3 Pendekatan Dalam Mengendalikan Kecelakaan / Penyakit di Tempat Kerja

Pendekatan Safe person, safe place, safe system
Ilustrasi foto: muhyidin.id
Bagikan

3 Pendekatan Dalam Mengendalikan Kecelakaan / Penyakit di Tempat Kerja

Oleh: Muhyidin, SKM, MKKK

Dari 3 pendekatan dalam mengendalikan risiko dan menurunkan kecelakaan/penyakit di tempat kerja yaitu teknologi (safe place), sistem (safe system), dan orang (safe person)/culture, ketiga pendekatan tersebut sama pentingnya, saling melengkapi dan bisa dilaksanakan secara paralel di tempat kerja.

Pendekatan Safe Place

Strategi tempat yang aman (safe place) didukung oleh proses penilaian risiko dan penerapan hierarki kontrol hingga pada titik di mana perubahan dilakukan pada lingkungan fisik yang ada misalnya dengan menggunakan teknologi. Strategi ini diterapkan juga untuk situasi darurat yang tidak normal, serta pemantauan dan evaluasi untuk menilai kemanjuran solusi yang diterapkan dan tinjauan sejawat (peer review) atas modifikasi. Strategi ini juga paling efektif ketika bahaya dapat diprediksi dan ada banyak informasi yang tersedia tentang potensi masalah. Contoh strategi safe place yaitu: penilaian risiko, penilaian ergonomi, pembuatan akses yang selamat, keselamatan listrik, pengendalian bahaya bising/radiasi/biologi, housekeeping (tata graha), kesiapsiagaan darurat, dan inspeksi/monitoring tempat kerja. 

Pendekatan Safe Person

Pendekatan safe person terkait dengan faktor manusia (human factor) seperti membekali pekerja dengan pengetahuan & keterampilan untuk menghindari menciptakan skenario berbahaya pada saat pertama atau pelatihan untuk menangani situasi yang tidak aman jika hal itu muncul di tempat kerja; mengkomunikasikan kesadaran akan situasi yang berpotensi menyebabkan bahaya; atau dengan pemulihan seseorang setelah mengalami penyakit atau cedera apakah itu fisik atau psikologis. Strategi safe person memiliki keuntungan karena mampu menghadapi potensi bahaya yang lebih kompleks dan tidak teratur, dan ini tercermin dalam berbagai pilihan perlakuan yang tersedia. Di mana eliminasi bahaya bukanlah pilihan yang layak, metode untuk mengatasi kemungkinan bahaya memberikan alternatif yang masuk akal, dan dalam beberapa kasus ini mungkin hanya melibatkan menciptakan kesadaran akan potensi masalah yang akan muncul. Contoh strategi safe person yaitu: seleksi pra-kerja dan penggunaan kriteria seleksi karyawan; analisis kebutuhan pelatihan untuk pelatihan kompetensi (awareness dan refresher/penyegaran); pendidikan berkelanjutan, jaringan dan pengembangan peran; komunikasi kebijakan dan anti-pelecehan; pendukung terhadap keragaman seperti perbedaan budaya; pertimbangan khusus dari kebutuhan untuk yang lebih muda, hamil dan pekerja yang lebih tua; kesadaran akan kelelahan, ritme sirkadian, dan rentang perhatian untuk memastikan perencanaan yang cermat dari daftar nama dan shift kerja; program bantuan karyawan (employee assistance programs); program promosi kesehatan dan vaksinasi; surveilans kesehatan; survei persepsi dan inisiatif/umpan balik; penggunaan alat pelindung diri; program rehabilitasi; penggunaan penilaian kinerja; dan  penerapan keselamatan berbasis perilaku.

Pendekatan Safe System

Pendekatan safe system mengatasi banyak bahaya yang terkait dengan kurangnya kepemimpinan dan arahan dan akibatnya banyak pilihan yang tersedia bersifat preventif – seperti membuat kebijakan keselamatan; menetapkan kriteria keselamatan untuk pemilihan pemasok, bahan baku, desain dan peralatan. Ketentuan untuk pembelajaran organisasi di mana tindakan pengendalian telah gagal, seperti melakukan investigasi insiden, disertakan. Strategi preventif dan reaktif perlu diterapkan untuk mengelola keselamatan dan kesehatan secara efektif, dan salah satu manfaat dari pendekatan sistem adalah isyarat dan petunjuk yang diberikan untuk memfasilitasi kedua tanggapan ini. Dapat dilihat bahwa strategi sistem yang aman membangun keselamatan pada tahap konsep dan paling efektif bila disampaikan dalam budaya yang sesuai. Contoh strategi safe system yaitu: kebijakan K3, akuntabilitas, pembelian dengan kriteria K3, supervisi yang kompeten, prosedur kerja aman, komunikasi, konsultasi, audit, dan sistem review.

 

Referensi:

  1. Li Y, Guldenmund FB. Safety management systems: A broad overview of the literature., Safety Science 103 (2018) 94–123. 
  1. Makin AM and  Winder C. 2008. A new conceptual framework to improve the application of occupational health and safety management systems. Safety Science 46: 935-948. 
  1. OSHA. 2016. Recommended Practices for Safety and Health Programs. US Occupational Safety and Health Administration (OSHA  
  1. Kim Y, Park J, Park M.Creating a Culture of Prevention in Occupational Safety and Health Practice. Saf Health Work. 2016. (2):89-96 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: