Bulan Sya’ban dan Untaian Keistimewaan yang Allah Ta’ala Sematkan di Dalamnya

Bulan Sya’ban dan Untaian Keistimewaan yang Allah Ta’ala Sematkan di Dalamnya
Bagikan

Bulan Sya’ban dan Untaian Keistimewaan yang Allah Ta’ala Sematkan di Dalamnya

Sya’ban berasal dari kata syi’ab yang artinya jalan di atas gunung atau di pegunungan. Dan, ini adalah sebutan untuk jalan kebaikan. Hal ini sebagai kiasan bahwa Sya’ban adalah momentum tepat untuk menapaki jalan kebaikan dalam mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadhan.

Lalu, apa saja keutamaan yang layak untuk kita ketahui terkait bulan ke-8 dalam sistem penanggalan Hijriyah ini?

1.Sya’ban: Lima Kemuliaan yang Dikandungnya

Yahya bin Mu’adz Ar-Razi rahimahullâh mengatakan bahwa kata Sya’bân (شَعْبَانَ) terdiri dari lima huruf. Yang mana, setiap hurufnya mewakili sebuah keistimewaan. Siapa yang menghidupkan bulan Sya’ban dengan ketaatan kepada Allah, niscaya dia akan mendapatkan lima keistimewaan.

Apa sajakah itu?

Huruf syin (ﺵ) sebagai syafa’a (pertolongan). Huruf ain (ﻉ) sebagai al-‘izza (kemenangan). Huruf ba’ (ﺏ) sebagai al-birru (kebaikan). Huruf alif (ﺍ) sebagai al-ulfah (belas kasih). Dan, huruf nun (ﻥ) sebagai nur atau cahaya. (Durratun Nashihin)

Penjelasan yang hampir serupa disampaikan pula oleh Al-Imam ‘Abdurraḥman As-Shafury. Dalam Nuzhatul Majâlis wa Muntakhabun Nafâ’is, beliau menyebutkan kalau Sya’ban merupakan singkatan dari huruf syin yang berarti kemuliaan (الشَّرَفُ).

Huruf ain yang berarti derajat dan kedudukan yang tinggi yang terhormat (العُلُوُّ). Kemudian, huruf ba’ yang berarti kebaikan (البِرُّ). Huruf alif yang berarti kasih sayang (الأُلْفَة). Huruf nun yang berarti cahaya (النُّوْرُ).

2. Sya’ban: Bulan Pendahuluan untuk Ramadhan

Sya’ban adalah bulan ke-8 dalam sistem penanggalan Hijriyah. Ini artinya, Sya’ban berada di antara dua bulan agung, yaitu Rajab dan Ramadhan.

Karena kedudukannya sebagai pendahuluan bagi Ramadhan, maka pada bulan Sya’ban ada penekanan terkait ibadah yang disyariatkan ketika Ramadhan, yaitu berpuasa dan tilawah Al-Quran.

Menurut Imam Ibnu Rajab, dengan memperbanyak shaum dan membaca Al-Quran ketika Sya’ban, seseorang menjadi lebih siap untuk memasuki Ramadhan. Jiwa pun menjadi terkondisikan untuk taat kepada Allah Ta’ala. (Lathaiful Ma’arif)

3.Sya’ban: Bulan untuk Memperbanyak Puasa

Usamah bin Zaid ra. bertanya kepada Rasulullah ﷺ, “Wahai Nabi, aku tidak melihatmu berpuasa pada bulan-bulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban?”

Nabi ﷺ menjawab, “Ada banyak manusia yang lalai ketika bulan Sya’ban. Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah Ta’ala. Maka, aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah sedangkan diriku dalam keadaan berpuasa.” (HR An-Nasa’i)

Ibunda ‘Aisyah ra. pun memilih Sya’ban sebagai waktu untuk mengqadha hutang puasa Ramadhan sebelum datang Ramadhan berikutnya (HR Al-Bukhari, No. 1950 dan Muslim, No. 1146)

Penundaan yang dilakukan oleh ‘Aisyah ra. disebabkan karena kesibukan beliau dalam mendampingi Nabi ﷺ.

“Aku dahulu punya kewajiban puasa. Aku tidaklah bisa membayar utang puasa tersebut kecuali pada bulan Sya’ban karena kesibukan dengan Rasulullah ﷺ.” (HR Muslim)

4. Sya’ban: Bulan Diserahkannya Catatan Amal Setahun

Sya’ban adalah bulan diserahkannya catatan amal manusia kepada Allah Ta’ala. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid ra.

Itulah mengapa, Rasulullah ﷺ dengan takzimnya yang mendalam kepada Allah Ta’ala, beliau ingin agar ketika catatan amalnya diangkat, beliau sedang dalam keadaan ibadah, yaitu berpuasa.

Menurut Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki, penyerahan amal yang dimaksud di sini adalah penyerahan seluruh catatan amal selama setahun.

5. Sya’ban: Bulan Turunnya Perintah Shalawat

Al-Ahzab (33) ayat 56 termasuk ayat yang sangat popular di tengah kaum Muslim. Di dalamnya terkandung perintah untuk bershalawat kepada Rasulullah ﷺ. Menurut sejumlah pendapat, ayat itu turun pada bulan Sya’ban tahun ke-2 Hijriyah.

Itulah mengapa, Sya’ban dikatakan sebagai bulannya Nabi ﷺ (sebagaimana perkataan beliau ﷺ bahwa Sya’ban adalah bulanku) dan bulannya shalawat, yang mana kita dianjurkan untuk memperbanyak shalawat kepada beliau ﷺ. (Syeikh Abdul Hamid Al-Qudsi, Kanzun Najah was Surur)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: