Kesabaran yang Indah

Kesabaran yang Indah
Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM
Scene cerita Yusuf beralih ke rumah Yaqub bersama anak2nya. yaitu ketika para kakak tersebut kembali ke rumahnya. Mereka mulai merencanakan skenario yang sempurna menurut mereka. Sikon dan akting pun dirancang.
“Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis.” (Yusuf:16).
Kalian punya anak pulang sekolah tiba2 menangis, apa reaksimu ? Kaget, bingung, kasian pengen membantu, dan sama sekali gak kepikiran buat marahin. Tanpa tau masalahnya reaksi awal kita adalah menjudge si pembuat tangis bukan si korban. Begitulah skenario yang hendak dibangun oleh kakak2 Yusuf berharap Yaqub melindungi bahkan membantu mereka.
Tangisan memang diciptakan memiliki keistimewaan. Bikin hati lembut tatkala mentadaburi Al Quran atau bikin empati atas kesusahan orang. Selain itu tangisan juga bikin rumah tangga awet. Kalo laki bini ribut trus bininya nangis maka hati suami bakal luluh. Hati yang sedang keras2nya gegara tangisan dari hati yang lemah bikin hati yang lain ikut lunak.
Maka tanpa perlu bertanya saya tau bahwa dalam kelanggengan 21 tahun rumah tangga Basma ’95 dan 18 taon rumah tangganya Inayati dan Wina ’97 salah satunya karena ada tangisan didalamnya. Ini bagus bikin rumah tangga awet. Yang tidak baik jika laki bini merasa mandiri, mampu berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Yang kayak gini rumah tangganya bakal bubar dalam hitungan bulan. Bahkan artis Vicky Prasetio pernah siangnya ijab kabul, malamnya ribut trus paginya cerai. Begitulah jika kedua hati keras dan merasa mandiri.
Dan itu yang jadi alasan kenapa Shizuka lebih memilih Nobita daripada Dekisugi yang lebih pinter, lebih kaya, dan lebih tampan. Karena Dekisugi sudah mandiri tidak membutuhkan dirinya berbeda dengan Nobita yang masih membutuhkan orang lain untuk menyelesaikan urusan2nya. Rasa membutuhkan ini resep yang bikin rumah tangga jadi awet.
Salah seorang dari kakaknya berkata, “Ayah, we’re so sorry. Yusuf dimakan serigala waktu kami asyik bermain. Langit dan bumi menjadi saksi kebenaran ucapan kami. Ini kami bawa baju Yusuf, bukti kebenaran ucapan kami.”
Kalian liat ucapan para kakak Yusuf kepada ayahnya dibawah ini lalu bandingkan dengan ucapan setan kepada Adam as.
dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar”. (Yusuf : 17)
Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua”, (Al A’raf : 21)
Keduanya sama2 mengklaim diri sebagai bagian dari kelompok kebenaran padahal sama2 menipu. Well.. maka jangan kalian mudah percaya dengan ucapan ahli maksiat sebelum ada bukti lain. Ada PSK ngomong pengen tobat padahal tiap hari dia gelar lapak. Ada koruptor bilang sudah hijrah ikut pengajian padahal harta korupsinya masih dimakan. Jangan kalian percaya dengan itu semua.
Scene tangisan kakak Yusuf ini mengajarkan kita untuk tidak tertipu dengan tipu daya ahli maksiat. Dan memang namanya ahli maksiat, dalihnya selalu ada. Demi kearifan lokal lah, demi kebhinekaan lah, demi persatuan lah, semuanya dalih yang biasa kita dengar. Air mata mereka buaya, dikira lagi sedih padahal kekenyangan. Kita harus pandai-pandai terhadap orang model begini, tidak terpancing, ga boleh iba, kalo perlu masa bodo se-kecamatan. No excuse, apapun alasan mereka. Jangan kasih hati apalagi ampela.
Kenakalan anak-anak Yaqub ini melampaui batas, sungguh keterlaluan. Mereka bukan sekedar berbohong ngomong pergi ngaji padahal ke mall. Mereka sudah menipu ortu, menjebloskan Yusuf ke sumur dan menjualnya. Tidak ada kasih sayang mereka kepada orang tua. Kalo terjadi sekarang bakal dibuat sinetron Hidayah judulnya : “Akibat mendurhakai ortu dan mencelakakan sodaranya maka matinya tidak diterima bumi”. Padahal, sebetulnya mereka ini anak-anak soleh. Al Quran yang mulia mengatakan terkait ucapan sodara Yusuf, “dan sesudah (mengusir Yusuf) itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang soleh ” (Yusuf : 9).
Mereka bukan wanita murahan yang dapat dipegang2 oleh semua orang. Gak kayak artis2 yang judulnya artis papan atas tapi tangan dicubit, pipi ditowel, dan muka diusap2 oleh semua orang, murahan jadinya. Bidadari ini adalah Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin (ayat 74). Bukan hanya tubuhnya yang bersih dari kotoran tapi juga bersih dari sentuhan manusia dan jin.
Ust Firanda cerita ada kisah seorang istri yang mau disetubuhi oleh jin yang menyamar sebagai suaminya. Jadi begini ceritanya satu saat sang suami dinas keluar. Beberapa hari kemudian pulang dan karena kangen maka diajaklah istrinya berjima’. Saat akan melakukannya si istri baca doa dan tiba2 si suami langsung hilang. Ternyata dia jin yang nyamar. Jadi soal jin menyentuh manusia benar adanya bahkan jangankan menyentuh berjima’ aja bisa. Lho kalo bisa berjima’ berarti manusia bisa menikahi jin dong ? Iya bisa. Hanya ulama mengharamkannya coz jika nanti tiba2 ada wanita hamil tanpa suami dengan enaknya dia ngomong uda nikah ama jin padahal boleh jadi hasil zina. Lagian ada2 aja nikah ama jin sementara Raline Shah, 35 tahun masih jomblo. Belum lagi biodata akhwat FKM yang dipegang Mustakim ‘06, belum lagi 4 data teman kerjanya Nurul ’00.
Duh bikin saya sedih aja… Sedih mikirin mereka bang ? Bukan sedih saat Mustakim dan Nurul nanya apakah saya punya kenalan ikhwan untuk para akhwat tersebut. Trus mereka anggap saya uda tua dan uda gak boleh nambah gitu ? 😡 Dasar… awas ya. Kalo saya uda bikin materi sambil duduk bertelekan seperti Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah (ayat 76), duduk tanpa perlu memikirkan kesulitan atau kesukaran. Tak ngopeni kabeh…
Semua kenikmatan ini diberikan untuk orang2 yang berbuat baik. Ada yang kebaikannya level premium yang kalo santunan yatim cukup ngomong : “butuh berapa ?” maka semua kebutuhan kegiatan tertutupi. Ada juga level yang gak banyak ngomong tapi banyak nominal transferannya seraya ngomong, “Maaf ya bang belum bisa banyak bantu” padahal nol nya ada 7. Ada juga yang antusias nanya2 rekening trus transfer diakhir semua kebutuhan. Semua mendapat ganjaran. Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) (ayat 60).
Kebaikan apapun yang kita lakukan di dunia ini maka itulah citra diri kita. Ketika ada orang kena musibah berapa uang yang kalian keluarkan maka sebesar itulah kedudukanmu di surga. Ada 2 orang bertamu, apa yang dihidangkan ? Ayam panggang ½ ekor uda cukup, dikasi 1 ekor malah sisa. Level Nabi Ibrahim beda, ada 2 orang bertamu pagi2 buta dihidangkan 1 ekor anak sapi padahal dikasi anak domba aja uda begah perutnya, ini malah anak sapi. Nabi Ibrahim tidak mengukur dari seberapa besar perut tamu mampu menampung hidangan tapi melihat posisinya dalam kebaikan. Beramal itu harus yang terbaik, begitu yang dilakukan oleh nabi Ibrahim.
Itu sebabnya kisah jamuan ini diceritakan oleh Al Quran dalam surat Adz Dzariyat. Bukan sekedar kisah jamuan makan tapi kisah amal tanpa batas, amal yang dipenuhi oleh cinta. Jika bukan cinta tak mungkin bisa beramal seperti ini. Semoga amal santunan yatim nanti adalah bukti cinta kita. Dan itu sebabnya tagline kegiatan ini adalah “Amal Satu Cinta”.
Recent Comments