Beruntung

Beruntung

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Dulu guru ane ngomong begini, cerita Zikri Darmawan. Orang bodoh dikalahkan oleh orang pandai, orang pandai dikalahkan oleh orang cerdik, orang cerdik dikalahkan oleh orang licik, orang licik dikalahkan oleh orang nekat, orang nekat dikalahkan oleh orang gila. Dan semua orang itu dikalahkan oleh orang yang beruntung.

Saya tanya google ungkapan ini tweetnya Mario Teguh tahun 2020. Entah apa gurunya Zikri itu Mario Teguh atau bukan saya gak tau. Tapi yang jelas Zikri lagi menceritakan kisah nyaris DO-nya dari FKM setelah 7,5 tahun kuliah gak kelar2. Pihak akademik uda angkat tangan, PA apalagi. Semua menyerahkan masalah ini ke dekan. Zikri harus merayu dekan agar diperkenankan menyelesaikan studinya. Keadaan diperparah dengan jumlah SKS yang kurang dari 144. Lagi ngerjain skripsi pun harus ikut kuliah… ini Bandung Bondowoso aja bakal angkat tangan.

Ditengah kegiatan perkuliahan Zikri melobi dosen matkul agar diizinkan ikut kelasnya, dahsyat emang..! Kamu gak usah ikut kuliah, ikut ujian aja. Jika lulus seberapapun besar nilaimu akan saya kasi C, kata dosennya. Dan untungnya Zikri lulus.

Singkatnya pekerjaan 2 semester dengan susah payah bisa diringkas oleh Zikri dalam setengah semester. Sekarang dia bekerja sebagai sekretaris dinas koperasi dan usaha mikro.

Yang kuliah 7,5 tahun lamanya jelas bukan orang pintar. Namun hidup itu tak perlu pintar. Yang diperlukan adalah keberuntungan. Banyak orang yang pintar sekolah malah gak jadi apa2 ketika lulus. Tapi orang yang biasa2 saja malah beruntung pegang jabatan. Di Depok banyak orang yang lulus kuliah 4 tahun bahkan 3,5 tahun tapi mereka tak seberuntung Zikri yang kuliah lebih lama.

Beruntunglah orang yang beriman

Itu sebabnya Al Quran menyuruh kita menjadi orang beruntung, komentar saya usai mendengar cerita Zikri.

قَدْ أَفْلَحَ ٱلْمُؤْمِنُونَ

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (Al Mukminun: 1)

Al Quran tidak menyuruh kita menjadi orang pintar, sambung saya. Tapi ada tuh ulul albab bang, timpal Budi Kuswanto. Ulul albab yang disebut dalam Quran adalah pujian atas orang yang melakukan sebuah amal bukan pujian atas orang yang mendapat IPK tinggi.

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran: 190-191)

Kalian liat ada aktivitas ulul albab yakni ketika berdiri, duduk, atau berbaring memikirkan penciptaan langit dan bumi. Atas inilah mereka dipuji. Bagaimana agar kita menjadi orang beruntung, tanya Zikri. Jadilah seperti yang ada dalam ayat2 awal surah al mukminun, jawab saya.

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. (QS. Al Mukminun: 1-9)

Susah agar sholat khusyu, timpal Zikri, kadang lagi solat malah ingat kerjaan. Sama dong, dalam hati saya. Tapi… walaupun susah toh kita tak pernah kapok untuk sholat. Mudah2an dengan upaya ini Allah ampuni dan maafkan kesalahan kita.

Sekarang uda masuk ajaran baru. Ortu sibuk nyari sekolah bagus untuk anak2nya. Adalagi yang dobel sibuk, uda sibuk nyari sekolah pun sibuk nyari duit buat masuk sekolah. Semua jerih payah itu demi apa, agar anak dapat rangking, dapat nilai bagus? Jika demikian orang pintar akan dikalahkan oleh orang yang beruntung.

Raffi Ahmad, sultan Andara di biografinya tertulis mengenyam kuliah di univ Paramadina dan Univ Terbuka, artinya gak selesai di Paramadina lanjut ke UT. Tapi uda kuliah di UT pun masih gak kelar juga. Dia bukan orang pintar dari sisi pendidikan tapi dia orang yang beruntung dalam hidupnya. Kemarin dia beli Rolls Royce Phantom 20 milyar dipake buat jemput Ronaldinho. Sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh seorang profesor UI, baik beli mobil 20 milyar maupun mendatangkan Ronaldinho ke Indonesia.

Maka ajarkanlah anak2mu untuk sholat karena hanya panggilan sholat yang jelas2 menyatakan keberuntungan bagi yang melaksanakannya. Hayya alal falah, marilah meraih keberuntungan. Dan itu sebabnya nabi Ibrahim berdoa,

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat. (QS Ibrahim: 37)

Kita punya anak kuliah di luar kota pesannya banyak: belajar yang rajin biar cepet selesai kuliahnya, jangan kebanyakan main sehingga kebanyakan ngulang matkul, uang bulanan dihemat, dst. Sementara pesan nabi Ibrahim ketika meninggalkan anak istrinya dilembah tak berpenghuni hanya satu: agar mereka mendirikan shalat. Nabi Ibrahim mengharapkan keberuntungan atas anak cucunya!

Maka tanamkan sholat dalam diri anak agar ketika mereka ditempa kesulitan ada sajadah yang digelar dan agar ketika mereka bahagia ada takbiratul ihram yang dibaca. Semoga mereka menjadi orang beruntung, bukan seperti beruntungnya Lucky Luke yang selalu menang melawan Dalton bersaudara tapi beruntung karena mengerjakan sholat.