Yang Terbaik dalam Beramal Saleh adalah yang Hatinya Paling Berbahagia Saat Menunaikannya

Yang Terbaik dalam Beramal Saleh adalah yang Hatinya Paling Berbahagia Saat Menunaikannya
Ilustrasi foto: pena9.com
Bagikan

Yang Terbaik dalam Beramal Saleh adalah yang Hatinya Paling Berbahagia Saat Menunaikannya

“Siapa melakukan tiga perkara, niscaya dia akan merasakan manisnya iman, yaitu (1) beribadah hanya kepada Allah dan meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa tiada Rabb selain Allah. (2) Menunaikan zakat setiap tahun dengan senang hati, dan (3) dalam menunaikan zakatnya dia tidak memberikan (hewan) yang tua, sakit, terluka, lemah atau hewan yang rendah kualitasnya …” (HR Abu Dawud)

•┈┈•••❁ 1⃣

Amalnya boleh sama, caranya boleh sama, dan waktunya boleh sama, akan tetapi pahalanya boleh jadi jauh berbeda, bagaikan langit dan bumi. Apa yang membedakanya? Yaitu, kondisi hati saat menunaikannya.

Orang yang hatinya lapang, senang lagi serius dalam menunaikan suatu amalan, nilainya akan berbeda dengan orang yang setengah-setengah atau terpaksa dalam beramal.

Hal ini berlaku dalam ibadah apapun, termasuk saat kita bersedekah, baik yang wajib, semisal zakat atau yang sunnat, semisal memberi makan, menyantuni fakir miskin, atau lainnya.

Poin inilah yang kerap menjadi pembeda di antara kita dengan kaum salafus shalih. Sesungguhnya, di antara karakteristik mereka adalah senang, bahagia, dan merasa terhormat manakala diperintahkan untuk beramal saleh.

Bagaimana tidak, dengan wasilah amal tersebut dan hadirnya rasa senang dalam hati, mereka bisa mendapatkan sesuatu yang teramat berharga, yaitu merasakan manisnya iman.

•┈┈•••❁ 2⃣

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mu’awiyah Al-Ghadiri ra. disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Siapa melakukan tiga perkara, niscaya dia akan merasakan manisnya iman. Pertama, beribadah hanya kepada Allah dan meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa tiada Rabb selain Allah. Kedua, menunaikan zakat setiap tahun dengan senang hati. Dan ketiga, dalam menunaikan zakatnya itu (zakat berupa hewan), dia tidak memberikan (hewan) yang tua, sakit, terluka, lemah atau hewan yang kualitasnya rendah. Akan tetapi, mereka memberikan hewan yang bermutu sedang. Karena, Allah tidak menginginkan harta yang terlalu baik tetapi juga yang tidak terlalu buruk mutunya (kualitas pertengahan).” (HR Abu Dawud dalam At-Targhib)

Dalam hadits ini, walaupun yang dibicarakan adalah tentang zakat berupa hewan ternak, akan tetapi tertibnya sama saja untuk setiap jenis zakat. Allah Ta’ala tidak menuntut kita untuk mengeluarkan yang terbaik, tetapi juga tidak mengeluarkan yang terlalu buruk. Akan tetapi, berikan yang pertengahan.

Namun, jika kita menginginkan pahala yang lebih baik, memberikan harta terbaik adalah yang paling utama selagi kita senang mengeluarkannya, tidak ada paksaan, atau bukan karena ingin dipuji orang lain.

•┈┈•••❁ 3⃣

Ada sejumlah kisah di kalangan sahabat terkait hal ini. Salah satunya yang terjadi pada sahabat Ubay bin Ka’ab ra.

Suatu hari, Rasulullah ﷺ mengutusnya untuk mengambil zakat dari seorang peternak unta. Setelah mengetahui jumlah ternak yang dimilikinya, Ubay bin Ka’ab berkata, “Engkau wajib mengeluarkan zakat, seekor anak unta yang berusia setahun!”

Namun, orang ini menolak. Dia beralasan kalau unta usia setahun belum bisa diambil manfaatnya. Sebagai gantinya, dia ingin menyerahkan unta betina terbaik miliknya.

Ubay bin Ka’ab kebingungan. Dia tidak mau menerima sesuatu melebihi perintah Nabi ﷺ. Akhirnya, dia kembali menghadap Nabi ﷺ untuk meminta pertimbangan. Di luar dugaan, orang ini mengikuti Ubay bin Ka’ab dengan membawa unta betinanya.

Mereka pun bertemu dengan Nabi ﷺ. Kepada beliau, lelaki ini menceritakan permasalahannya, “Ya Rasulullah, saya ingin mengganti zakat unta yang berusia setahun dengan unta betina dewasa. Namun, sang utusan tidak berani menerimanya tanpa persetujuan engkau.”

Nabi ﷺ tersenyum lalu bersabda, “Memang benar, hanya itulah yang wajib kau keluarkan. Namun, jika engkau ingin memberikan lebih dari yang ditetapkan, itu dibolehkan.”             

Orang ini sangat puas dengan penjelasan Nabi ﷺ. Dia kemudian menyerahkan unta betina dewasa yang dibawanya sebagai zakat. Nabi ﷺ lalu mendoakan keberkahan bagi peternak baik hati itu.   

???? … Disarikan dari Fadhilah Sedekah karya Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandhalawi.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: