Bersiap Siaga

Bersiap siaga
Ilustrasi foto: dakwatuna.com
Bagikan

Bersiap Siaga

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Bersiap itu artinya belum action, baru pada tahap siap mencegah (preventif) jika terjadi hal yang buruk atau jika ingin melakukan sesuatu maka harus diatur segala sesuatunya.

KBBI mengartikan bersiap sebagai : bersedia-sedia dan berjaga-jaga (menghadapi sesuatu); mengatur segala sesuatu (untuk);

Islam menghargai persiapan dan memerintahkan umat ini untuk bersiap siaga.

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi (Al Anfal : 60)

Dalam konteks fisik, Islam mencintai seorang mukmin yang kuat daripada mukmin yang lemah

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau berkata, Rasûlullâh ﷺ bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. (HR Muslim)

Pada jasad yang kuat berarti dia telah mempersiapkan diri untuk jihad, ibadah yang panjang, mencari nafkah, dsb. Amal belum dilakukan tapi lewat tubuh yang kuat kecintaan Allah sudah didapat, sungguh hebat.

Pada dasarnya agama ini menyuruh untuk mempersiapkan. Sholat, puasa, zakat, dst untuk menyelamatkan kita di akhirat. Iya.. amal2 tersebut bukan untuk dunia tapi untuk akhirat. Kita hidup di dunia untuk mempersiapkan kehidupan akhirat. Semuanya serba mempersiapkan.

Saat virus corona merebak, marak pula penyebaran tips menghindarinya termasuk tips doa penangkal corona (penyakit). Begitu santernya doa penangkal dari grup ini itu sampai berulang2 membuat saya berpikir jangan2 selama ini mereka tak pernah melindungi diri dengan doa.

Dalam dzikir al ma’tsurat yang dihapal oleh Sigit (mudah2an rutin pula dibaca) ada doa : Allahumma ‘afini fii badani, Allahumma ‘afini fis sam’i, Allahumma ‘afini fil bashari, Laa ilaha illa anta. Minim banget tiap hari kita melindungi diri dengan doa kesehatan ini.

Orang yang rutin baca doa perlindungan tidak jadi gagap dengan merebaknya corona, sudah punya antivirus. Orang yang tidak membiasakan akan gelagapan menghapal berulang2. Virus uda nyerang dia baru ngapalin. Seandainya itu virus bisa kasian kepada yang lemah (hapalan) tentu mereka bisa bernapas lega. Masalahnya virus ini menyerang dengan caranya sendiri bukan dengan maunya kita.

Maka benar hadits diatas bahwa mukmin kuat lebih dicintai daripada mukmin lemah. Yang mempersiapkan lebih dicintai daripada yang tak acuh dalam persiapan. Yang bersiap akan dilindungi karena meminta perlindungan, yang tidak bersiap mencari perlindungan sendiri selain dariNya. Itu sebabnya masker ratusan ribu per pak habis diborong. Itu sebabnya berdus2 mie instan habis dibeli. Seakan2 mereka peduli dengan kesehatan, takut jika diserang virus corona. Padahal bungkus rokok yang jelas2 bertuliskan : ROKOK MEMBUNUHMU cuek aja diisap. Bagi yang bermata sipit jelas2 diketahui kerusakan pada miras dan cacing pada babi, toh tetap dikonsumsi.

Tidak semua interaksi dengan penderita corona menyebabkan tertular. Tergantung imunitas seseorang. Tapi mengkonsumsi apa yang Allah haramkan sudah pasti berdampak buruk. Mereka pikir aksi borong itu adalah bagian dari mempertahankan hidup padahal itulah ketakutan yang perlahan membunuhnya.

Orang beriman telah bersiap siaga menghadapi permasalahan hidup. Agama ini datang benar2 sebagai rahmatan lil ‘alamin. Segala virus kecil aja sudah ada penangkalnya. Ketika bersin agama mengajarkan adabnya bahkan ketika menguap pun ada adabnya.

Lebih besar dari itu tatkala datang kemiskinan, kesusahan, dan ujian maka orang beriman mempersiapkan kesabaran. Sebaliknya ketika datang kekayaan, kemudahan, dan kebahagiaan maka mereka telah mempunyai syukur.

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Keadaan orang beriman memang menakjubkan. Itu karena mereka memiliki Allah Yang Maha Besar. Melalui tentaraNya yang tak kelihatan meneguhkan hati orang beriman.

Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al Anfal : 10)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: