Ketika Biduk Penuh Cinta

Ketika Biduk penuh Cinta
Ilustrasi foto: Islampos.com
Bagikan

Ketika Biduk Penuh Cinta

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Saya akan kasi gambaran kepada kalian bagaimana rumitnya lika liku rumah tangga Rasulullah ﷺ. Agar tak ada diantara kita yang berpikir kalo uda ngaji maka berumah tangga menjadi beres. Pas ngaji emang beres tapi pas duit gak ada, pas beras habis, pas gas 3kg gak kebeli, pas meteran listrik uda berbunyi maka saat itulah kita sadar berumah tangga tidak seindah baca cerita HC Andersen.

Para istri Rasulullah ﷺ terbagi dalam dua kelompok, satu kelompok terdiri dari ‘Aisyah, Hafshah, Shafiyyah, dan Saudah. Sedangkan kelompok lain terdiri dari Ummu Salamah, Zainab bintu Jahsyin, Ummu Habibah, Juwairiyah, dan Maimunah. Kaum muslimin mengetahui bagaimana kecintaan Rasulullah ﷺ terhadap ‘Aisyah. Maka bila mereka ingin memberikan hadiah kepada beliau, mereka menanti saat beliau berada di rumah ‘Aisyah. Mengetahui hal tersebut, berkatalah kelompok Ummu Salamah kepada Ummu Salamah, “Bicaralah kepada Rasulullah agar beliau menyampaikan kepada manusia, ‘Siapa yang ingin memberikan suatu hadiah kepada Rasulullah maka hendaklah dia menyerahkan hadiah tersebut kepada beliau di mana saja beliau berada dari rumah istri-istrinya (jangan hanya di rumah ‘Aisyah)’.”

Ummu Salamah radhiallahu ‘anha pun menyampaikan hal tersebut kepada Rasulullah ﷺ, maka beliau hanya diam, tidak mengatakan sesuatu. Ketika Ummu Salamah ditanyai oleh kelompoknya, ia katakan, “Beliau tidak berkata apa-apa kepadaku.” Mereka berkata, “Sampaikan lagi kepada beliau.”

Ummu Salamah radhiallahu ‘anha pun menyampaikan kembali keinginan mereka saat gilirannya, namun Rasulullah ﷺ tetap diam. Pada kali yang ketiga, Ummu Salamah kembali diminta untuk menyampaikan keinginan kelompoknya. Ketika itu berkatalah Rasulullah ﷺ, “Jangan engkau menyakiti aku dalam perkara ‘Aisyah, karena sesungguhnya wahyu tidak pernah diturunkan kepadaku saat aku berada dalam selimut seorang istriku kecuali dalam selimut ‘Aisyah.”

Mendengar pernyataan demikian, Ummu Salamah berkata, “Aku bertaubat kepada Allah dari menyakitimu, wahai Rasulullah.” (Sahih, HR. al-Bukhari no. 2581).

Pertimbangan Rasulullah ﷺ simple aja jika wahyu hanya turun di selimut Aisyah berarti kedudukan Aisyah berbeda disisi Allah dari istri2 yang lain. Ini namanya manhaji. Jadi kalo Nursalam bisa bangun jam 3 dalam selimut Yuni Meganingrum berarti Yuni adalah istri yang penuh berkah. Belum tentu dalam selimutnya Yuniza Umirtuningsih, Nursalam bisa bangun di 1/3 akhir malam.

Kenapa contohnya Nursalam? karena yang saya tau dia ngerespon kalo di WA jam 3.

Punya istri yang bisa membuat ibadah kalian berjalan dengan baik harus disyukuri. Tetangga saya orang padang kesulitan sholat tahajud. Saya tanya kenapa susah bangun padahal dia masih muda. Dia bilang istrinya lagi hamil tua di kampung lagi manja2nya, minta ditelpon sampe jam 1 dinihari. Otomatis dia bisa tidur setelah jam 1. Tidur jam segitu boro2 ngarep sholat tahajud, bisa subuh jamaah aja uda bagus. Bilang ke istri jangan minta ditelpon sampe malam nanti suaminya gak bisa sholat malam, kata saya. Tapi tentu saja percuma nasihat saya. Emang siapa loe, begitu kira2 pikir istrinya. Hanya seorang pria dengan kematangan usia yang cuma bisa ngomong.

Beda kalo saya kasi nasihatnya diatas mobil Bentley sambil gulung lengan baju Uniqlo plus celana jeans D & G berpadu dengan sepatu kets LV mungkin dia bakal lebih perhatian. Itu hebatnya harta, omongan orang kaya lebih didenger daripada omongan orang bersarung pake sendal jepit. Hebatnya harta dalam menghipnotis orang uda ada sejak dulu. Qorun cuma ngomong sekali tapi bikin ribuan orang rela jadi pengikutnya.

Karun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. (Al Qashash : 78)

Hanya ini ucapan yang direkam oleh Al Quran tapi kalian liat hasilnya.

Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”. (Al Qashash : 79)

Ribuan orang berlomba2 jadi followersnya. Bandingkan dengan banyaknya perkataan Nabi Musa dan lihat reaksi dari Bani Israil. Itulah kekuatan harta bisa merubah seseorang tapi tidak bisa digunakan sebagai tolak ukur kebenaran. Kacau jika ukuran kebenaran diliat dari harta seperti yang dilakukan oleh Bani Israil melihat keuntungan besar dari perolehan harta. Yang beruntung hidup di dunia adalah yang memiliki harta yang banyak, bukan yang memiliki ilmu yang bermanfaat dan iman yang mendalam. Orang kaya ngomong didengerin sementara orang alim bahkan seorang Nabi bicara gak didengerin.

Kalian jangan seperti itu, cukup percikan air dari pasanganmu sudah membangunkanmu di 1/3 malam akhir. Jangan sampe perlu kepretan uang 10 juta untuk membuyarkan mimpimu. Repot jika ibadah diukur dengan uang, nanti alasan kalian masuk partai biar dapet duit 30 milyar lagi…

?

Kelompoknya Ummu Salamah tidak putus asa, mereka mencoba lagi negosiasi. Perempuan emang bener2 dah… kalo uda niat gak bisa dihalangi. Padahal Rasulullah ﷺ sudah kasi udzur syar’i, tetap saja mereka maju terus. Kalian gak dateng liqo mingguan, gak hadir di tatsqif bulanan bahkan absen ikut mukhoyam tahunan dimaklumi jika ada udzur syar’i. Tapi bagi perempuan beda, alasan sesyar’i apapun seakan tak berlaku dihadapan mereka.

Dari siang istri WA minta dibeliin cilok, sebelum pulang istri WA lagi wanti2 jangan lupa beli cilok. Qadarullah sore itu jalanan macet parah di kedua sisi. Motor jalannya ngerayap sementara mobil cenderung stag. Tukang cilok ada disebelah kanan. Kalo beli harus puter balik sehingga ketemu dua kali macet. Uda capek plus cuma cilok ini, gak makan cilok juga gak bakal mati, pikir kalian. Akhirnya kalian putuskan tak penuhi permintaan istri trus kasi alasan ini ke dia, saya kasi kesturi segaris kalo dia bilang : “Oo.. ya uda gak pa2 yang penting abang pulang”. Istri yang ngomong kayak gini jangan dikubur dulu kalo belum mati.

Yang ada kan si nyonya besar ngomong : “kan bisa berhenti dulu trus nyebrang”. Eit.. dah trotoar aja dinaikkin motor, mau parkir dimana. Itu masih mending, ada yang ngomong gini : “walau macet motor sih masih bisa jalan, semacet2nya juga gak lama, bilang aja abang males”. What…? Seumur2 dia gak bisa naik motor trus ngajarin kita bagaimana berkendara. Itulah perempuan, selalu benar.?‍♂

Alasan dari Rasulullah ﷺ tak bisa dibantah oleh kelompoknya Ummu Salamah, bukannya diem terima kenyataan mereka malah mengutus Fathimah untuk menemui ayahnya guna meminta keadilan beliau dalam permasalahan ‘Aisyah. Diutusnya Fathimah bukan tanpa alasan, para ummahatul mukminin ini mengetahui besarnya kedudukan Fathimah di hati beliau dan besarnya cinta beliau kepadanya.

Fathimah pun minta izin masuk menemui ayahnya yang ketika itu sedang berbaring bersama ‘Aisyah di dalam selimutnya. Rasulullah ﷺ pun mengizinkan. Fathimah radhiallahu ‘anha berkata, “Wahai Rasulullah, istri-istrimu mengutusku untuk menemuimu guna meminta keadilan kepadamu dalam permasalahan putri Abu Quhafah (maksudnya putri Abu Bakr, yakni ‘Aisyah).”

‘Aisyah terdiam mendengar hal tersebut. Sedangkan Rasulullah berucap, “Wahai putriku! Bukankah engkau mencintai apa yang aku cintai?”

Fathimah menjawab, “Ya.”

Rasulullah berkata, “Kalau begitu cintailah ‘Aisyah.”

Mendengar hal tersebut, Fathimah pun bangkit, pamit kepada ayahnya dan berlalu untuk mengabarkan hal itu kepada istri-istri Rasulullah ﷺ yang lain. Mereka pun berkata kepada Fathimah, “Kami memandangmu sedikit pun belum mencukupi apa yang kami inginkan. Kembalilah kepada Rasulullah dan sampaikan lagi kehendak kami agar beliau berlaku adil dalam permasalahan putri Abu Quhafah.”

Fathimah berkata, “Demi Allah! Aku tidak akan berbicara lagi tentang permasalahan ini kepada beliau.”

Begitulah perempuan… selama keinginannya belum terpenuhi maka mereka akan menganggap kalian belum melakukan apa2. Sudah jelas Fathimah menghadap ayahnya dan menyampaikan maksud mereka dan sudah jelas pula jawaban dari ayahnya. Namun karena keinginannya belum terpenuhi maka mereka berkata “Kami memandangmu sedikit pun belum mencukupi apa yang kami inginkan”.

So… kalian gak perlu heran kalo pulang gak bawa pesenan istri, walau kalian telah berusaha sekuat tenaga memenuhinya, kalian dianggap belum melakukan apa2. Terus gimana bang ? Bohongi istrimu atau janjikan yang lebih baik dari itu. Daripada gerutuannya kebawa dalam mimpi mending kalian berbohong. Bilang aja tukang cilok gak ada lagi ngawinin anaknya. Jangan bilang gak jualan ini dusta. Kalo gak ada kan luas cakupannya. Bisa gak ada disini atau gak ada ditempatnya coz tak selamanya orang jualan ada di belakang gerobak. Perihal anaknya kawin bisa anak siapa aja tergantung kata ganti “nya” menunjuk kepada siapa. Cukup satu kalimat ini maka berhentilah pertanyaan istri. Setelah itu janjikan yang lebih baik, “Besok kita beli cilok setelah beli tas. Di deretan tukang cilok kan banyak toko tas”. Begitu mendengar kata “beli tas”, case close.

Lha malah tekor dong bang ? cilok cuma 10 ribu malah harus keluarin duit 200 ribu buat beli tas. Eitdah… kayak baru kenal perempuan aja. Emak2 nih kalo beli tas yang diliat model, bahan, ukuran, warna, dan terakhir harga. Modelnya gak boleh sama yang dipunyai oleh temen liqo atau temen kantor. Sebagus apapun itu tas haram hukumnya beli barang yang sama. Bahan harus yang awet, ukuran sesuai dengan kebutuhan. Warna harus matching dengan pakaian. Uda dapet yang diinginkan tapi jika harganya lebih mahal dari yang dibeli orang lain maka seakan2 dia jadi perempuan paling bodoh sedunia. Itu sebabnya satu kebanggaan bagi perempuan jika bisa menawar lebih rendah dari orang lain, jauh lebih bangga daripada dia dapet IPK 3,9.

Nah dengan segala syarat dan ketentuan diatas, kalian yakin sekali jalan istrimu dapet barang yang diinginkan ?

Setelah dua kali utusan gagal membawa aspirasi mereka, para istri Nabi pun mengutus Zainab bintu Jahsyin. Kata ‘Aisyah, “Zainab inilah yang menyamaiku dan menyaingiku di antara mereka dalam kedudukan di sisi Rasulullah ﷺ. Aku belum pernah melihat seorang wanita pun yang paling baik agamanya daripada Zainab. Dia seorang yang bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, paling jujur dalam ucapan, paling menyambung hubungan silaturahmi, paling banyak bersedekah, paling banyak mencurahkan kemampuannya untuk bekerja lalu hasilnya ia sedekahkan serta untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kecuali satu kekurangannya, ia cepat marah (emosional) namun ia cepat pula menyadari kemarahannya tersebut dan tidak terus-menerus dalam emosinya.”

Kita tau pernikahan Zainab dengan Rasulullah ﷺ tercantum dalam Al Quran. Yang jadi wali adalah Allah subhanahu wa ta’ala. Ini yang jadi kebanggaan dihadapan para madunya. Diutusnya Zainab seakan2 sebagai senjata pamungkas bagi kelompok ini.

Zainab pun meminta izin masuk menemui Rasulullah ﷺ yang ketika itu berada dalam selimut bersama ‘Aisyah sebagaimana keadaan beliau ketika Fathimah menemuinya. Rasulullah ﷺ pun mengizinkan. Zainab lalu mengutarakan maksud kedatangannya. Setelah itu ia mencela ‘Aisyah habis-habisan. ‘Aisyah berkata, “Aku mengamat-amati Rasulullah ﷺ untuk mencari tahu apakah beliau mengizinkan aku untuk membalas. Terus-menerus Zainab melemparkan kemarahannya terhadapku hingga aku tahu bahwa Rasulullah ﷺ tidak mempermasalahkan bila aku membela diri.”

Maka ‘Aisyah pun membalas perbuatan Zainab tersebut, hingga ia dapat mematahkan ucapan Zainab dan mengalahkannya. Rasulullah ﷺ pun tersenyum seraya berkata, “Inilah dia putri Abu Bakr.” (Sahih, HR. al-Bukhari no. 2581 dan Muslim no. 2442, lafadz di atas adalah menurut riwayat Muslim).

Begitulah kisah kecemburuan dari istri2 Nabi ﷺ. Kecemburuan ini juga ada di kalangan para shahabiyyah. Al-Imam an-Nasa’i meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwasanya para sahabat berkata kepada Rasulullah ﷺ, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak menikahi wanita Anshar?” Beliau menjawab,

إِنَّ فِيْهِمْ لَغِيْرَةً شَدِيْدَةً

“Pada diri mereka ada kecemburuan yang sangat.” (HR. an-Nasa’i, 6/69. Asy-Syaikh Muqbil berkata dalam ash-Shahihul Musnad [1/82], “Hadits sahih di atas syarat Muslim.”)

Judulnya biduk penuh cinta tapi isi materinya tentang kecemburuan, mana cintanya bang ? Ada pepatah kuno Perancis (mungkin Nursalam tau) saya dapet dari dialog di film Assalamualaikum Paris : Pas d’amour est pas jaloux. Nah dari situlah hubungan cinta dengan cemburu. Pahamkan ? Jelas enggaklah wong belum buka google translate… ?

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: