Kisah Maryam: Berlindung Hanya Kepada Allah

Berlindung hanya kepada Allah
Ilustrasi foto: muslim.or.id
Bagikan

Kisah Maryam: Berlindung Hanya Kepada Allah

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Keluarga Imran bernazar jika lahir anak laki2 akan dikhidmatkan untuk bait al Maqdis

(Ingatlah), ketika istri Imran berkata; ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Bayt al-Maqdis). Karena itu, terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya, Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui’.” (Ali Imran [3] : 35).

Ternyata yang lahir adalah bayi perempuan padahal menurut kebiasaan hanya anak laki2 yang bisa berkhidmat. Karena nazar sudah diucapkan dan karena bayi perempuan yang lahir adalah kehendak Allah, akhirnya Maryam dititipkan kepada Zakariya sepupunya Imran sekaligus pengelola Bait al Maqdis. Ini mirip kondisi sekarang dimana para ortu memasukkan anaknya ke pesantren agar menjadi anak sholeh.

Hebatnya dulu yang jadi pengurus DKM adalah seorang nabi. Ini karena peran vital masjid dalam kehidupan masyarakat. Maka tempat yang paling utama dalam merubah masyarakat adalah masjid. Berbeda dengan sekarang masjid hanya sebagai tempat sholat dan kajian saja.

Maryam ditempatkan di sebuah ruangan khusus di samping mihrab Zakariya kata para ulama. Di yutub ada tayangan luas ruangan Maryam, kira2 seluas rumah tipe 37 atau 45. Mihrab adalah ruangan utama masjid yang diperuntukkan untuk sholat demikian kata Ibnu Katsir. Pengertian mihrab dulu berbeda dengan sekarang yang menunjuk pada tempat imam. Dalam bahasa Arab mihrab berarti melawan atau berperang. Orang yang beribadah di mihrab berarti sedang melawan atau memerangi hawa nafsunya dengan memperbanyak beribadah kepada Allah.

Kisah Maryam dalam mihrab ini, masya Allah…  luar biasa. Saya baru 2 bulan PSBB aja uda lieur, lupa tanggal berapa dan lupa hari apa gara2 gak pernah jumatan walau belum sampe lupa punya istri berapa ? ?.  Mbingungi kata Sigit, eeh bukan kata Ariana, istrinya. Sigit saya tanya bahasa Jawanya lieur apa malah keder dia.

Bertahun2 Maryam lockdown, sama sekali gak keluar hanya beribadah dalam ruangan 37 m2. Gak ada TV, gak ada HP, gak ada internet, dan gak berkomunikasi dengan manusia kecuali nabi Zakariya yang sesekali nengokin. Kerjaannya cuma zikir, sholat trus ketemu zikir lagi trus sholat lagi trus begitu selama bertahun2. Kalo saya uda mati gaya duluan, lambaiin tangan ke kamera.

Di Jakarta lockdown hanya efektif 2 pekan saat pertama kali diterapkan, selebihnya masyarakat uda pada bosen termasuk petugasnya uda capek tegur warga. Alhasil jalanan rame. Jika kondisi ini tetap berlanjut, ke depannya yang akan bertahan hidup adalah orang yang kuat. Kuat harta sehingga bisa lockdown 1 tahun penuh, kuat imun sehingga tidak jatuh sakit saat terinfeksi, atau kuat ilmu yang tetap mempertahankan protokol kesehatan.

Jadi kalo kita termasuk tipe ibnu sabil, tukang jalan. Baru 2 pekan di rumah uda berasa 2 tahun maka gak ada apa2nya dibanding khidmatnya Maryam.

Kalo kita baru 2 bulan ngaji onlen uda jenuh, silaturahim via zoom uda kering, dan amal jamai tersendat. Maka sadarilah kalo ibadah kita tidak ada seujung kukunya ibadah Maryam yang dilakukan seorang diri selama bertahun2.

Tidak percuma Allah pilih rahim Maryam sebagai tempat meletakkan ruhNya. Beliau adlh seorang wanita shalihah yang ahli ibadah.

Tidak sembarang orang yang bisa keluar masuk mihrab. Begitu ketatnya physical distancing yang diterapkan oleh Zakariya, hanya beliau yang bisa keluar masuk mihrab. Coz kunci mihrab beliau yang pegang. Maryam ada di ruangan khusus disamping mihrab, jadi ada pengamanan berlapis. Lockdown model begini dijamin bebas corona.

Namun ada yang lebih hebat dari corona, yaitu malaikat. Virus gak tembus ruangan baja tapi malaikat bisa. Tatkala berada dalam ruang khususnya masuk malaikat dalam bentuk manusia sempurna. Maryam tentu saja kaget, bagaimana mungkin ada manusia yang bisa masuk ruangannya. Apa Maryam panik, berteriak histeris atau teriak minta tolong ? Tidak ! beliau malah mengucapkan :

Maryam berkata: “Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”. (Maryam : 18)

Hidup sendirian dan tak ada yang menemani. Di saat keheningan datang orang asing, bukannya minta tolong atau teriak tapi malah berlindung kepada Allah. Begitulah orang beriman selalu mendahulukan logika iman daripada logika akal.

Nabi ﷺ dikejar Suraqah yang berniat membunuhnya. Suraqah bawa pedang, Nabi ﷺ tidak bawa senjata. Tatakala pedang hendak terayun dan Suraqah berkata : “Wahai Muhammad siapa yang akan melindungimu ?”

Dengan tenang Nabi ﷺ menjawab “Allah”

Suraqah gemetar, pedang pun terjatuh.

Hidup punya utang, kerjaan palugada yang gak jelas penghasilannya, rumah tangga diambang perceraian, pendidikan anak terlantar. Darimana harus diperbaiki ? cari pinjaman buat nutupin hutang, yang ada gali lobang tutup lobang. Cari kerja dengan gaji besar, jaman pandemi begini musim PHK malah nyari kerja. Masalah itu kalo pake logika akal jadi sulit gak ketemu ujungnya dimana.

Coba pake logika iman. Allah itu Maha Kaya maka mintalah rezeki kepadaNya. Allah Maha Lembut maka mintalah kelembutan atas hati pasanganmu agar hati yang keras melunak sehingga rumah tangga selamat. Allah Maha Memelihara maka mintalah Dia menjaga buah hatimu. Libatkan Allah dalam masalahmu, letakkan Allah didepanmu agar Dia yang menyelesaikan masalahmu. Lho gimana caranya ?

Dalam hadits arbain ke-19, Abdullah bin ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhuma– menceritakan, suatu hari saya berada di belakang Nabi ﷺ. Beliau bersabda, “Nak, aku ajarkan kepadamu beberapa untai kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. (HR Tirmidzi dan Ahmad)

Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu.  Menurut para ulama, menjaga Allah artinya menjaga batasan-batasan-Nya, hak-hak, perintah-perintah, serta larangan-larangan-Nya. Penuhi dulu hak Allah niscaya Dia akan memenuhi hak kita. Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in, ibadah dulu baru meminta. Itu sebabnya wajar seorang Maryam setelah melakukan ibadah sekian lama kemudian meminta perlindungan kepada Allah.

Rumah kita ada di zona merah atau ketika beraktivitas berada di zona merah. Ada kemungkinan terserang corona. Kalo bukan kita mungkin keluarga, teman atau tetangga yang jadi carrier. Jika Maryam mampu berkata “Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah” atas kedatangan mahluk yang lebih hebat daripada virus. Maka mampukah kita mengucapkan perkataan tersebut kepada corona, mahluk yang tidak lebih hebat daripada malaikat ?

Mampu bang… kalo kalian mampu lalu mengapa tidurmu lebih panjang daripada malammu di bulan Ramadhan ? ?

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: