Manajemen Keselamatan Kebakaran

Manajemen Keselamatan Kebakaran
Ilustrasi foto: idnnews.id
Bagikan

Manajemen Keselamatan Kebakaran (Fire Safety Management)

Oleh: Muhyidin, SKM, MKKK

Dampak kebakaran menimbulkan kerugian yang sangat besar. Kerugian yang dapat ditimbulkan dari kebakaran yaitu hilangnya jiwa, kerusakan aset, terhentinya kegiatan proses produksi, kerusakan lingkungan dan sebagainya. Untuk itu diperlukan manajemen keselamatan kebakaran agar bahaya dan risiko dari kebakaran bisa dikendalikan dan diminimalisir.

Secara garis besar, manajemen keselamatan kebakaran terbagi 2, yaitu:

1.Tindakan Pencegahan Kebakaran

Dalam tindakan pencegahan kebakaran dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Fire Prevention (Pencegahan Kebakaran)

  • Mengurangi sumber-sumber terjadinya api (ignition) seperti sumber api dari bahan bakar, listrik, petir dan sebagainya
  • Keamanan terhadap adanya sabotase. Terkadang ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang sengaja menimbulkan kebakaran, misalnya dengan sengaja membakar atau dengan merusak sistem proteksi kebakaran.
  • Mengurangi bahan bakar dan membatasi penggunaannya. 
  • Menerapkan prosedur izin kerja panas (hot work permit procedure). Pekerjaan yang menimbulkan api/percikan api dan dekat dengan sumber bahan mudah terbakar maka harus diterapkan prosedur izin kerja panas (Baca juga: Prosedur Hot Work Permit). 

b. Fire Protection (Proteksi Kebakaran)

  • Proteksi kebakaran aktif seperti alat deteksi kebakaran, sistem peringatan, pengendalian asap, pemadaman kebakaran, lampu darurat
  • Proteksi kebakaran seperti desain bangunan/gedung sesuai standar pencegahan kebakaran diantaranya struktur bangunan,  jalur evakuasi / jalur keluar saat darurat (means of escape) dan sebagainya.

c. Facilities to Fire Fighting (Fasilitas terhadap Pemadaman Kebakaran)

Fasilitas yang diperlukan untuk pemadaman kebakaran diantaranya:

  • Akses yang mudah (misalnya APAR dan fire hydrant tidak terhalangi objek lain dan dapat diakses saat keadaan darurat).
  • Suplai air yang cukup untuk fire hydrant, sprinkler system dan mobil pemadam kebakaran bila terjadi kebakaran sehingga api bisa dipadamkan.
  • Informasi terhadap fasilitas pemadaman kebakaran dapat dilakukan dengan memasang peta & identifikasi di tempat strategis agar orang lain mengetahui fasilitas tersebut. Berikan pelatihan kepada pekerja agar mengetahui cara menggunakan alat pemadam kebakaran yang ada di tempat kerja/gedung tersebut.
  • Pengendalian kerusakan faslitas pemadaman kebakaran. Jika dilakukan inspeksi rutin dan ditemukan kerusakan atau ketidaksesuaian maka harus segera diperbaiki dan ditindaklanjuti fasilitas pemadaman kebakaran tersebut.

2. Kebijakan Manajemen Keselamatan Kebakaran

  • Organisasi keadaaan darurat seperti Emergency Response Team yang telah dibuat oleh pimpinan perusahaan
  • Dokumentasi seperti prosedur tanggap darurat dan laporan inspeksi alat pemadam kebakaran
  • Pelatihan pemadaman kebakaran kepada pekerja
  • Tata graha (housekeeping) dengan menjaga tempat kerja agar tetap bersih, rapih dan sesuai standar
  • Melakukan perawatan (maintenance) rutin terhadap peralatan dan alat pemadam kebakaran

Urutan Program Manajemen Keselamatan Kebakaran

1. Menilai kebutuhan dan kemampuan

Langkah ini mengidentifikasi kebutuhan keselamatan kebakaran organisasi dan menentukan sumber daya apa yang tersedia dalam suatu organisasi dan dari luar organisasi. 

2. Menganalisis fasilitas

Semua bangunan, struktur, dan proses yang berada dalam fasilitas harus diidentifikasi dan didaftar. Setelah terdaftar, bangunan, struktur, dan proses harus diberi peringkat sesuai dengan nilai & risiko infrastruktur. Infrastruktur yang sangat penting untuk keberlangsungan pengoperasian fasilitas harus diberikan prioritas pertama. Selanjutnya, prioritas harus
diberikan kepada nilai penggantian.

3. Analisis bahaya kebakaran

Daftar peringkat dari langkah sebelumnya dapat disempurnakan berdasarkan bahaya kebakaran di dalam fasilitas. Target bahaya kebakaran seperti proses, material dan lingkungan harus dipertimbangkan. Kemudian dibuatkan ranking berdasarkan kemungkinan (likelihood) terjadinya kebakaran dan potensi kerusakan (severity) dari kebakaran.

4. Mengembangkan dan mengimplementasikan pengendalian keselamatan jiwa, pencegahan kebakaran dan proteksi kebakaran.

Langkah ini merupakan Pohon Konsep Keselamatan Kebakaran (Fire Safety Consept Tree) yang harus didokumentasikan dalam prosedur dan praktek manajemen risiko kebakaran melalui desain fasilitas, pengendalian teknik, pengendalian administrasi dan kegiatan lain seperti inspeksi rutin, pelatihan, edukasi dan komunikasi.

5. Evaluasi efektivitas

Efektivitas program manajemen kebakaran harus direview secara periodik oleh level organisasi yang berbeda. Hasilnya harus dikomunikasikan kepada organisasi tersebut untuk meningkatan lagi kualitas dan efektivitasnya. Cara ini akan membuat organisasi dapat melaksanakan program secara logis, terorganisasi, dan efektif secara biaya.

 

Referensi:

Lestari, Fatma et al (2021). Keselamatan Kebakaran (Fire Safety). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Della-Giustina (2014). Fire Safety Management Handbook (Third Edition). CRC Press

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: