Utang, Penyakit Kronis

Utang, Penyakit Kronis
Ilustrasi foto: peraktoday.com.my
Bagikan

Utang, Penyakit Kronis

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Berutang saya golongkan sebagai penyakit degeneratif karena ini penyakit kronis menyerang siapa saja. Tak peduli orang kaya atau miskin, orang awam atau ustadz. Masalahnya setelah penyakit berutang muncul penyakit malas bayarnya. Begitu bahayanya penyakit ini, Al Quran membicarakan secara detil sampe pada tataran teknis prosedur peminjaman hingga pengembalian. Padahal kalo kalian lihat, Al Quran tidak membicarakan sedetil ini ketika berbicara mengenai sholat.

Hadits Nabi ο·Ί pun mewanti2 hingga mengancam orang yang tidak bayar utang. Di sisi lain nabi ο·Ί memuji orang yang meringankan beban orang yang berutang.

Utang adalah penyakit tua setua usia manusia. Dalam perjanjian lama ada 4 ayat yang bahas masalah utang piutang (silakan di googling. Jangan nama perempuan aja yang digoogling, bukan begitu Nursalam? 😊). Sebelum beranjak jauh yang saya maksud utang disini adalah utang yang tidak dibayar2.

Al Quran dan hadits tidak mencela orang yang berutang, yang dicela adalah yang lalai atau melupakan pembayaran. Orang2 yang lalai dari pembayaran adalah yang mencemarkan nilai2 agama. Berapa banyak kita dengar perkataan : β€œane uda gak percaya lagi kalo ngutangin ikhwah, ditagihnya susah”. Dakwah tercemar gara2 gak bayar utang.

Ada poster di salah satu pertokoan di Mekkah bertuliskan gini :

Dilarang ngutang, rezeki urusan Allah

βœ”Dihutangi senang

βœ”Ditagih marah

βœ”Dibiarkan lupa

Saya setuju saja dengan tulisan diatas. Yang pengalaman diutangin pasti pernah ngerasa betapa susahnya nagih. Yang kayak gini pengalaman saya udah seabreg2. Makanya kalo ada orang yang utang saya tidak akan kasi sesuai permintaan tapi kasi sebesar saya bisa ikhlash jika dia tidak bayar. Terakhir ada sodara pinjem duit 1,5 juta buat biaya masuk anaknya ke SMU, bayarnya dicicil tiap bulan, katanya. Saya bilang ke istri kalo kamu kasi jangan harapkan dia bayar, kalo ngarepin dia bayar mending gak usah dipinjemin. Istri ikhlas kasi duit 1,5 juta karena yang minjem orangnya baik kalo dateng ke rumah sering bantu nyuci dan nyetrika. Alhamdulillah 1 tahun gak dibayar2 dan gak ada beritanya.

Qadarullah bulan puasa kemarin anaknya dateng ke rumah bayar utang 1 juta sambil nulis surat minta maaf belum bisa bayar full. Kata istri saya yang 500 ribu diikhlasin aja. Yah sudah kalo kamu mau meringankan yang punya utang maka ganjarannya besar disisi Allah, kata saya.

Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. Al Baqarah: 280)

Barangsiapa memberi tenggang waktu bagi orang yang berada dalam kesulitan untuk melunasi utang atau bahkan membebaskan utangnya, maka dia akan mendapat naungan Allah. (HR. Muslim no. 3006)

Orang yang memberi utang berada pada lingkaran kebaikan. Memundurkan tempo pembayaran utang saja adalah kebaikan apalagi membebaskan utangnya. Namun tidak demikian dengan orang yang berutang, dia senantiasa berada pada lingkaran keburukan sampai dilunasi.

Dulu seorang sahabat Abu Qotadah pernah memiliki piutang pada seseorang. Kemudian beliau mendatangi orang tersebut untuk menyelesaikan utang tersebut. Namun ternyata orang tersebut bersembunyi tidak mau menemuinya. Lalu suatu hari, kembali Abu Qotadah mendatanginya, kemudian yang keluar dari rumahnya adalah anak kecil. Abu Qotadah pun menanyakan pada anak tadi mengenai orang yang berutang tadi. Lalu anak tadi menjawab, β€œIya, dia ada di rumah sedang makan khoziroh.” Lantas Abu Qotadah pun memanggilnya, β€œWahai fulan, keluarlah. Aku dikabari bahwa engkau berada di situ.” Orang tersebut kemudian menemui Abu Qotadah. Abu Qotadah pun berkata padanya, β€œMengapa engkau harus bersembunyi dariku?”

Orang tersebut mengatakan, β€œSungguh, aku adalah orang yang berada dalam kesulitan dan aku tidak memiliki apa-apa.” Lantas Abu Qotadah pun bertanya, β€œApakah betul engkau adalah orang yang kesulitan?” Orang tersebut berkata, β€œIya betul.” Lantas dia menangis.

Abu Qotadah pun mengatakan bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah ο·Ί bersabda,

β€œBarangsiapa memberi keringanan pada orang yang berutang padanya atau bahkan membebaskan utangnya, maka dia akan mendapatkan naungan β€˜Arsy di hari kiamat.”

Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shohih. (Lihat Musnad Shohabah fil Kutubit Tis’ah dan Tafsir Al Qur’an Al Azhim pada tafsir surat Al Baqarah ayat 280)

Keutamaan milik orang yang membebaskan utang sementara yang berutang tidak mendapat apa2 disisi Allah kecuali utang tersebut.

Maka berhati2lah kalian dengan utang apalagi untuk hal konsumtif. Dulu jaman saya masih di hotel sekitar 15-20 orang karyawan harus resign gara2 lilitan kartu kredit. CC buat gesek hal2 yang gak perlu, begitu datang tagihan gak sanggup bayar. Satu2nya harapan adalah uang pesangon dan uang jamsostek yang hanya bisa didapat kalo karyawan resign.

Jika utang untuk beli aset, itu lain soal. Beli aset itu seperti rumah, mobil, atau LM. Gak sanggup bayar tinggal jual aset. Ini utang abis buat makan di resto, beli TV, kasur. Begitu gak sanggup bayar apa yang mau digadaiin ? satu2nya jalan adalah menggadaikan pekerjaan yang sudah ditekuni selama 20 tahun. Kacau ya.. kerja puluhan tahun gak dapet apa2 coz dia memilih jalan yang salah. Beruntung dia masih sadar harus bayar utang, ada yang buron gak bayar2. Lha dia gak mikir walau utangnya ke bank di akhirat tetap diperhitungkan ?

Biar gak berutang maka menabunglah. Ada tips dari saya perihal menabung, maunya diterusin cuma uda mo magrib mana ada pengajian di musholla, mending mandi dulu. Soal ada yang bilang ganteng atau gak urusan belakangan, yang penting ngadep Allah dengan tubuh wangi. πŸ™πŸ™

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: