Kecerdasan Khadijah

Kecerdasan Khadijah
Ilustrasi foto: wajibbaca.com
Bagikan

Ust.Deni Prasetio, SKM

Satu peran besar Khadijah yang tidak pernah dilakukan oleh para sahabat termasuk ummul mukminin lainnya (apalagi kita) adalah tatkala beliau menenangkan Nabi ﷺ yang baru saja menerima wahyu. Rasa kaget, takut, dan cemas bercampur menjadi satu sampai Nabi ﷺ mengatakan, “Laqd khasyitu ‘alaa nafsii” (Aku takut terhadap apa yang akan menimpa diriku).

Kecerdasan Khadijah terlihat tatkala menanggapi kekuatiran Nabi ﷺ. Beliau gak nanya : siapa itu Jibril, seperti apa sosoknya ? Atau nanya apa itu utusan Allah, ngapain aja kerjanya?

Ini Khadijah lho ya bukan bapak2 grup sini yang pada kepo pengen tau siapa the girl with brownies. Segala pertanyaan gak penting ditanyain. Kalo saya buka siapa orangnya apa gak makin nelangsa jika ternyata akhwat tersebut pernah kalian taksir.

Baru diceritain ada yang anter brownies home made ke Condet uda heboh. Gimana kalo ada wanita datang trus bilang “aku serahkan jiwa ragaku kepadamu” seperti yang pernah terjadi pada diri Rasulullah ﷺ. Bisa2 terjadi perang dingin ke-3.

Khadijah itu kalo sekarang seperti sosialita gaul, segala informasi terkini beliau tau, pengetahuannya luas, tau sejarah agama2 sebelumnya. Saat kaum yahudi heboh tentang kelahiran nabi terakhir, info ini masuk dalam memorynya. Khadijah pun tau kepada siapa harus berkonsultasi untuk masalah ini yakni Waraqah bin Naufal, pamannya.

Gak kayak ibu2 kampung yang betah duduk dengerin ceramahnya ustadz yang nyeleneh. Ceramah melecehkan nabi ﷺ masih didengerin. Itu yang ceramah error yang dengerin bodoh, gak bakal ada kebenaran lahir dari mereka. Atau gak kayak perempuan jebolan American University Washington DC yang percaya dengan kedigdayaan Kanjeng Dimas. Gelar boleh mentereng PhD di bidang Komunikasi Internasional spesialis satelit tapi percaya dengan penipu kelas teri. Kuliah boleh di LN tapi pengetahuan ambyar. Sgala uang ghaib lah dipercaya.

Gambaran pengetahuan luas itu seperti ini, kalian bapak2 kasi uang 1 juta ke bini trus bilang, ini buat belanja penganan lebaran. Maka pagi2 buta istrimu akan beli kelapa di belakang pasar yang harganya lebih murah 5 ribu daripada yang di depan. Kalo ditanya kenapa harus pagi2, siangan dikit uda mahal, jawabnya. Akibatnya kita para suami bela2in pagi2 anter bini ke pasar. Abis beli kelapa, istri beli ayam di deket toko kelontong, padahal disebelah tukang kelapa yang dia beli ada yang jual ayam. Gak mau mahal disana, katanya. Trus dia beli daging sambil muterin kios daging, nyari yang uda mo abis biar dikasi tulangan buat kuah sop atau baso, alasannya. Uda selesai beli lauk menuju arah pulang dia beli bumbu2. Dia belanja berasa sebentar, kita yang nungguin berasa berjam2. 😫

Sejam setelah sampe di rumah minta dianter balik ke pasar, ambil bungkus ketupat yang uda dipesen, katanya. Masya Allah kepala kita uda cenat cenut kepanasan, bagi dia kayak gak ngefek. Kalo beli yang uda jadi mahal lagi pula kecil2, jelasnya berupaya menenangkan hati kita. Lagian kalo nungguin ketupatnya jadi kasian kamu kepanasan, tambahnya. Dan tiba2 kita merasa seperti seorang pangeran yang diperhatikan kesusahannya. Padahal itu tipu daya wanita. Dia merajuk aja kita berasa terbang di awan. Dan kecerdasan seorang suami pun hilang dalam kelembutannya. Dengan ikhlash kita balik lagi ke pasar. 🥺

Pas lagi mengolah masakan ternyata ketumbar dan lada lupa kebeli. Uda 2 kali ke pasar, uda nunggu berjam2, masih ada yang kelupaan ? Ya Salam… Tapi ini bukan karena pengetahuannya cacat sehingga ada yang terlewat namun karena kalian para suami tidak mau menunggu lebih lama, begitu alasannya. 🤦‍♂️

Nah begitulah gambaran paripurnanya pengetahuan emak2 dalam hal berbelanja, tak mungkin menyesatkan dan bisa ditipu oleh pedagang apalagi oleh M Nuh. Hanya orang bodoh yang bisa ditipu oleh orang lugu.

Kemudian Khadijah menghibur nabi ﷺ seraya berkata, “Orang sepertimu tidak mungkin dihinakan Allah”. Wah.. saya gak bisa bayangin kalo Khadijah ikut2an panik atau mengeluarkan statemen diluar ini, apa jadinya masa depan Islam.

Kalimat ini keluar dari pikiran yang cerdas, karena ini bukan kalimat pejabat ABS atau gimmick politikus agar menarik simpatik sebanyak2nya dari konstituen. Kalimat ini merupakan konklusi dari sebuah pengamatan. Apa alasan Khadijah mengatakan demikian ?

Ada lima sifat yang dimiliki oleh Nabi ﷺ yang disebutkan oleh Khadijah dalam riwayat Yahya bin Bukair dari Laits bin Sa’d dalam shahih Bukhari :

1.           Engkau rajin bersilatur rahim,

2.           tahmilul kall, engkau menanggung hidup orang yg tak berdaya (ortu, yatim, dhuafa, janda).

3.           taksibul ma’dum. Bisa diartikan kau selalu memberikan sesuatu kepada orang yg membutuhkan di mana barang itu tidak ada selain pada dirimu. Atau, kau rela mendapatkan harta atau melakukan sesuatu demi kepentingan orang lain yg membutuhkan.

4.           Memuliakan tamu.

5.           Tu’iinu ‘ala nawa`ib al haq, Penolong orang yang menegakkan kebenaran. Kata Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, point ini mencakup semua yg telah disebutkan dan yg belum disebutkan. Bisa diartikan kamu selalu berperan aktif membantu setiap orang yang ditimpa musibah dalam kebenaran.

dalam riwayat Syu’aib putra Laits yang ada dalam Shahih Muslim, dan riwayat Hajjaj bin Minhal dalam musnad Ahmad, menambahkan satu sifat :

6.           Tashduqul hadits, kau selalu jujur dalam ucapan.

Satu sifat lagi yg disebut dalam riwayat hisyam bin Urwah adalah

7.           Selalu melaksanakan amanah.

ORANG YANG MEMILIKI SIFAT INI TAK MUNGKIN DIHINAKAN ALLAH !

Khadijah bukan jebolan S1, S2, apalagi S3 tapi kecerdasannya melebihi wanita masa sekarang. Pengamatannya tajam dan analisanya kuat. Saat itu wahyu yang turun hanya surah Al Alaq 1-5 dan belum ada hadits dalam bentuk ucapan yang keluar namun kesimpulan yang diambil oleh Khadijah sangat tepat. Ucapan ini masuk dalam sunnah taqririyah, sunnah dimana Nabi ﷺ diam dan membenarkannya.

Sekarang ini kita takut dan kuatir. Slogan new normal yang digelontorkan pemerintah semakin menambah ketakutan. Tak jelas mana jalan keluar dan bagaimana keluarnya Tapi selama kita penyambung silaturahim, penyantun yatim dan dhuafa, ringan tangan dalam membantu orang, memuliakan tamu, dan menolong penegak kebenaran sebagaimana yang dikatakan Khadijah maka sungguh Allah tak pernah meninggalkan kita. Allah tak pernah menghinakan kita.

Bukti Nabi ﷺ tidak dihinakan adalah yang datang kepada beliau benar2 Jibril bukan jin yang ngaku2 sebagai malaikat. Beda dengan Lia Eden yang ngaku didatangi Jibril. Lha dia aja gak silaturahim ke tetangganya di Tanah Tinggi (rumahnya deket rumah mertua saya), gak keliatan jiwa sosialnya trus pede bilang terima wahyu ? blegedes…

Kegiatan santunan yatim dan dhuafa kita sudah mencapai target. Dana yang terkumpul sejak awal sampai sekarang lebih dari 40 juta rupiah dengan lebih dari 110 alumni yang terlibat dan melibatkan 23 angkatan dari 1991 sampai 2013. Sebelum di cut off jika ada diantara kalian yang ingin menjadi tahmilul kall silakan atau jika ada yang ingin mengasah jiwa sosial sebarin proposal lagi silakan. Semoga ini jadi bukti amal kita dihadapan Allah.

Ya Allah jangan Engkau hinakan kami

Ya Allah persaksikan amal kami

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: