Kesetiaan & Kemenangan (Bag.1)

Kesetiaan & Kemenangan (Bag.1)
Oleh: Ust.Deni Prasetio
لِّيَغْفِرَ لَكَ ٱللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنۢبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَٰطًا مُّسْتَقِيمًا
Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus,
Ibnul Anbari mengatakan bahwa kata fathan mubina (kemenangan yang nyata) belum sempurna karena perkataan, “supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu” masih berkaitan dengan kemenangan tersebut, seakan-akan Dia mengatakan,”Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata agar Allah swt mengumpulkan buatmu dengan kemenangan ini ampunan dan mengumpulkan bagimu dengannya berbagai hal yang menyenangkan pandanganmu di dunia dan akherat.
Allah kalo kasi pertolongan gak kira2, bikin takjub. Meruntuhkan hegomoni kekuasaan Namrud dengan seekor lalat. Namrud yang proklamirkan diri sebagai pembuat hidup dan mati akhirnya binasa oleh binatang kecil. Tidak ada bukti atau teori lain dari kematian Namrud yang bisa diungkapkan kecuali disebabkan oleh lalat yang keluar dari mulutnya ketika dia mati. Para pejabat menyaksikan dengan mata kepala sendiri kematiannya dan tak bisa membantahnya. Ini namanya fathan mubina.
Kematian Firaun pun sama. Allah angkat jasadnya dari laut merah agar penduduk Mesir dan Bani Israel tau bahwa dia benar2 mati tenggelam. Bahkan agar generasi berikutnya juga tau bahwa sosok yang paling hebat pun akhirnya mati.
Kisah Hajaj bin Yusuf
Tahun 661 masehi ada sesosok pemimpin Irak (dulu setingkat gubernur, sekarang presiden) bernama Hajaj bin Yusuf. Ini tokoh kontroversial dalam kejahatan dan kebaikan. Dia hapal Al Quran dan sangat menghargai Al Quran. Tidak ada para hafidz kecuali diberi hadiah yang besar. Tidak ada pengajar Al Quran kecuali terjamin hidupnya. Al Quran benar2 dimuliakan pada masanya.
Namun dia antikritik. Tidak ada yang orang yang bicara politik kecuali disiksa. Kalo sekarang dibilang mau makar, diperkarakan, atau dipenjara, itu belum seberapa. Ibn Al Atsir dalam al Kamil menulis Hajaj telah membunuh 120 ribu orang belum termasuk 80 ribu yang mati karena dipenjara. Mereka yang dibunuh adalah para oposisi dan pengkritik kebijakannya. Dari sini angka kematian 700 KPPS gak ada artinya.
Termasuk yang dibunuh adalah sahabat Nabi yang bernama Abdullah bin Zubair ra. Bapaknya adalah Zubair bin Awwam yang disebut Rasul ﷺ sebagai “Demi ayah dan ibuku, sesungguhnya setiap Nabi mempunyai Hawari (pengikut setia) dan Hawariku adalah Zubair.” Gila bener… sahabat Nabi pun dibunuh uda gitu dibunuhnya pun gak tanggung2, di samping Kabah ! Bahkan kafir Quraisy aja gak bakal berani berbuat seperti itu, mereka masih menghormati Kabah. Ini Hajaj malah meluluhlantakkan Kabah dengan manzaniq (ketapel besar) demi memburu Abdullah bin Zubair.
Kebinasaan Hajaj Setelah Membunuh Ulama
Kebinasaan Hajaj dimulai tatkala membunuh seorang ulama yang bernama Said bin Jubair. Said berguru kepada sahabat senior seperti Abu Sa’id al-Khudri, Adi bin Hatim ath-Thayy, Abu Musa al-Asy’ari, Abu Hurairah ad-Dausi, Abdullah bin Umar maupun Ummul Mukminin Aisyah. Tapi guru utamanya adalah Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu, guru besar umat Islam dan lautan ilmu yang luas.
Satu ketika terjadi perbedaan pilihan politik antara Said bin Jubair dan Hajaj. Said mendukung Abdurrahman bin Asy’ats yang melawan pemerintahan Hajaj. Abdurrahman kalah dalam peperangan, Hajaj membunuh pengikut dan pendukungnya Abdurrahman termasuk Said bin Jubair. Ulama dibunuh, habislah kau…
Sebelum dieksekusi Said bin Jubair keluarkan doa pamungkasnya “Ya Allah jangan lagi Kau beri kesempatan ia melakukannya atas orang lain setelah aku”. 15 hari pasca pembunuhan Said, Hajaj sakit demam tinggi sampai pingsan. Begitu siuman dia teriak2 memanggil nama Said. “Ini Sa’id bin Jubair hendak menerkamku! Dia hendak membunuhku. Hajaj menangis tersedu-sedu menyesali diri: “Apa yang telah aku perbuat atas Sa’id bin Jubair? Kembalikan Sa’id bin Jubair kepadaku!”
Pingsan siuman, pingsan siuman begitu terus.., kalo siuman Hajaj uda kayak orang gila, nangis sendiri teriak2 sendiri ketakutan sendiri. Melihat penderitaan ini ada pendukung Hajaj yang minta tolong kepada Hasan al Basri agar didoakan. Tapi apa jawab Hasan al Basri ? “Sudah kukatakan padanya, jangan menzhalimi para ‘Ulama!”
Terus begitu kondisinya hingga dia mati. Dan telah mahsyur lewat mimpi para ulama termasuk mimpinya Umar bin Abdul Aziz bahwa Hajjaj dibunuh Allah sebanyak pembunuhan yang dia lakukan; kecuali atas Sa’id ibn Jubair; Allah membalasnya dengan 70 kali.
So… jika ada pemimpin yang tidak hapal Al Quran, tidak menghargai Al Quran tapi berkelakuan seperti Hajaj bin Yusuf membunuh lawan2 politiknya termasuk berseteru dengan ulama, masihkah akan bertahan dua periode menurut kalian ?
Artikel berikutnya: Kesetiaan & Kemenangan (Bag.2)
Recent Comments