Meneladani Perilaku Khalifah Abu Bakar r.a.

Meneladani Perilaku Khalifah Abu Bakar r.a.
Oleh: Syarifudin & Lilik Agus Suyanti
Setelah kalian mempelajari kisah Khalifah Abu Bakar r.a. pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dibahas mengenai keteladanan yang patut dicontoh dari kisah Khalifah Abu Bakar r.a.. Selanjutnya, yang paling penting dan pokok adalah kalian harus dapat meneladani perilaku Khalifah Abu Bakar r.a. dan mengamalkan suri teladannya dalam kehidupan seharihari.
Di antara keteladanan yang patut dicontoh dari kisah Khalifah Abu Bakar r.a. adalah kepribadiannya, kesabaran, kedermawanan, dan keyakinan (keimanan) yang dimiliki oleh Khalifah Abu Bakar r.a.
1.Kepribadian Khalifah Abu Bakar r.a.
Khalifah Abu Bakar r.a. dikenal sebagai orang yang berperilaku terpuji dan pandai menjaga kehormatan diri. Beliau tidak pernah minum khamar atau minuman keras yang sangat membudaya pada zaman Jahiliyah. Selain itu, beliau juga mempunyai sifat suka menolong, lemah lembut dalam perkataan, pandai bergaul dalam masyarakat, dan sebagainya. Khalifah Abu Bakar r.a. merupakan orang yang terpandang di kalangan penduduk Mekah dan sekaligus seorang saudagar yang kaya. Beliau merupakan orang pertama yang masuk Islam di luar keluarga Nabi Muhammad saw. dari kalangan kaum laki-laki.
2. Kesabaran yang Dimiliki Khalifah Abu Bakar r.a.
Sikap sabar yang dimiliki Khalifah Abu Bakar r.a. ditunjukkan ketika beliau menemani Rasulullah saw. hijrah ke Yasrib (Madinah). Beliau dengan penuh kesabaran menyertai Rasulullah saw. hijrah ke Madinah.
Ketika akan bersembunyi di dalam gua Sur, Abu Bakar r.a. meminta Rasulullah saw. untuk menunggu di depan gua. Sedangkan beliau masuk gua Sur untuk membersihkan gua tersebut dari binatang-binatang liar yang berbahaya atau binatang-binatang berbisa. Pada saat itulah, Abu Bakar r.a. digigit ular berbisa. Namun, beliau tidak mengatakan hal tersebut kepada Rasulullah saw. secara langsung, tetapi beliau menahan rasa sakitnya agar Rasulullah saw. tidak merasa khawatir dan dapat beristirahat dengan nyaman dan tenang.
Setelah gua Sur bersih dari binatang-binatang liar, Abu Bakar r.a. mempersilakan Rasulullah saw. masuk ke dalam gua untuk beristirahat. Di dalam gua, Rasulullah saw. beristirahat dan tidur di atas pangkuan Abu Bakar r.a.. Pada saat itulah, Abu Bakar r.a. merasa sakit yang tak tertahankan akibat dari gigitan ular berbisa yang ditahannya sejak tadi. Ketika Abu Bakar menangis, tanpa disengaja air matanya mengenai pipi Rasulullah saw.. Kemudian Rasulullah saw. terbangun dari tidur seraya bertanya kepada sahabat setianya tersebut. “Kenapa kamu menangis, wahai sahabatku?” tanya Rasulullah saw. kepada Abu Bakar r.a..
Abu Bakar menjawab bahwa ia tidak kuat menahan sakit gigitan ular. Lalu, Rasulullah saw. bertanya kenapa tidak mengatakannya dari tadi. Kemudian Abu Bakar menjawab bahwa ia khawatir mengganggu istirahat Rasulullah yang kelelahan.
Kemudian Rasulullah saw. mengobati luka gigitan ular berbisa pada tangan Abu Bakar. Seketika itu langsung sembuh sakit akibat gigitan ular tersebut. Sungguh, begitu besar pengorbanan dan kesabaran yang ditunjukkan oleh Abu Bakar r.a..
Begitulah sikap kesabaran dan pengorbanan yang dimiliki Khalifah Abu Bakar r.a. ketika menemani Rasulullah saw. hijrah ke Yasrib. Abu Bakar r.a. pula yang mengatur persediaan makanan selama tiga hari bersembunyi di dalam gua. Begitu juga menyiapkan unta yang akan digunakan untuk melanjutkan perjalanan ke Yasrib dan mencari penunjuk jalan yang berpengalaman, demi kelancaran dan keselamatan perjalanan hijrah Rasulullah saw. ke Yasrib.
3. Kedermawanan yang Dimiliki Khalifah Abu Bakar r.a.
Abu Bakar r.a. adalah seorang saudagar yang kaya dan sukses dalam mengelola dagangannya. Akan tetapi, hal tersebut tidak membuat Abu Bakar r.a. menjadi sombong dan kikir dengan harta yang dimiliki. Justru beliau menunjukkan sikap kedermawanannya dalam usaha membela dan memperjuangkan agama Islam. Salah satu bentuk kedermawanan yang dilakukan Abu Bakar r.a. yaitu ketika membebaskan seorang budak yang disiksa oleh majikannya karena mempertahankan keislamannya, yaitu Bilal bin Rabah.
Pada saat itulah, Abu Bakar sedang melakukan perjalanan di padang pasir. Kemudian dilihatnya sekerumunan orang sedang menyiksa seorang budak. Abu Bakar bertanya kepada orang-orang tentang kejadian tersebut. Diperoleh informasi bahwa ada seorang budak yang bernama Bilal bin Rabah sedang disiksa oleh majikannya, yang bernama Umayyah bin Khalaf, karena budak tersebut mengikuti agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.. Kemudian Nabi Muhammad menghampiri tempat tersebut dan meminta kepada Umayyah bin Khalaf untuk menghentikan penyiksaan yang dilakukan terhadap Bilal bin Rabah. Oleh Umayyah bin Khalaf dijawab dengan kasar agar Abu Bakar r.a. tidak ikut campur dengan urusannya terhadap budak yang dimilikinya. Sebab, budak itu telah menjadi haknya untuk diperlakukan apa saja.
Kemudian Abu Bakar r.a. menawarkan diri untuk membeli budak yang disiksa tersebut berapa pun harganya. Setelah terjadi kesepakatan harga, maka budak tersebut dibeli Abu Bakar r.a. dari Umayyah bin Khalaf seharga 5 dinar.
Oleh Abu Bakar r.a., Bilal bin Rabah langsung dimerdekakan tanpa tebusan apa pun. Dengan demikian, Bilal bin Rabah dapat bebas dari belenggu perbudakan dan bebas mengikuti ajaran agama yang dibawa Nabi Muhammad saw.. Begitulah sepenggal kisah dari sikap kedermawanan yang dimiliki oleh Khalifah Abu Bakar r.a..
4. Keyakinan yang Dimiliki Khalifah Abu Bakar r.a. atas Peristiwa Israk Mikraj
Pada suatu pagi, penduduk Mekah dikejutkan oleh suatu berita bahwa semalam Nabi Muhammad saw. telah melakukan perjalanan ke Baitulmakdis di Palestina dan mengimami salat para Nabi lainnya serta pagi harinya beliau sudah berada kembali di Mekah. Sebuah berita yang tidak dapat diterima oleh akal. Mengingat jarak antara Mekah dan Palestina sangat jauh. Kaum kafir Quraisy merasa gembira mendengar kabar tersebut.
Beberapa tokoh Quraisy kemudian mendatangi kediaman Abu Bakar r.a. untuk menyampaikan kabar tersebut. Mereka berharap Abu Bakar mau meragukan Nabi Muhammad dan kembali bersama mereka. Sesampainya di rumah Abu Bakar, Abu Jahal menemui Abu Bakar r.a. dan berkata kepadanya, “Hai Abu Bakar! Bagaimanakah pendapatmu tentang perkataan sahabatmu yang paling kamu cintai bahwa ia semalam berjalan pergi ke Baitulmakdis dan pagi ini sudah ada di antara kita di Mekah?”
Abu Bakar r.a. membenarkan kejadian yang dialami sahabatnya tersebut, yaitu Muhammad SAW, bahkan jauh dari itupun, ia akan mempercayainya karena Rasulullah senantiasa benar dan tidak pernah berdusta. Sejak peristiwa itu, Abu Bakar r.a. dijuluki dengan “as-Siddiq”, artinya orang yang sangat membenarkan peristiwa Israk Mikraj Nabi Muhammad saw.
Demikianlah beberapa peristiwa yang ditunjukkan oleh Khalifah Abu Bakar r.a. semasa hidupnya dan tidak menutup kemungkinan adanya perilaku-perilaku lain yang dimiliki Khalifah Abu Bakar. Namun, yang terpenting adalah sedapat mungkin kalian harus berusaha meneladani perilaku-perilaku yang telah diuraikan di depan.
Recent Comments