Konsep dan Assessment Bahaya Psikososial

Konsep dan Assessment Bahaya Psikososial
Oleh: Muhyidin, SKM
Konsep bahaya psikososial ada beberapa teori, diantaranya adalah seperti yang disampaikan oleh Cox (2000) bahwa bahaya psikososial erat kaitannya dengan konteks pekerjaan (context to work) atau konten pekerjaan (content of work) yang terangkum dalam Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Aspek bahaya psikososial
Kategori (Category) | Kondisi yang menentukan bahaya (Conditions defining hazard) |
Konteks pekerjaan (context to work) | |
Budaya dan fungsi organisasi (Organisational culture and function) | Komunikasi yang buruk, tingkat dukungan yang rendah untuk pemecahan masalah dan pengembangan pribadi, kurangnya definisi tujuan organisasi. |
Peran dalam organisasi (Role in organization) | Peran ambigu dan konflik peran, tanggung jawab untuk orang. |
Perkembangan karir (Career development) | Stagnasi karir dan ketidakpastian, promosi rendah atau promosi berlebihan, gaji buruk, ketidakamanan kerja, nilai sosial rendah untuk bekerja. |
Lintang keputusan / Kontrol (Decision latitude / Control) | Partisipasi rendah dalam pengambilan keputusan, kurangnya kontrol atas pekerjaan (kontrol, terutama dalam bentuk partisipasi, juga merupakan konteks dan masalah organisasi yang lebih luas) |
Hubungan interpersonal di tempat kerja (Interpersonal relationships at work) | Isolasi sosial atau fisik, hubungan yang buruk dengan atasan, konflik antarpribadi, kurangnya dukungan sosial. |
Antarmuka rumah-kerja (Home-work interface) | Tuntutan pekerjaan dan rumah yang saling bertentangan, dukungan yang rendah di rumah, masalah karier ganda. |
Konten pekerjaan (Content of work) | |
Lingkungan kerja dan perlengkapan kerja (Work environment and work equipment) | Masalah terkait keandalan, ketersediaan, kesesuaian, dan pemeliharaan atau perbaikan peralatan dan fasilitas. |
Desain tugas (Task design) | Kurangnya variasi atau siklus kerja yang pendek, pekerjaan yang terfragmentasi atau tidak berarti, keterampilan yang kurang digunakan, ketidakpastian yang tinggi. |
Beban kerja / tempat kerja (Workload / workpace) | Beban kerja berlebih atau kurang, kurangnya kontrol terhadap kecepatan, tingkat tekanan waktu yang tinggi. |
Jadwal kerja (Work schedule) | Shift kerja, jadwal kerja tidak fleksibel, jam kerja tidak terduga, jam kerja panjang atau tidak sosial. |
Penilaian (assessment) faktor psikososial kerja dan dampaknya terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja semakin menonjol dan semakin diakui oleh berbagai pemerintah nasional. Faktor psikososial termasuk paparan yang dianggap berdampak pada kesejahteraan dan hasil kesehatan pekerja (misalnya aspek temporal pekerjaan dan pekerjaan itu sendiri, aspek konten pekerjaan, kerja kelompok, pengawasan, dan kondisi organisasi). Faktor lain yang dapat dimasukkan dalam penilaian termasuk ketegangan (yaitu reaksi psikologis dan fisiologis pekerja terhadap stres dalam hal kecemasan, depresi, tekanan darah tinggi, perokok berat, konsumsi alkohol, dll.) dan strategi coping, yang mengukur risiko psikososial risiko lebih luas dan lebih rinci daripada kuesioner stres tertentu (Tabanelli et al., 2008). Contoh instrumen populer yang menilai risiko psikososial termasuk Job Content Questionnaire (JCQ) (Karasek et al., 1985), Effort Reward Imbalance (ERI) Questionnaire, Copenhagen Psychosocial Questionnaire (Kristensen et al., 2005), QPS Nordic: dan Kuesioner Nordik Umum untuk Faktor Psikologis dan Sosial di Tempat Kerja (Lindstrom et al., 2000).
Contoh kondisi psikososial di tempat kerja yaitu tuntutan pekerjaan yang tinggi melebihi kemampuan pekerja, pengurangan gaji & ancaman PHK di masa pandemi Covid-19. Untuk karyawan operator mengalami jadwal shift yang lebih panjang, tadinya jadwal kerja 1 minggu on-duty menjadi 4 minggu on-duty karena ada masa karantina dan rapid test tiap sebelum jadwal onboarding (masuk kerja). Kondisi ini berpengaruh terhadap psikologis karyawan operator tsb.
Referensi:
- Cox, T., Griffiths, A., & Rial-Gonzalez, E. (2000). Research on Work-related Stress. Luxembourg: Office for Official Publications of the European Communities
- DOE Standard. (2009). Human Performance Improvement Handbook. Volume 1: Concepts and Principles. U.S. Department of Energy.
- Hacker, W., Iwanova, A., & Richter, P. (1983) Tatigkeits-bewertungssystem (TBSL). Hogrefe, Gottingen.
- Hacker, W. (1991) Objective Work Environment: Analysis and Evaluation of Objective Work Characteristics. Paper presented to: A Healthier Work Environment: Basic Concepts & Methods of Measurement. Hogberga, Lidingo, Stockholm.
- Karasek, R.A., Gordon, G., & Pietroskovsky, C. (1985). Job Content Instrument: Questionnaire and User’s Guide. Los Angeles, CA/Lowell, MA: University of Southern California/University of Massachusetts.
- Kristensen, T.S., Hannerz, H., Høgh, A., & Borg, V. (2005). The Copenhagen Psychosocial Questionnaire—a Tool for the Assessment and Improvement of the Psychosocial Work Environment. Scandinavian Journal of Work Environment & Health, 31(6), 438–449.
- Lindstrom K., Elo A., Skogstad A., Dallner M., Gamberale F., Hottinen V., Knardahl S., & Orhede E. (2000). User’s Guide for the QPS Nordic – General Nordic Questionnaire for Psychological and Social Factors at Work. Copenhagen: Nordic Council of Ministers.
- Meister, David. (2004). Conceptual Foundations of Human Factors Measurement. Lawrence Elbraun Associaes, Inc. Publishers: New Jersey.
- Stanton, et al. (2013). Human Factors Methods: A Practical Guide for Engineering and Design 2nd Edition. CRC Press.
- Tabanelli, M.C., Depolo, M., Cooke, R.M.T., Sarchielli, G., Bonfiglioli, R., Mattioli, S., & Violante, F.S. (2008). Available instruments for measurement of psychosocial factors in the work environment. Journal International Archives of Occupational & Environmental Health, 82(1), 1-12.
- World Health Organization. (2010). Health impact of psychosocial hazards at work: an overview. WHO Library Cataloguing-in-Publication Data
Recent Comments