Dagang Itu Nyari Untung

Dagang-itu-nyari-untung
Ilustrasi foto: koinworks.com
Bagikan

Dagang Itu Nyari Untung

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Materi yang tadinya cuma satu akhirnya berlanjut lagi. Tanggung lah, gas poll trus aja..

Saya mah untung dikit gpp bang, yang penting berkah, kata Rachma di grup sebelah.

Hmm.. qo saya merasa yang jualan kagak serius. Maksudnya kagak serius nyari untung. Padahal Islam itu memotivasi orang yang berdagang agar fokus pada keuntungan. Coba simak ayat2 berikut :

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS. Al-Shaff: 10-12)

Ada transaksi yang menguntungkan cuma bermodalkan iman dan jihad maka mendapat ampunan dan surga. Itulah keberuntungan yang besar kata Al Quran. Ayat ini memotivasi orang beriman untuk melakukan perniagaan dan untuk mendapat untung besar.

Uniknya kalian liat kata perniagaan dalam ayat ini diiringi oleh kata untung besar dan bukan dengan keberkahan ! Pahamkan. Ayat berikut menjelaskan tentang transaksi jual beli Allah dengan orang beriman.

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. Al-Taubah: 111)

Dalam ayat lain disebut barangsiapa yang dimasukkan kedalam surga maka dia telah beruntung.

Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.” (QS. Ali Imran: 185)

Perniagaan yang Menguntungkan

Jadi Al Quran mengajarkan kepada kita jika melakukan transaksi harus menguntungkan bukan yang sekedar cari untung apalagi nyari berkah. Maka ucapan : saya sih jualan gak nyari untung tapi nyari berkah.. gak berlaku. Kalo mo nyari berkah mending kalian jadi marbot masjid aja, lebih jelas.

Coz Al Quran tidak bilang berniaga untuk mendapat berkah tapi menyebut berniaga agar mendapat untung yang besar !
Bertransaksi atau berniaga itu untuk mendapat untung, begitu guide yang diberikan oleh Al Quran.

Oke paham ya yang lagi gelar lapak… dasarnya berdagang adalah mencari untung.

Kemudian liat bagaimana Allah ajarkan kita melakukan jual beli.

(Baca juga: Pedagang Berkah)

1. Barang yang Allah berikan sesuai dengan promosinya.

(Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?.

Jangan berjualan dengan menipu. Digambar keliatan gede pas beli gak taunya seuprit doang. Atau pas digambar tampak buah pas disajikan gak ada. Gak sesuai kenyataan. Ada lagi warna produk yang dikasi beda dengan kenyataannya, gara2 ambil foto dari google.

Liat dagangannya Allah, surga. Tak ada yang berubah sejak dulu antara yang ditawarkan dengan kenyataannya. Itu sebabnya Dia berfirman : Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?.

2. Harga yang ditawarkan adalah untuk semua orang.

Allah berfirman : “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin” padahal diantara orang beriman ada yang disebut ashabul yamin dan asabiqun sabiqun sebagaimana dijelaskan dalam surah al Waqiah. Tapi Allah tidak membedakan mereka. Pokoknya siapa saja diantara mereka yang mau membayar dagangan Allah dengan harga berupa diri dan harta mereka maka transaksi ini deal.

Ada ikhwah nawarin ada yg minta disuply beras 9 ton.. dia udah smangat minta kita masoknya. Kita minta DP, katanya COD.. kata Irma.
Siapa yang membedakan dalam transaksi jual beli ada golongan ikhwan, gol ustadz, si fulan, dsb. Kan kita sendiri. Siapa yang kemudian mengeluh qo ikhwan begitu ya muamalahnya, kita juga. Siapa yang akhirnya kapok bermuamalah dengan ikhwan, kita juga.

Kau yang memulai kau yang mengakhiri, kata bang haji Rhoma. Kita yang bikin gara2 akhirnya kita yang ketimpa masalah. Allah tak membedakan transaksi itu dilakukan oleh siapa dari kalangan orang beriman. Selama mau bayar dengan diri dan harta mereka maka lanjut bikin PO. Bisnis surga itu profesional. Tertarik dengan dagangan Allah silakan bayar dengan harga yang ditetapkan. Tak ada golongan mukmin tarbiyah, mukmin salafy atau mukmin NU. Pokoke siapapun yang berani bayar dengan harga tersebut maka surga menjadi miliknya.

Gak ada istilah temen sih utk urusan bisnis. Kalo ada yg berkhianat, bisa rusak pertemanan. Bisnis ya bisnis, kata Arifia Fitri. Iya itu gara2 kita gak ngikutin Al Quran akhirnya sampai pada kesimpulan tersebut. Setelah kenyang diboongin dan setelah capek ditipu akhirnya baru sadar berdagang itu harus profesional.

Lha ente kemana aja bos…? Padahal sebelum ente mulai menjalani bisnis Al Quran uda kasi tau hal tersebut. Sebelum ente lahir Al Quran juga uda kasi tau hal tersebut. Padahal 14 abad lalu Al Quran juga uda kasi tau hal tersebut. Duh.. ini gara2 kita enggan mentadaburi Al Quran jadi begini dah. ?

3. Barang mahal harus bayar dulu.

Surga yang jadi transaksi jual beli Allah dengan orang beriman adalah mahal.

“Barangsiapa yang takut, maka hendaknya dia berjalan di awal malam, dan barangsiapa yang berjalan di awal malam maka dia akan sampai kepada yang diinginkan, ingatlah sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal dan ketahuilah bahwa sesungguhnya barang dagangan Allah adalah surga”. (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no 954.)

Karena barang yang diperjualbelikan ini mahal maka harga atas barang tersebut harus bayar dimuka.
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.

Kata “diri dan harta mereka” lebih dahulu disebut daripada kata surga. Mau beli surga ? DP dulu dengan diri dan harta.

Kalo lelang ini namanya lelang barang berharga. Kalian harus setor sejumlah uang pada penyelenggara sebelum ikut prosesnya sebagai jaminan. Uda menang lelang harus setor duit lagi jika harga yang disepakati lebih tinggi dari uang jaminan. Setelah itu baru terima barang, itu aturannya. Tapi kalo gak punya duit dan mo ikut lelang tungguin aja lelang motor listrik BPIP. Modalnya cukup pulsa 30 ribu.

Surga Itu Berharga

Surga itu berharga karena hanya Allah yang punya. Tuhan2 lain yang disembah manusia gak punya, para milioner gak punya bahkan the rich people pun gak punya. Gak ada yang jual selain Allah. Itu sebabnya surga mahal. Mau beli barang mahal harus bayar dimuka, begitu aturan Al Quran.

Kalo menurut kalian barang yang kalian jual mahal maka minta aja DP-nya dulu, ini wajar. Sehingga nanti gak ada lagi cerita jual herbalife dari Depok ke Cakung ternyata customer gak jadi beli. Dan gak ada lagi cerita seorang janda di-PHP in sama orang, order pempek tapi minta COD. Udah naik turun bustrans, eh dicancel. Atau cerita udah belanja sayur & bumbu ternyata pesanan di cancel 1 hari sebelumnya.

Dan yang penting jangan sampe terucap lagi kalimat : “Sing sabar teman teman pahala nggak tertukar” Duh.. kalian ini lagi bisnis kuliner bukan bisnis kesabaran. Chairul Tanjung berbisnis dapet untung sementara kalian berbisnis malah makin sabar… ?‍♂️

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: