Seri Musa vs Firaun: Tidak Tahu

tidak tahu
Ilustrasi foto: sansrise.wordpress.com
Bagikan

Seri Musa vs Firaun: Tidak Tahu

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Adam adalah mahluk yang Allah ciptakan dengan tanganNya. Rupa dan bentuknya sangat sempurna. Itu jasad fisiknya sementara akalnya tak tau apa2 sampai Allah ajarkan. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, (Al Baqarah ; 31). Kita sebagai anak cucu Adam pun sama, lahir dalam kondisi tidak tahu apa2, Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, (An Nahl : 78). Manusia itu pada dasarnya tidak tahu kemudian Allah yang kasi tau.

Saat dewasa pun banyak yang tidak manusia ketahui. Walau dia telah lulus kuliah, ambil gelar S2, ikut program doktor bahkan sampai bergelar profesor pun sesungguhnya manusia masih bodoh. Sebab ilmu Allah itu sangat2 luas.

Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (Al Kahfi : 109)

Maka mengherankan jika ada manusia yang sombong terhadap pengetahuan yang ada pada dirinya. Qarun adalah sampel manusia sombong. Dia bukan hanya sombong harta tapi juga sombong terhadap ilmu yang dimilikinya.

Karun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. (Al Qashash : 78)

Kehebatan memenej perusahaan, kemampuan menjawab tantangan dan feeling bisnis yang tepat. Inilah yang dibanggakan oleh Qarun. Padahal ilmu2 tersebut tidak ada artinya di sisi Allah. Qarun yang punya kunci simpanan sangat banyak sampai2 harus dipikul oleh orang kuat, tercela dengan kesombongannya. Jangan sampe kita baru punya emas LM 50 gram uda berasa kaya, uda gak mau sebar proposal, uda gak mau segrup dengan pemosting dagangan.

Manusia itu Bodoh

Manusia itu tetap bodoh walau dia senantiasa berpikir, tetap bodoh walau dia senantiasa belajar. Itu sebabnya kesimpulan dari ulil albab adalah “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, (Ali Imran : 191)

Ini yang ngomong ulil albab lho (orang2 yang berakal). Dan yang menyebut mereka berakal adalah Allah. Artinya kecerdasan dan kepinteran mereka tidak diragukan lagi. Setelah berpikir dalam kondisi berdiri, duduk, dan berbaring. Gambaran dari proses berpikir yang tiada henti. Mereka tak mampu mendeskripsikan apalagi menjabarkan semua ciptaan Allah. Kesimpulan mereka hanya satu : pokoknya tidak ada ciptaan Allah yang sia2, titik.

Akal mereka tak mampu menjangkau ciptaan Allah. Otak mereka overload karena begitu banyaknya ilmu Allah. Begitulah manusia, selalu tidak tahu jika Dia tiada memberitahu.

Awalnya Nabi Musa tidak tahu bahwa tongkatnya bisa berubah menjadi ular. Yang beliau tahu adalah perintah untuk melempar.

Allah berfirman: “Lemparkanlah ia, hai Musa!” Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. (Thaha : 19-20)

Ternyata tongkat tersebut menjadi ular, keruan aja Musa takut. Kalo sedari awal uda tau tuh tongkat bakal berubah jadi ular apakah akan dilempar ? Itu sebabnya dalam hikmah Allah banyak hal2 tersembunyi yang tidak diketahui manusia demi kemaslahatan mereka.

Pengetahuan dari Allah

Oke jelas ya segmen pertama tongkat jadi ular. Kisahnya kemudian beralih pada segmen kedua, battle dengan tukang sihir. Tatkala para tukang sihir melempar tali dan tongkat mereka sehingga merayap dengan cepat seperti ular maka Musa pun takut.

Maka Musa merasa takut dalam hatinya. (Thaha : 67)

Lho qo malah takut, lalu kemana pengetahuan pada segmen pertama bahwa tongkatnya bisa berubah jadi ular, kenapa gak dilempar aja tuh tongkat yang dipegangnya ? Begitu pertanyaan2 yang menggayuti kita.

Musa tau kalo pada saat training tongkatnya berubah jadi ular tapi beliau tidak tau apakah pada saat duel ini tongkatnya bisa berubah lagi jadi ular. Intinya Musa tidak tau. Sampai Allah berfirman kepadanya :

Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. (Thaha : 69)

Allah beritahu Musa untuk melemparkan tongkatnya sehingga sihir dari tukang sihir itu binasa. Kalian garis bawahi kata beritahu. Tanpa pengetahuan dari Allah tak mungkin Musa memenangkan battle ini walaupun beliau telah mengikuti training di lembah Thuwa.

Begitulah keadaan kita. Walaupun telah ikut training 30 hari di bulan Ramadhan, saat ini tetap membutuhkan firman2 Allah yang memberitahu kita segala sesuatunya. Jika ibadah kita hanya di bulan Ramadhan saja maka tidak mungkin menang melawan hawa nafsu dan musuh2 yang nyata.

(Baca juga: Kisah Musa Vs Firaun: Training)

Training kita di bulan Ramadhan tidak ada apa2nya dibanding traning Musa di lembah Thuwa. Musa menemui Tuhan dengan meninggalkan keluarganya sehingga fokus beribadah sementara kita masih bercengkrama dengannya. Sekalinya ikut i’tikaf tiap hari telpon istri mlulu. Maka jika seorang Musa masih membutuhkan firman Allah pasca trainingnya apalagi kita.

Al Quran dibaca tiap hari walau tidak sampai 1 juz.
Al Kahfi dibaca tiap Jumat harus sampai ayat ke-110.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: