Pengajaran Al Quran

Pengajaran Al Quran
Ilustrasi foto: indonesiainside.id
Bagikan

Pengajaran Al Quran

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Al-Qur’an mengajarkan kepada kita keteladan dalam berperilaku.

1. Ketika bersuara.
“Dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman: 19)

2. Ketika berjalan.
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan kesombongan” (QS. Al-Isra: 37)

3. Ketika berucap
“Ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia” (QS. Al-Baqarah: 83)

4. Ketika mendengar
“Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang” (QS. Hujurat: 12).

5. Ketika Makan dan Minum
“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan”. (QS. al-A’raf: 31)

6. Ketika melihat
“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal”. (QS. Thaha Ayat 131).

7. Ketika di perkumpulan.
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu” (QS. Mujadilah : 11)

Sungguh tak ada satupun pengajaran seindah pengajaran Al-Qur’an. Diajarkannya kita berakhlak mulia lewat tata krama berperilaku yang tak dimiliki oleh penganut lain. Ubek2 dah tuh Injil, Weda, atau Tripitaka ada gak yang ngomongin soal berjalan dan bersuara. Ini adalah kebaikan dari Allah kepada umat Islam. So… tak mungkin orang yang hidup dengan Al Quran menjadi teroris atau menjadi penebar kerusakan. Maka ketika ada yang memberikan stigma negatif kepada ahlul quran, Allah berfirman:

“orang-orang kafir dari kalangan ahli kitab serta orang-orang musyrik itu tidak senang apabila kalian mendapatkan kebaikan dari tuhan kalian. Dan Alloh mengkhususkan rahmatNya bagi siapa yang di kehendaki, dan Alloh memiliki keutamaan yang agung” (QS Al Baqarah: 105)

Semua tuduhan, fitnah, dan hinaan yang dilontarkan kepada kaum muslimin karena dengki. Logikanya jika ada tetangga dapat sembako gratis karena ikut antrian maka kita harus antri agar dapat juga. Ini uda gak mau antri malah bikin status negatif gara2 gak dapet sembako. Ampun dah…

Begitulah kalo mo dapet kebaikan sebagaimana yang dimiliki kaum muslimin, ya tinggal syahadat. Lha syahadat gak mau tapi ngarep kebaikan. Goblok namanya.

Bahasa Al Quran
Bahasa Al Quran adalah bahasa tingkat tinggi. Tinggi kelembutan dan kehalusan bahasanya. Misalnya ketika berbicara tentang jimak (hubungan suami istri), Al Quran menggunakan kinayah (majaz) seperti:

1. لامستم النساء
Artinya : Menyentuh wanita

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَقْرَبُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنتُمْ سُكَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا۟ مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِى سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا۟ ۚ وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰٓ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَآءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ ٱلْغَآئِطِ أَوْ لَٰمَسْتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا۟ مَآءً فَتَيَمَّمُوا۟ صَعِيدًا طَيِّبًا فَٱمْسَحُوا۟ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun (QS Nisa: 43)

2. أفضى بعضكم إلى بعض
artinya : Telah bergaul satu sama lain

وَكَيْفَ تَأْخُذُونَهُۥ وَقَدْ أَفْضَىٰ بَعْضُكُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ وَأَخَذْنَ مِنكُم مِّيثَٰقًا غَلِيظًا
Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat. (QS Nisa: 21)

3. باشروهن
artinya : Campurilah mereka

عَلِمَ ٱللَّهُ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَخْتَانُونَ أَنفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنكُمْ ۖ فَٱلْـَٰٔنَ بَٰشِرُوهُنَّ وَٱبْتَغُوا۟ مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلْخَيْطُ ٱلْأَبْيَضُ مِنَ ٱلْخَيْطِ ٱلْأَسْوَدِ مِنَ ٱلْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا۟ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَٰكِفُونَ فِى ٱلْمَسَٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.(QS Al Baqarah: 187)

Sementara dalam perkataannya, Nabi ﷺ menggunakan istilah :
1. الدلو والبئر
timba dan sumur

2. الميل في المكحلة
Celak di botolnya

Diceritakan, Ibnu Abbas ra berkata, “Ketika Ma’iz datang kepada Rasulullah (mengaku zina).
Rasulullah berkata padanya, “Barang kali kamu hanya menciumnya, atau hanya menyentuhnya, atau hanya melihatnya?”
Ma’iz berkata, “Tidak,”
Rasul berkata, “Kamu telah menjimaknya?”
Ma’iz berkata, “Iya, wahai Rasul.”

Nabi sampai empat kali berusaha menolak pengakuan Ma’iz. Baru kedatangan yang kelima beliau menerimanya.
“Kamu telah menyetubuhinya?” Tanya rasul.
“Iya.”
“Sampai sesuatu darimu masuk ke sesuatu miliknya?”
“Iya.”
“Seperti masuknya jarum ke tempat celak, atau timba ke sumur?”
“Iya.”
“Apakah kamu tahu apa itu zina?”
“Iya. Yakni aku bersetubuh dengannya (perempuan) yang haram seperti bersetubuh dengan perempuan halal.”
“Lantas apakah yang kamu inginkan dari ucapanmu ini?”
“Aku ingin Engkau membersihkanku (menerapkan hukum Allah).”
Maka Rasul memerintahkan dia dirajam.

Itulah bahasa yang digunakan Allah dan Rasul-Nya ketika membicarakan masalah ranjang.

Hanya orang dari kasta tinggi yang berbicara dengan bahasa tinggi. Kalian sekolahkan anak di SDIT pasti berbeda omongannya dengan di SDN. Bukan hanya beda cost-nya 😊 tapi beda kosakata dan perbendaharaan bahasanya. Sementara Islam mengajarkan pemeluknya berbahasa indah yang dipenuhi rasa malu. Coz malu itu sebagian dari iman.

Rasulullah ﷺ lebih malu dari gadis pingit sehingga ketika seorang wanita bertanya bagaimana cara membersihkan vagina setelah selesai haidh beliau malu menjelaskan secara detail sampai harus Aisyah radhiyallohu anha yang ambil alih.

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwa seorang wanita bertanya kepada Nabi ﷺ tentang mandi dari haid. Maka beliau memerintahkannya tata cara bersuci, beliau bersabda:

تَأْخُذُ فِرْصَةً مِنْ مِسْكٍ فَتَطَهُّرُ بِهَا قَالَتْ كَيْفَ أَتَطَهُّرُ بِهَاقَالَ تَطَهَّرِي بِهَاسُبْحَانَ اللهِ.قَالَتْ عَائِشَةُ وَاجْتَذَبْتُهَا إِلَيَّ فَقُلْتُ تَتَبْعِي بِهَاأَثَرَا لدَّمِ
“Hendaklah dia mengambil sepotong kapas atau kain yang diberi minyak wangi kemudian bersucilah dengannya. Wanita itu berkata: “Bagaimana caranya aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah bersucilah!” Maka ‘Aisyah menarik wanita itu kemudian berkata: “Ikutilah (usaplah) olehmu bekas darah itu dengannya (kain/kapas).” (HR. Muslim: 332)

Itulah adab Islam mengajarkan pemeluknya untuk berperilaku dan berbicara yang baik. Silakan gali lebih dalam agama ini, pasti yang ditemukan adalah adab berperilaku. Baik perilaku kepada Tuhan, manusia, lingkungan, atau mahluk hidup. Benarlah sabda Rasul:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
“Sungguh aku diutus menjadi rasul tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: