Ketika Rusuk Melindungi Jantung

Ketika rusuk melindungi jantung
Ilustrasi foto: pesulapkata2312.wordpress.com
Bagikan

Ketika Rusuk Melindungi Jantung

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Kita tau kalo asal mula wanita diciptakan Allah dari tulang rusuk pria. Kita pun tau dalam ilmu anatomi, fungsi tulang rusuk atau iga (Latin: costae adalah tulang panjang yang melengkung dan membentuk rongga rusuk.) adalah melindungi dada (Latin: thorax), paru-paru, jantung, hati, dan organ dalam lainnya di rongga dada. Demikian kata wikipedia.

Jadi tulang rusuk itu melindungi organ vital manusia sebagaimana wanita melindungi pria.

Pria tak dapat hidup tanpa wanita termasuk saat di surga yang penuh kenikmatan. Itu sebabnya Allah ciptakan Hawa untuk Adam dan ciptakan bidadari untuk penghuni surga.

Kemarin saya tulis materi tentang wanita yang bengkok, biar adil sekarang saya tulis materi tentang wanita pelindung pria.

Ada sebuah kisah yang saya copas disini, cerita ini bersliweran di timeline saya. Sangat inspiratif sehingga saya copas disini.

Ketika seorang bapak merasakan dekatnya ajal, dia memanggil anak anaknya untuk mendengarkan wasiat. Dia berkata kepada anaknya yang paling besar :

“Anakku, Aku telah menikah sirri dan ibu tirimu itu di luar negeri yaitu di Philipina dan ini alamatnya di propinsi Islam ( mungkin Moro- pen). Tolong menjadi perhatianmu wahai anakku”

Meninggallah sang bapak, lalu anak-anak nya menghadap hakim untuk pembagian harta warisan. Sang anak sulung sangat memperhatikan wasiat bapaknya dan ia pun memberitahu sang hakim tentang wasiat itu, lalu hakim menghentikan sementara pembagian harta warisan sampai dihadirkan istri sirri itu di depan hakim bersama mereka.

Anak sulung itu akhirnya pergi ke Philipina dan setelah mencari alamat itu, ia menemukan rumah ibu tirinya; sebuah rumah yg sangat sederhana, bahkan di bawah rata-rata rumah penduduk. Dia mengetuk pintu dan keluarlah seorang wanita berhijab, lalu anak sulung itu memperkenalkan diri.

Sang ibu tiri pun berkata :

“Aku adalah istri bapakmu dan telah sampai kepadaku berita kematian suamiku, semoga Allah merahmati nya! “.

Anak sulung itu berkata :

“ibu wajib hadir dihadapan hakim di Riyadh”.

Selesailah persiapan safar ke Riyadh, berangkatlah mereka dan sesampainya di sana mereka langsung menghadap hakim dan ibu pun mendapatkan warisan kira2 SR. 800. 000, – (setara dengan Rp. 2,5 Miliar). lalu ia minta kepada anak tirinya untuk mengantarkannya ke Makkah untuk melaksanakan Umroh. Setelah umroh ia pun kembali ke Philipina via Jeddah.

4 tahun kemudian, si anak sulung kangen sama ibunya yg di Philipina itu, lalu ia pun safar ke sana. Ketika dia sampai dia tidak melihat perubahan apa pun pada rumah ibu tirinya itu, persis seperti apa yang ia lihat 4 tahun yang lalu.

Sang anak pun bertanya tentang harta warisan yang telah diterima ibu itu.

Ibu berkata: “

Ayo ikut aku !” lalu mereka pergi ke pusat kota, lalu mereka berdiri di depan sebuah gedung Islamic Centre yg menyelenggarakan Tahfizh Al-Qur’an, pendidikan dan urusan anak yatim

Sang ibu berkata :

“Angkatlah kepalamu, dan baca nama Islamic Centre!”. Ternyata Islamic Centre itu di beri nama dengan nama bapak anak itu!

Ibu itu mengatakan :

“Aku beri nama Islamic Centre itu dengan nama bapakmu, aku waqafkan semuanya sebagai sodaqah jariyah untuk bapakmu !”

Menangislah anak itu dan merasa sangat hina disebabkan kemuliaan akhlaq ibu tirinya itu dan kebaikannya kepada bapaknya.

Ia pun kembali ke Riyadh, setibanya di sana ia kumpulkan saudara saudaranya malam hari ketibaannya; seketika itu juga, sebelum berakhir malam itu mereka telah berhasil mengumpulkan kan uang sebesar 5 juta Riyal untuk melakukan proyek kebaikan untuk bapak mereka.

Ini makna dari hadits nabi ﷺ

اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ.

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik baik perhiasan adalah wanita shalihah”

(HR. Muslim no 1467)

Pada satu acara kajian Musawarah (kajian para artis) bekerjasama dengan yayasannya Syekh Ali Jabber di masjid Bintaro ada penggalangan dana. Berlomba2 orang menginfakkan hartanya hingga satu ketika seorang ibu usia 50 tahunan mengeluarkan hartanya 10 juta untuk almarhum suaminya yang seminggu lalu meninggal. Duh… saya langsung trenyuh. Perempuan itu kalo punya harta maka dia inget almarhum suaminya. Sementara laki2 duda mati kalo punya harta yang diinget malah janda sebelah.

Gak percaya ? kemarin 4 orang di grup ini saya ambil sampel : Agus, Ferry, Sigit, dan Arief. Saya tanya misalkan kalian dikasi rezeki 30 juta trus uangnya mau diapain. Sigit jawab untuk lunasi utang dan untuk penuhi kebutuhan hidupnya. Arief jawab panjang buat bayar utang dan kewajiban, penuhi kebutuhan dan kasi ke ortu. Ferry jawab singkat untuk biaya pesantren dan sekolah anak. Agus late response, akhirnya bilang mau buat modal usaha. Dari semua yang jawab tak satupun yang mengatakan akan gunakan untuk sedekah a/n istri ! ?

Uangnya kurang bang ? Kalopun saya bilang 100 juta maka yg tambah adlh kebutuhan kalian bukan cinta. Lagian inikan uang diluar pendapatan bulanan, artinya uang tambahan. itu sebabnya saya tulis “dikasi rezeki”.

Istri kan masih ada bang jadi tidak urgent wakaf atas namanya. Lha istri masih hidup aja kalian lupa, bagaimana jika uda mati ?

Sang ibu yang sumbang 10 juta itu emang kalian pikir uangnya banyak. Tidak, tampilannya biasa aja bukan level sosialita. Kemungkinan level menengah yang naik nissan Livina atau sejenisnya. Tapi cinta kepada suaminya yang luar biasa sampe Arie Untung dan Tengku Wisnu yang jadi host kagum kepada ibu tersebut.

Ada lagi satu kisah yang menggugah jiwa, kisah tentang kesabaran dan kesetiaan wanita kepada suaminya. Saya dengerin rintihannya aja ikut trenyuh. Iya sang wanita bikin puisi yang disenandungkan oleh syekh Al Ghamidi, cuma lebih syahdu ketika disenandungkan oleh Rami Mohammad.

Puisi yang dijadikan nasyid itu berjudul “hal turoonaa naltaqii” (apakah engkau melihat kita bertemu). Nasyid ini setiap kata, kalimat dan baitnya adalah ekspresi cinta sangat dalam, kesedihan sangat besar, serta juga kesabaran luar biasa dalam pengorbanan.

Penulisnya adalah Aminah Quthub rohimahallah, istri Kamal As-Sananiry, pejuang Mesir. Adik kandung dari Asy-Syahid Sayyid Quthub.

Membaca sejarah nasyid ini tercipta bikin mata meleleh, sungguh mengharu biru. Ya Allah sungguh indah keindahan yang mereka tampakkan dalam penderitaan yang mereka alami. Inilah cinta tulus bernoda darah.

Aminah Quthb, adalah adik dari Sayyud Quthb. Aminah lahir di desa Mushe. Ia sangat pandai dalam bidang sastra arab dan menciptakan syair. Bersama kakaknya, ia menulis buku “Al Athyafu al Arba’ah” (Empat Spektrum). Sayyid Quthb menggambarkan adiknya, ““Ia adalah seorang pemudi yang cukup tenang. Ia begitu larut dalam kenangan masa lalu. Ia adalah seorang penyair yang kekayaan intelektualnya lebih unggul ketimbang kemampuan kesastraannya. Ia cukup sabar dalam menggapai pelbagai harapan dan obsesinya yang jauh dan mencengangkan melalui masa lalunya yang berat.”

Tahun 1954 Kamaluddin As-Sananiri ditangkap Gamal Abdun Nasser. Beliau dijatuhi hukuman mati dalam pengadilan yang zalim. Selama di penjara Kamal hanya mau mengenakan baju tipis meskipun dingin menggigit karena dia tidak mau memakai baju tebal fasilitas penjara, sebagai bentuk menjaga izzah.

Kemudian Kamal dapat keringanan hukuman. Hukuman mati diganti dengan hukuman penjara 25 tahun disertai kerja paksa. Juga siksaan luar biasa. Suatu hari Kamal berobat ke rumah sakit penjara. Di sana beliau bertemu dengan Asy-Syahid Sayyid Quthub. Kemudian beliau mengutarakan keinginannya pada Sayyid Quthub buat melamar adiknya Aminah Quthub.

Ijab kabul ini terjadi di penjara, antara seorang perempuan bebas dengan laki-laki yang ada di balik jeruji besi. Pasutri ini baru bertemu saat Kamal dibebaskan tahun 1973. Itu sekitar 19 tahun setelah aqad nikah mereka !

Memang, selama di penjara, karena ketidakjelasan penahanannya, Kamal pernah menanyakan pada Aminah, dan membebaskan pilihan akan berlanjut ataukah dihentikan saja pernikahan mereka. Melalui surat, Aminah menjawab tegas,

اخترت أملاً أرتقبه، طريق الجهاد والجنة، والثبات والتضحية، والإصرار على ما تعاهدنا عليه بعقيدة راسخة ويقين دون تردد أو ندم

“Saya memilih harapan yang saya tunggu-tunggu; jalan jihad dan syurga, keteguhan dan pengorbanan, tegar dengan janji yang kita ikrarkan dengan aqidah yang kukuh dan keyakinan tanpa ragu-ragu atau menyesal”.

Sejak dibebaskan, Kamal semakin aktif berdakwah dan terlibat dalam jihad di Afghanistan. Ketika ia kembali dari Afghanistan, ia ditahan dan berbagai siksaan ditimpakan kepadanya oleh pemerintahan Anwar Sadat. Namun ia tetap menolak untuk berbicara. Akhirnya sang suami pun menemui Rabb-nya, sebagai salah satu syuhada pada tanggal 8 November 1981. Pihak penjara secara resmi memberitakan bahwa Kamal meninggal karena bunuh diri. Tuduhan yang sangat keji dan tidak masuk akal, karena dengan berbagai siksaan yang sudah dia rasakan puluhan tahun, untuk apa bunuh diri ? Bahkan saat ibunya dulu membujuk agar mau menandatangani surat minta ampunan, dengan tegas Kamal berkata, “Bagaimana keadaan saya ketika berdiri di hadapan Allah jika saya mengutus surat ini kemudian saya mati. Adakah engkau rela wahai ibu, saya mati dalam keadaan syirik?”

Kepergian sang suami tentu memukul hati Aminah. Ia mewarisi lebih dari 20 bait syair tentang perjalanannya bersama sang suami yang ia kumpulkan menjadi sebuah buku yang berjudul, “Rosail Ila as-Syahid” (Surat untuk Sang Syahid). Salah satu syair yang ada dalam buku tersebut adalah karangan Aminah sendiri berjudul ‘Hal Turona Naltaqi’ (Apakah Engkau Melihat kita berjumpa?). Syair yang sangat dalam, menggetarkan hati, dan awalnya disenandungkan imam syaikh Saad Al-Ghamidy di dalam lambu nasyid ‘Ad-Damam 2.

Pertemuan mereka hanya sebentar dibanding lamanya pernikahan namun cinta mereka melebihi usianya. Sekarang tahun 2020, sudah 40 tahun kisah ini menginspirasi kaum muslimin. Syair2 yang diungkapkannya sungguh luar biasa. Silakan kalian baca, saya sertakan dibawah ini.

Saya juga cinta mati kepada istri bang… Ah kamu cuaca mendung aja males WA bini pake ngomong cinta lagi. ?

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: