Limanil Mulkul Yaum? Versi Lain

Limanil mulkum yaum
Ilustrasi foto: risalahmuslim.id
Bagikan

Limanil Mulkul Yaum? Versi Lain

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Nabi Nuh berada pada sebuah sistem syirik yang sudah mengakar kuat. Segala upaya dicoba untuk menghapus praktik syirik tersebut tak jua berhasil. Menunggu lahirnya generasi baru pun percuma sebab anak-anaknya bakal kafir.

dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. (Nuh : 27)

Kalo sekedar tidak menerima dakwah masih mending. Ini mereka, kaum Nuh melakukan intimidasi kepada Nabi Nuh

Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kamu Nuh, maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: “Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi (ancaman). (Al Qamar : 9)

Nabi yang hanya menginginkan kebaikan pada diri umatnya agar menyembah Allah dan tidak menyekutukannya. Nabi yang gak ikut politik, gak ikut campur dalam ranah kekuasaan diancam lewat kekuasaan yang mereka miliki. Maka keluarlah doa pamungkas yang dimiliki setiap nabi.

Maka dia mengadu kepada Tuhannya: “bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku)”. (Al Qamar : 10)

Maka turunlah dari langit hujan bukan lagi deras tapi tercurah. Uda kayak ngebuang air bekas cucian di bak. Byur.. kurang dari 10 detik tumpah semua. Begitulah kondisi hujan saat itu, byur tumpah semua dalam waktu berhari2.

Dan tiba-tiba ingatan saya terpaku pada foto HRS yang berdiri di Masjidil Haram sambil mengangkat kedua tangannya. Dulu di akun FB yang lama saya bikin status : “HRS dizhalimi, HRS ada di Mekkah, HRS dalam kondisi safar, HRS ulama. Empat kondisi doa mustajab berkumpul, sekali dia angkat tangannya habis kau yang menzhalimi ulama.”

Dan sekarang muncullah Corona, tentara Allah yang kalo wujudnya keliatan pasti lemah karena kecil. Wong kecoak kita injek aja mati apalagi Corona. Tapi karena ia tentara khusus yang tak terlihat, ghost army maka tak ada teknologi yang bisa mendeteksi keberadaannya. Yang bisa dideteksi saat uda nempel ditubuh seperti tes PCR milik Inggris yang mendeteksi tahap awal virus ketika berada dalam tubuh.

Jangan kalian pikir Corona ada karena Tuhan iseng bikin sesuatu yang tidak memberi manfaat kepada manusia. Tidak, Demi Allah Corona hadir untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Ada misi besar yang dibawa.

Air yang turun dari atas dan yang keluar dari dalam disebabkan doa Nabi Nuh. Wabah yang melanda sekarang juga disebabkan oleh do’a-do’a yang terpanjatkan. Ketika kecurangan terjadi ribuan tangan menengadah ke atas menembus langit di ujung malam. Tak mungkin tak terkabul. Sabar, semua akan indah pada masanya, kata UAS.

Saya tunggu-tunggu kapan segalanya menjadi indah. Dan sekaranglah masanya, insya Allah.

Jika memang itu urusan Corona hadir maka biarkan ia menyelesaikan misinya. Corona gak bakal hilang kecuali setelah urusannya selesai. Begitulah yang terjadi saat bencana air bah yang menimpa kaum Nuh. Saat bumi sudah tertutup air maka urusan langit dan bumi selesai. Langit tak lagi menurunkan hujan dan bumi pun tak lagi mengeluarkan air.

Saat Corona membuat takut orang zhalim, mengayun-ayun kesusahan hidup mereka, membuat pening kepala mereka, memberi mereka ketakutan yang luar biasa sebelum akhirnya membunuh mereka. Setelah itu semua terjadi sebagaimana yang telah ditetapkan maka misi yang dibawa Corona telah usai. Jangan kalian lawan Corona tapi jadilah pendukungnya lewat do’a. Ia bukan musuh melainkan tanda yang Allah kirim untuk menyelesaikan urusan Allah. Biarkan Corona bekerja, kita di rumah aja seraya meningkatkan ibadah karena inilah yang diinginkan.

Ketika orang-orang berdoa agar Corona pergi sebelum Ramadhan, saya malah berdoa, “Ya Allah jangan Engkau angkat Corona sebelum Engkau hancurkan orang-orang zhalim, orang-orang munafik, dan orang-orang fasik. Sungguh mereka telah mempersekusi ulama kami, menistakan agamaMu, dan menghinadinakan syariatMu. Hancurkan mereka, Ya Allah. Cerai beraikan persatuan mereka dan guncang pijakan mereka. Ya Allah binasakan mereka dan jangan Engkau sisakan satupun dari mereka”.

Gak usah capek-capek ‘ngusir’ Corona, gak usah pegel mikirin apakah Ramadhan nanti sudah bebas Corona. Sekali lagi bukan itu tugas kita. Penuhi kewajiban kita kepada Allah, tingkatkan ibadah kita kepada Allah, itu tugas kita. Sungguh Allah takkan menzhalimi hambaNya. Dalam hadits Qudsi dijelaskan :

Allah Ta’ala berfirman: “Wahai hamba-hambaku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diriKu… (HR Muslim)

Corona bukan untuk menyiksa dan membunuh orang beriman. Adapun jika ada yang mati, itu karena Allah ingin angkat derajatnya menjadi syuhada. Karena siapa yang mati oleh wabah maka matinya mati syahid.

Dari Abu Hurairah, beliau berkata, “RasululLah ﷺ bersabda: “Apa yang dimaksud orang yang mati syahid di antara kalian?” Para sahabat menjawab, “Wahai RasululLah, orang yang meninggal di jalan Allah itulah orang yang mati syahid.” Beliau ﷺ bersabda: “Kalau begitu, sedikit sekali jumlah umatku yang mati syahid.” Para sahabat berkata, “Lantas siapakah mereka wahai RasululLah?” Beliau ﷺ bersabda: “Barangsiapa terbunuh di jalan Allah maka dialah syahid, dan siapa yang mati di jalan Allah juga syahid, siapa yang mati karena penyakit kolera juga syahid, siapa yang mati karena sakit perut juga syahid.” (HR Muslim)

Kolera itu disamakan dengan Corona, penyakit yang bisa mewabah.

So..Kita takut Corona ? Kita lebih takut jika ibadah tidak meningkat
Kita sedih dengan dampak dari Corona ? Kita lebih sedih jika malam tidak bisa bangun lail
Kita kuatir dengan Corona ? Kita lebih kuatir jika tak ada amalan dalam situasi sulit ini.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: