Bukan Urusan Saya

Bukan Urusan Saya
Bagikan

Bukan Urusan Saya

Pada abad ke-11 Hijriah, di wilayah kekhalifahan Turki Utsmani lahir seorang ulama besar yang bernama Syeikh Muhammad Sa’dudin bin Hasan Khan At-Tabrizi (wafat 1008 H).

Beliau dikenal sebagai sosok ulama yang luas lagi mendalam ilmunya. Kekuatan hafalannya sangat menakjubkan sehingga menjadi sumber kekaguman orang-orang pada masa itu.

Beliau pernah menjawab ratusan permasalahan hukum dan mengeluarkan fatwa melalui hafalannya tanpa membaca kitab terlebih dahulu.

Dengan kesalehan dan segala keutamaan yang dimilikinya, beliau diberi amanat untuk memangku jabatan sebagai Syeikh Al-Islam (mufti negara] yang ke-22 di kekhalifahan Turki Utsmani.

•┈┈•••❁ 1⃣

Pada suatu hari, Khalifah Turki yang bernama Sultan Ahmad 1 mengirim sepucuk surat resmi kepada Syeikh Sa’dudin. Melalui surat tersebut, Khalifah bertanya:

“Kekurangan apa yang hadir di negeri ini (sehingga kita mengalami kemunduran dan kekalahan demi kekalahan dari musuh), padahal Allah Ta’ala telah menjanjikan kemenangan bagi umat Islam?”

Syeikh yang bijak ini segera menulis jawabannya, “Bukan urusan saya.”

Mendapati jawaban singkat tersebut, Sultan Ahmad menjadi sangat marah. Dia merasa dilecehkan. Sultan menganggap kalau Syeikh Sa’dudin tidak menghormatinya sehingga mengabaikan pertanyaan penting tersebut.

•┈┈•••❁ 2⃣

Sultan Ahmad segera memanggil Syeikh Sa’dudin untuk menghadap ke istana. Setelah bertemu, Sultan berkata dengan keras:

“Mengapa engkau mengabaikan pertanyaanku? Beraninya engkau berkata, ‘Bukan urusan saya’ untuk suatu masalah yang sangat penting?”

Dengan tenang, mufti agung ini menjelaskan, “Saya tidak mengabaikan pertanyaan Paduka. Sebaliknya, saya menjawab pertanyaan tersebut dengan penuh ketelitian. Kalimat “bukan urusan saya” adalah penyebab utama kemunduran umat Islam.

Jika setiap orang (entah itu pejabat atau rakyat biasa) hanya mementingkan diri sendiri (atau kelompoknya), dan berkata “itu bukan urusan saya” setiap kali melihat pemasalahan umat, kemunduran demi kemunduran, kekalahan demi kekalahan, niscaya akan menimpa umat Islam secara terus menerus.”

Setelah menyimak ucapan Syeikh yang penuh makna, Sultan Ahmad menjadi sangat malu. Beliau segera meminta maaf kepada Syeikh Sa’dudin dan memberikan hadiah yang banyak kepadanya.

•┈┈•••❁ 3⃣

Jawaban Syeikh Sa’dudin telah menusuk jantung permasalahan yang menghinggapi kaum Muslim. Kalimat “bukan urusan saya” adalah gambaran dari sikap tidak ambil peduli terhadap permasalahan yang melanda umat.

Kalimat ini pun menjadi penanda kematian nurani. Akibatnya, seseorang tidak lagi berempati atas penderitaan yang menimpa saudaranya.

Melihat kaum Muslim dibantai dan diusir dari tanah kelahirannya, orang bisa dengan mudahnya berkata, “Itu bukan urusan saya.”

Jika sikap ini terus tumbuh dan merebak di dalam jiwa sebuah umat, kehancuran akan segera mendatangi umat tersebut.

Padahal, yang namanya mementingkan diri sendiri (egois) dan tidak peduli kepada orang Iain, atau kepada umat secara keseluruhan, itu tidak pernah ada pada masa Rasulullah ﷺ.

Sebaliknya, beliau mendorong terciptanya budaya saling mencintai dan tolong menolong di tengah umat. Simaklah apa yang beliau ﷺ sabdakan:

“Perumpamaan kaum Mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

???? … Disarikan dari Rasul Mulia, Umat Mulia, Akhlak Mulia, karya Umar Muhammad Noor, Lc. MA.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: