murid. Ada sebuah kisah menarik dari Syaikh Ali Bashfar hafizhahullah seorang ulama dan penghafal alqur’an.

Saat Syaikh Ali Bashfar menuntaskan hafalan alqur’an-nya bersama kawan2nya beliau ingin melanjutkan mengambil sanad bacaannya ke seorang syaikhul qurraa yang saat itu kabarnya memiliki sanad tertinggi yaitu syeikh Aiman Rusydi Suaidi hafizhahullah.

Prediksi beliau dan teman2nya paling waktunya sebentar setelah itu dapat sanad. Ternyata kata beliau untuk membaca ta’awwudz saja di hadapan syekh aiman di habiskan waktu lebih dari satu jam, lalu berapa waktu yang diperlukan untuk membaca 30 juz alqur’an ?

Walhasil selesai juga beliau menuntaskan bacaannya 30 juz di hadapan sang guru namun Syeikh Aiman mengatakan beliau tidak bisa memberikan ijazah sanad kepada Syeikh Bashfar dengan alasan ada satu huruf yang belum bisa dengan tepat dilafalkan, yaitu huruf raa’ ( ر ). Kalian bayangkan orang Arab masih dianggap kurang fasih ngucapin huruf raa’, opo meneh wong jowo, komo deui urang sunda ?

Syeikh Bashfar bercerita, setelah itu dia betul2 berkonsentrasi berusaha untuk membetulkan bacaan huruf raa’ tersebut namun tetap saja syeikh Aiman menyatakan bacaannya belum benar. Akhirnya beliau menunaikan umroh kemudian di multazam secara khusus berdoa kepada Allah agar Allah memudahkannya mengucapkan huruf raa’ dengan tepat dan benar, hanya itu yang beliau minta kepada Allah.

Allah mengabulkan doa beliau akhirnya syeikh Aiman pun memberikan ijazah sanad bacaan alqur’an kepada syeikh Abdullah Ali Bashfar hafizhahullah. Kesungguhan mutarabbi beriringan dengan keikhlasan murabbi menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Tahun 90-an kaset murottal yang beredar di Indonesia itu kalo gak al Matrud ya Ali Bashfar. Semua ikhwan langgam bacaannya ngikutin salah satu dari dua syaikh tersebut. Baru belakangan Syaikh Sudais muncul setelah RCTI menyiarkan siaran langsung sholat tarawih di Masjidil Haram.

Seandainya Kita di Posisi Nabi Musa

Misalkan nih misal kalian berada pada posisi Musa, seorang diri menghadapi tipu daya tukang2 sihir kemudian Allah berfirman “janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang).” Apakah kalian takut ? Tidak bang. Good ??

Pasca Ramadhan ini kondisi ekonomi kita babak belur, entah butuh berapa bulan agar kembali seperti semula. Yang jelas sampe akhir tahun 2020 belum akan bangkit. Menkeu prediksi defisit APBN 2020 sampe 1.028 trilyun. Ini uda setengah dari rencana pendapatan negara sebesar 2.233,2 T. Pemerintah lagi nyari utangan sekitar 990,1 trilyun untuk menutupinya. Seluruh negara lagi susah begini, siapa pula yang mo kasi utangan sebesar itu. Mohon maaf para ASN bukannya nakut2in tapi bersiap2lah untuk skenario terburuk. Untuk pariwisata (hotel & travel) dan property belum akan bangkit tahun ini. Yang sepi belum akan ramai, yang tidak gajian belum akan terima full.

Lalu apakah kita kuatir ? jelaslah, kuatir bagaimana kita akan makan, bagaimana anak2 akan sekolah, bagaimana kebutuhan sehari2 terpenuhi, bagaimana hutang terbayar, dst.

Tapi dibanyak ayat Allah berfirman “janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku”. (2:150; 3:175; 5:3,44). Apakah kalian masih kuatir ? Hmm gimana ya…??
Itu gunanya iman. Musa ditraining jangan takut maka beliau tidak takut karena percaya dengan firman Allah. Sementara bagaimana kualitas training kita sekaranglah pembuktiannya. Apakah benar tujuan puasa la’alakum tattaqun agar kalian bertakwa sudah kita raih.

Semoga Ramadhan kemarin menguatkan iman kita menghadapi ujian ke depan

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: