Istiqomah Bukan Rukhsoh

Istiqomah Bukan Rukhsoh
Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM
Istiqomah itu berat. Begitu beratnya sampai rambut Nabi ﷺ beruban karenanya. “Aku cepat beruban lantaran surat Hud dan saudara2nya”, kata Nabi ﷺ. Ulama tafsir mengatakan surat Hud yang dimaksud adalah ayat berikut :
Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Hud : 112)
Beribadah itu bukan soal banyak atau kecilnya. Pun bukan soal lama atau sebentarnya. Tapi beribadah itu yang penting kontinuitasnya. Sebab amal yang paling dicintai Allah adalah yang istiqomah (kontinu) walaupun sedikit.
Amal (kebaikan) yang paling dicintai Allah adalah yang kontinu meski sedikit. (HR Muslim)
Yang susah itu istiqomah, kata teman2 saya waktu silaturahim kemarin.
Iya benar, timpal saya. Bangun malam walau sudah biasa tetap terasa berat, sambung saya. Jangan kalian kira orang yang rutin tahajud tidak dihinggapi rasa malas, tetap ada.
Di waktu normal bisa bangun jam 2-3 untuk tahajud tapi ketika ada hambatan maka kebanyakan orang mencari rukhshohnya (keringanan). Abis selesai rapat DPD jam 1 ngomongin dakwah sehingga tidak bangun malam, abis nunggu suami yang pulang lembur tidurnya baru jam 2, air masuk ke rumah jam 3 baru surut jam 7 pagi, atau bagi emak2 lagi haid sehingga bangunnya 1 jam sebelum subuh.
Padahal namanya amal yang paling dicintai pasti ada ujiannya. Godaan setan sangat besar disini. Rapat, nunggu suami pulang kerja, banjir, atau haid adalah ujian yang Allah berikan untuk melihat keistiqomahan kita dalam beramal.
Bisa gak ente tetap sholat malam ketika banjir masuk rumah, kata saya kepada teman yang rumahnya sering banjir jika hujan deras. Jika bisa dilakukan maka itulah istiqomah.
Orang menyangka udzur syar’i seperti rapat dakwah adalah rukhsoh baginya untuk tidak sholat malam. Padahal disitulah ujiannya.
Allah pemilik waktu. Soal rapat baru selesai dini hari, soal suami pulang lembur, soal begadang ngerjain laporan kantor, semua itu ada dalam kekuasaanNya. Trus jika kalian tidak beribadah di malam hari gara2 masalah waktu padahal waktu itu milik Allah, itu sama aja kalian mengugat ketidakmampuan pribadi dengan kekuasaanNya. Seakan2 kalian berkata “Ya Allah gara2 Engkaulah maka aku tak dapat bangun malam”. Masya Allah…?♂️?
Allah pemilik kesehatan. Soal lagi rawat inap di RS, lagi bedrest di rumah, atau lagi jagain istri yang sakit, itu semua ada dalam genggamanNya. Trus jika kalian tidak bisa bangun malam gara2 masalah sakit padahal sehat itu milik Allah. Itu sama aja kalian menggugat kekurangan pribadi terhadap kekuasaanNya.
Allah penyebab dari segala sebab, segala hal berawal dari kehendakNya. Soal rumah kebanjiran atau soal datang haid maka itu semua adalah kehendakNya. Trus jika kalian tidak bermunajat gara2 masalah ini padahal semua itu adalah kehendakNya. Itu sama aja kalian menggugat kehendakNya.
Istiqomah itu berat karena istiqomah tidak menerima rukshoh. Mau ada badai sekalipun penyaluran sedekah Jumat tetap harus dilakukan dan itu yang dilakukan pelaku Jumat berbagi karena mereka tau itulah ujiannya. Mau masjid hancur dirudal Israel, sholat tetap dilaksanakan dan itu yang dilakukan muslim Palestina karena mereka tau itulah ujiannya.
Namun kita tau istiqomah tidak semudah menulis materi ini. Saat malam takbiran saya bangun jam 1 kurang, duh masih malam, dalam hati saya. Tiba2 terbesit pikiran jika banyak manusia meninggalkan Allah di malam ini. Saya paksakan bangun untuk munajat. Dan benar saja, musholla yang ramai takbiran dari jam 20 baru berhenti jam 2 selebihnya tidur. Saya tanya Agus Rahmanto 96, Mustakim ’06, Siti Winarni 97, Rachma Febriana ’02 untuk mengecek apakah mereka bangun di malam takbiran seperti di malam Ramadhan. Ternyata jawabannya seragam, ada pengurangan waktu.
Manusia emang begitu, ketika di tangan Allah ada lailatul qadr pada berlomba2 ibadah hingga tidak tidur semalaman. Tapi begitu lailatul qadr hilang maka hilang pula semangatnya. Istiqomah memang berat, Ramadhan baru pergi beberapa jam saja ibadah uda melemah.
Tapi kan kemarin kita lagi begini begitu bang… iya itu namanya rukhshoh sementara istiqomah tidak mengenal rukhshoh. Ibnu Amr pernah dicela oleh Nabi ﷺ karena meninggalkan amalan sholat malam.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash ra, Rasulullah ﷺ berkata padaku,
“Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.” (HR Bukhari)
Sejak itu Ibnu Amr tidak pernah meninggalkan sholat malam sekalipun entah lagi sakit apalagi sehat, entah lagi perang atau damai, dan walau usianya sudah menginjak 72 tahun. Saat itu beliau sedang beribadah malam didalam mihrabnya. Tiba-tiba ada suara memanggil untuk melakukan perjalanan jauh, yaitu perjalanan abadi yang takkan pernah kembali. Beliau wafat menyusul mereka yang telah mendahuluinya menghadap Ilahi. Itulah istiqomah.
Recent Comments