Kaum Luth

Kaum Luth
Ilustrasi foto: hidayatullah.com
Bagikan

Kaum Luth

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Dalam Kisah kaum Luth, Allah Ta’ala berfirman :

“Mereka (dua Malaikat) berkata: ‘Wahai Luth, sesungguhnya Kami ini adalah Malaikat utusan Tuhanmu, mereka sekali-kali tak akan bisa menyentuhmu. Maka segera adakan perjalanan malam bersama keluargamu di sebagian waktu malam, dan janganlah salah satu dari kalian menengok ke belakang, kecuali isterimu, karena siksa akan menimpanya seperti siksa yang menimpa mereka. Sesungguhnya janji turunnya siksa itu saat waktu SUBUH. Bukankan waktu Subuh itu sudah dekat.'” (Surat Huud: 81).

Sudah saya ungkap perihal kedatangan dua malaikat kepada nabi Luth di waktu magrib. Berita ini bocor dan yang membocorkannya adalah istri nabi Luth. Keruan saja nenek moyangnya Reinhardt ini menggerebek rumah nabi Luth. Tentu saja nabi Luth sekuat tenaga menjaga kehormatan tamunya. Tamu itu bukan sekedar dijamu makanan tapi juga dilindungi jiwa dan hartanya. Mereka mendapat perlindungan dari tuan rumah. Disinilah yang namanya letak keutamaan dari memuliakan tamu.

Nabi Luth memberikan solusi atas kekisruhan yang ada. Beliau menawarkan puteri2nya agar dinikahi oleh kaumnya. Tetapi mereka gak mau. Aah gila ini… perempuan selevel bidadari ditolak. Qo bang Deni tau ?

Jadi gini.. semua perawakan para nabi dan rasul proporsional, wajahnya enak dipandang, dan kulitnya bersih. Tak ada dari mereka yang dijauhi karena mukanya menyeramkan. Dalam al Quran disebut permusuhan kepada para nabi dan rasul adalah karena risalah yang mereka bawa, bukan karena perilakunya. Semua utusan Allah kalo dipandang akan menyejukkan hati. Seperti ketika para sahabat memiliki permasalahan maka setelah mereka bertemu Rasulullah ﷺ dan melihat wajahnya langsung tentram. Wajah para nabi itu menentramkan dan dengan memandangnya saja sudah ketauan jujur kata dan perbuatan. Dulu ada orang kapir pertama kali bertemu dengan Nabi ﷺ dan berkata, “ini bukan wajah pendusta”.

Nah wajah yang indah ini akan melahirkan keturunan dengan wajah yang indah pula. Kalo biangnya bagus pasti anaknya bagus pula. Kecuali biangnya uda operasi plastik maka wajar kalo wajah anak ala kadarnya. Itu yang terjadi pada Anang-KD dulunya. KD penuh oplas maka wajah Aurel begitu aja sebelum akhirnya ikut dioplas. Emang kudu ati2 ngeliat wajah orang sekarang.

Kenapa semua nabi dan rasul perawakannya menyenangkan ? karena berkaitan dengan penyampaian risalah Tuhan. Kalo wajahnya menyeramkan bisa kabur umatnya ketakutan sebelum dakwah disampaikan. Ujung2nya dakwah jadi berantakan.

Oke ya kita sepakat kalo putri2nya nabi Luth cantik ? Nah wanita dengan level kecantikan yang bikin heboh bapak2 disini sampe stikernya disimpen oleh Bambang, sampe disearch oleh Nursalam & Zikri, sampe Wina yang baru liat sekali langsung kasi warning, sampe jika namanya muncul Iqbal langsung komen, sampe Harun kagum dengan proses hidayahnya (katanya), sampe Eka Rahmat yang jago nulis gak pernah berkata apa2. Wanita seperti ini yang ditawarin kepada kaum Luth. Gak pake PDKT, gak pake ta’aruf, dikasi gratis tapi ditolak. Goblok bener… mereka malah berkata :

Mereka menjawab: “Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki”. (Hud : 79)

Kita dulu mau kawin aja pake perjuangan. Kata Harun, “kita ? kalian aja kali”. Iya deh… mentang2 nikah dijodohin. Kita (kecuali Harun) dulu mau dapetin istri kudu berjuang. Bikin biodata, diedarin kesana kemari. Ditolak disana, ditolak disini akhirnya ada yang nerima. Kemudian dilitsus, ditanya siapa murabbinya, gimana ngajinya, uda sampe mana marhalahnya (tingkatannya). Pokoknya ribetlah dan ujung2nya ditolak. Gak putus asa ulangi lagi dari awal. Saya inget beberapa kali Agus konsultasi ke saya perihal proses pernikahannya. Pernah dia telpon saat saya ada di Jogja, waktu itu masih ada roaming provider. Langsung saya matiin aja HP-nya. Begitu peliknya masalah jodoh terakhir saya bilang ke Agus cari perempuan yang mau sama antum, jangan cari yang antum mau. Alhamdulillah kumbang akhirnya menemukan bunga yang tidak patah saat dipijak.

Ini nabi Luth gak pake nanya uda hapal berapa juz, gak nanya kerja dimana. Gak pake ribet, asal mau langsung jadi. Walau uda dimudahkan mereka tetap menolaknya.

Duh… kalo nabi Luth hidup jaman sekarang uda saya panggil bapak mertua… ?

Nabi Luth serba salah, posisinya terjepit. Di satu sisi beliau harus melindungi tamunya sementara di sisi lain harus gontok2an dengan kebebalan kaumnya. Kesusahan Luth tergambar dalam perkataannya :

Luth berkata: “Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)”. (Hud : 80)

Nabi Allah itu kalo diuji dengan kemiskinan gak mengeluh, bahkan diuji dengan kehilangan harta dan anak ditambah penyakit seperti nabi Ayyub juga gak ngeluh. Nabi kita Rasulullah Muhammad ﷺ pernah dapurnya gak ngebul selama 3 hari karena gak ada makanan yang dimasak namun ibadah malamnya sampe bengkak2 kakinya. Ditanya oleh istrinya kenapa harus begitu, dijawab, “Tidakkah seharusnya aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?.” Kita kalo gak ada makanan mengeluh, Nabi ﷺ malah bersyukur. Level para nabi emang beda.

Nabi Luth gak pernah mengeluh atas hidupnya kecuali saat beliau menahan gangguan dari kaumnya ini. Jika bertamu ke rumah Ibrahim mendapat jamuan maka bertamu ke rumah Luth mendapat keamanan. Itu tandanya orang beriman, memberikan ketenangan dan keamanan.

Ditengah situasi crowded ini, sang tamu membuka identitasnya, “Mereka (dua Malaikat) berkata: ‘Wahai Luth, sesungguhnya Kami ini adalah Malaikat utusan Tuhanmu, mereka sekali-kali tak akan bisa menyentuhmu.”

Masya Allah… ini malaikat demen banget bikin sport jantung. Di kediaman Ibrahim bikin takut sekarang di rumah Luth bikin puyeng. Dan lagi2 kemudahan datang belakangan. Setelah upaya maksimal dari Luth dalam melindungi tamunya maka datanglah kemudahan. Sebetulnya sih bukan belakangan tapi bersamaan. Coz kesulitan itu datang dari tamu dan tamu itu pula yang membawa kemudahan, cuma munculnya belakangan. Ini makna ayat Alam Nasyroh : 5

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”

Allah tidak bilang ba’da (sesudah) tapi ma’a (bersama). Jadi kemudahan itu ada bersama kesulitan. Ya udah kalo malaikat yang kabari kita percaya. Dan realitanya seujung rambutpun kaum Luth tak bisa menyentuh malaikat walau jumlah mereka banyak.

Jadi begitu bosque… kalo malaikat yang ngomong hati jadi tenang. Trus bagaimana jika Allah yang kabari kalo rezeki kita uda ditanggung olehNya,

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.

Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Al Lauh Al Mahfuz).” (QS. Huud: 6).

Hati kita menjadi tenang ? Nanti dulu… itu yang tidur gelisah memikirkan hari esok siapa ? yang bilang kalo uang bulanan kurang, sekolah anak pindahin ke sekolah negeri siapa ? yang mikirin mau ngajak ortu umroh siapa ? yang masih ngitung2 gaji vs kebutuhan bulanan siapa ?

Kita ini lebih percaya omongan seorang Chairul Tanjung daripada kalam Allah. CT kalo bilang mau kasi duit langsung transfer sementara saat Allah berkata akan memberi rezeki, rekening gak nambah. Ini gunanya iman. Orang atheis wajar percaya dengan yang keliatan. Itu tingkatan percaya paling rendah, tingkatan binatang meyakini yang nampak kalo ngeliat dan mencium bau makanan baru mau jalan. Tapi iman yang sesungguhnya adalah meyakini yang ghaib, kita meyakini ada kemudahan dalam kesulitan padahal tak seorangpun yang melihat kemudahan itu, termasuk para nabi dan rasul.

Darimana kita tau ada kemudahan ? Dari janjiNya yang termaktub dalam Al Quran. Semakin yakin dengan janjiNya berarti imannya semakin tinggi. Saking tingginya seakan2 dia melihat janjiNya secara langsung. Ini tingkatan tertinggi dalam iman disebut ainul yaqin. Atau dalam bahasa hadits disebut.

“engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”

Dulu pada saat nama Ayana diperkenalkan, tak seorangpun dari kalian yang mengenalnya. Tapi ada yang yakin bahwa sosok ini cantik hanya dari tulisan saya. Tak mungkin bang Deni memuji kalo gak cantiknya kelewatan, begitu pikir mereka. Namun ada yang perlu pembuktian dulu untuk meyakini kecantikannya. Begitulah perumpamaan iman. Yang tertinggi adalah meyakini apa yang Allah firmankan dalam kitabNya dan apa yang disebutkan oleh rasulNya. Bagi mereka tak perlu pembuktian bahwa Allah itu esa karena firmanNya menyebut bahwa Dia Esa.

Ada sebagian orang yang mengamati alam semesta kemudian berkesimpulan Allah adalah Esa, inipun bagus. Yang parah adalah menggunakan ribuan dalil untuk menguji keesaan Tuhan, mereka berputar2 disana sampai tersesat, ini kerjaannya ahli kalam (filosof). Ini yang pernah terjadi pada Imam Ar Razy saat mengatakan saya telah menggugurkan seratus dalil yang mengatakan Allah itu tidak ada. Ada seorang nenek mengomentari perkataan ini, “kasian sekali ar Razy. Saya tak perlu dalil untuk meyakini bahwa Allah itu ada”.

Ar Razy yang mendengar perkataan ini malah berdoa “Ya Allah karuniakan aku iman seperti imannya nenek itu”. Sejak itu beliau meninggalkan ilmu kalam.

Bodoh memang yang belajar ilmu kalam. Untuk meyakini kecantikan Ayana mereka hadirkan emak2 di grup ini seraya membandingkannya. Ini pekerjaan ribet, emak2 yang rajin komen seperti Sita, Rahma, Irma, dan Wina belum tentu mau apalagi yang jarang komen. Kemudian mereka bandingkan dengan semua wanita yang ada di Indonesia, malah makin ribet.

Beruntung orang2 seperti Agus. Tanpa perlu membandingkan dia menyimpulkan Ayana cantik, itu sebabnya dia menikahi Rachma. ? Lho maksudnya ? Coz tak ada gunanya wanita cantik kalo gak jadi istri. Sebab Al Quran menyebut ikatan pernikahan dengan istilah mitsaqan ghalidza (perjanjian agung) dan tak menyebut apa2 perihal kecantikan. Ini karena kecantikan akan memudar sementara pernikahan akan dibawa hingga ke surga.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: