Bagaimana Allah Berbuat

Bagaimana Allah Berbuat
Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM
Kita itu maunya kalo menyaksikan kezhaliman pengennya langsung musnah, apalagi yang berlangsung bertahun2, uda eneg aja ngeliatnya. Liat wajah2 penzhalim tampil di TV pengen nimpuk aja bawaannya. Baca berita mereka di media ngomong ini dan itu yang intinya lagi2 ngibulin rakyat pengen maki2 aja rasanya.
Itulah ghirah (kecemburuan) agama. Yang tenang2 ngadepin orang zhalim setenang dia bicara dengan orang jujur, itu tandanya cacat iman. Ghirah itu membuat seorang muslim berbeda sikap tatkala berhadapan dengan orang yang berbeda karakter.
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. (Al Fath : 29)
Ghirah yang membuat seorang muslim berdoa kepada Tuhannya tatkala ada saudaranya yang dizhalimi. Sehingga tak perlu ditanyakan kenapa seorang muslim di Indonesia mendoakan saudaranya di Palestina. Itu pasti karena ghirah.
Namun doa tak selamanya dikabulkan menurut kehendak kita. Ada saat doa dikabulkan sesuai yang kita minta, itu tandanya Allah Maha Mengabulkan. Dan ada doa yang tak berjalan sesuai dengan harapan kita, nah kalo yang seperti ini Allah ingin menunjukkan kepada kita bahwa perbuatanNya tak bisa diintervensi oleh mahlukNya. Dia Maha Berkehendak.
Bertahun2 kita mendoakan keburukan pada rezim, namun bukannya jatuh atau melemah malah makin kuat kedudukannya. Tanda2 ditolak kah doa kita ? Tidak. Doa kita diterima apalagi yang dipenuhi oleh hati yang khusyu dan penuh harap. Hanya Allah berbuat menurut kehendakNya bukan menurut keinginan kita.
Jika setiap doa orang yang di penjara karena dizhalimi dikabulkan maka orang yang paling layak didengar doanya adalah Nabi Yusuf as. Beliau benar2 terzhalimi, dipenjara karena kasus rekayasa. Kita tau bahwa Yusuf as tak bersalah dan khalayak pada masa itu pun tau bahwa rencana perselingkuhan itu adalah milik istri Al Aziz. Tak ada satupun yang dapat memungkiri bukti2 yang ada.
Bukti pertama adalah robeknya baju dibelakang, terhadap hal ini istri Al Aziz terdiam. Bukti kedua adalah tangan yang teriris, terhadap hal ini para sosialita (buzzer & netijen) terdiam. Cuma karena ini masalah uda viral dimana harus ada yang didakwa bersalah maka dirancanglah sebuah skenario menjatuhkan Yusuf as. Pokoknya kalo saya bilang salah, ya salah, begitu kata Al Aziz. Ini bahasa pejabat sekarang sementara bahasa Al Quran :
Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda (kebenaran Yusuf) bahwa mereka harus memenjarakannya sampai sesuatu waktu. (Yusuf : 35)
Yusuf dipenjara tanpa melalui proses semestinya. Namanya rekayasa pasti terbongkar di pengadilan, itu sebabnya kasus seheboh ini tidak dibawa ke pengadilan. Di kemudian hari sang raja sampai bertanya : Raja berkata (kepada wanita-wanita itu): “Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?” (Yusuf : 51). Kalo dibawa ke pengadilan kerajaan, sang raja pasti tau kasus ini.
Yusuf as berada pada posisi benar dan beliau dipenjara. Ternyata kebenaran tidak anti terhadap penjara. Artinya adanya pembela kebenaran yang dipenjara bukanlah hal yang tabu. Buya Hamka, Sayyid Qutb, Ibnu Taimiyah, dan yang terkenal Imam Ahmad pernah berada di penjara. Padahal doa mereka lebih maqbul dari kita tapi toh tetap Allah hadirkan bui dalam hidup mereka.
Dan uniknya justru dari penjara itulah lahir kemenangan. Buya Hamka dan Sayyid Qutb melahirkan kitab tafsir yang dibaca sampai sekarang disaat ide2 pemikiran Soekarno dan Gamal Abdun Nasser, pemimpin yang memenjarakan mereka telah usai. Ibnu Taimiyah dan Imam Ahmad keluar dari penjara dan dieluk2kan oleh seluruh negeri baik oleh pemimpin maupun rakyatnya sementara pemimpin yang memenjarakan mereka telah mati dan dilupakan orang.
Allah Maha Hebat. Mereka keluar dari penjara bukan sebagai pecundang tapi sebagai pemenang. Nabi Yusuf mendapat kemuliaan dan kedudukan; Buya Hamka, Ibnu Taimiyah, dan Imam Ahmad mendapat kemuliaan; sementara Sayyid Qutb mendapat syahadah.
Jadi begitulah, tatkala saya membaca tulisan tentang nabi Yusuf, terpetik sebuah hikmah : ternyata begitulah cara Allah berbuat menolong hambaNya. Ada yang lewat penjara kemudian kezhaliman lenyap seperti kisah Nabi Yusuf. Ada yang lewat tidur kemudian kezhaliman binasa seperti kisah Ashahabul Kahfi. Ada yang lewat kematian seperti kisah ashahabul ukhdud (surah al Buruj) kemudian kezhaliman ambyar. Dan ada yang lewat peperangan seperti yang dialami Baginda Nabi Muhammad ﷺ bersama para sahabat ra kemudian kezhaliman hancur. Luar biasa memang cara Tuhan memperlihatkan perbuatanNya.
Kalo begitu gak perlu mendoakan dan mensupport mereka dong bang, kan segala sesuatunya sudah berjalan menurut ketetapan Allah ? Doa itu adalah hujjah kita dihadapan Allah kelak. Doa saya atas orang2 yang dizhalimi walau saya tau mereka tidak akan segera bebas atau doa saya atas mujahidin Syam walau saya tau kemenangan mereka akan lama karena ini perang akhir zaman, adalah hujjah saya untuk melepas tanggung jawab dihadapan Allah jika kelak Dia bertanya, “Apa yang sudah kau lakukan atas orang2 yang dizhalimi ?”
Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?” Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa. (Al A’raf : 164)
Adapun support perjuangan dalam bentuk tagar, nasehat, semangat, dll diperlukan untuk memantabkan hati para pejuang. Jangankan sekelas kita, selevel Imam Ahmad bin Hambal saja masih bersemangat mendengar sebuah nasehat. Dalam kasus penentangan UU Al Quran adalah mahluk, setelah diborgol dan dipertontonkan dihadapan publik dalam rangka menjatuhkan mental Imam Ahmad, beliau dibawa ke penjara. Beberapa rakyat jelata menyemangati sang Imam.
Apa yang dilakukan rakyat sungguh berkesan di hati sang Imam sebagaimana beliau menceritakannya :
“Sejak terjadi masalah ini (masalah pemaksaan kemakhlukan Al Quran) tak ada kata yg paling berkesan di hatiku lebih menghujam dibanding semangat yg diberikan seorang arab badui, ‘Wahai Ahmad, kalau kau terbunuh lantaran kebenaran maka kau mati dalam keadaan syahid, dan kalau kau tetap hidup maka kau hidup dalam keadaan terpuji.’ Itu membuat hatiku makin kuat menghadapi.”
(Siyar A’lam An-Nubala, cetakan muassasah Ar-Risalah jilid 11 hal. 241).
Seorang Imam Besar Ahlus Sunnah ternyata masih membutuhkan support dari rakyat jelata yang tak dikenal apalagi pejuang2 masa kini. Jadi kalo mau kasi semangat jangan berpikir dia kan ustadz pasti uda tau perihal istiqomah, apalah artinya saya sekedar remahan rengginang. Jangan seperti itu. berikan semangatmu dalam kalimat agar para pejuang tersebut tau mereka tidak sendirian dalam berjuang.
Tetap yakin dengan janji Allah,
tetap support,
tetap berdoa, dan
tetep baca surah Al Kahfi bada Magrib nanti
“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6470)
Recent Comments