Khutbah Jumat: Waspadai Mentalitas PKI

Waspadai mentalitas PKI
Ilustrasi foto: sejarahone.id
Bagikan

Khutbah Jumat: WASPADAI MENTALITAS PKI

Oleh: Ust.Abdullah Haidir, Lc

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhaanahu wa taala. Kita baru saja melewati hari bersejarah bangsa ini, tepatnya sejarah kelam yang memilukan, namun di sisi lain berikan pelajaran yang berharga. Sebuah peristiwa sejarah berupa pemberontakan berdarah yang merenggut banyak korban jiwa dari oleh sebuah gerakan yang menamakan dirinya PKI, Partai Komunis Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 30 Sepertember 1865. Karenanya dikenal dengan istilah G30SPKI.

Peristiwa ini diperingati tentu bukan semata untuk meratapi nyawa yang berguguran, baik dari kalangan jenderal maupun rakyat jelata atau sekedar membangkitkan kenangan kelam. Tapi lebih dari itu, peristiwa ini dikenang dan diperingati, khususnya bagi generasi muda, agar kejadian tersebut tidak terulang lagi di NKRI tercinta ini.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Taala.

PKI sudah resmi dilarang berdasarkan keputusan hukum yang kuat. Semoga dia tidak akan berdiri lagi selamanya di negeri ini. Namun demikian, hendaknya kita tetap tidak boleh lengah. Kewaspadaan tetap harus dirawat. Sebab yang berbahaya dari PKI bukan semata organisasinya, tapi juga mentalitas ajarannya.

Ada dua mentalitas PKI yang sangat mendasar dan sangat penting untuk diwaspadai;

Pertama adalah mentalitas menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

Peristiwa G30SPKI adalah contoh nyata bagaimana PKI yang ingin berkuasa namun tidak menempuh jalur konstisional, tapi justeru melakukan pertumpahan darah yang menghilangkan nyawa sejumlah jendral dan ribuan rakyat tak berdosa.

Mentalitas seperti ini sangat berbahaya jika tumbuh di tengah masyarakat, akan banyak timbulkan kerusakan dan kekacauan. Di masa sekarang ini, banyak orang yang ingin meraih sesuatu, apakah kekayaan, jabatan, kesuksesan, karis, dsb, namun mereka tak peduli aturan dan ketentuan yang berlaku, maka terjadilah penipuan, sikut kanan sikut kiri, saling fitnah dan menjatuhkan, sogok menyogok, korupsi dll.

Islam mengajarkan kepada kita untuk taat aturan, baik aturan syariat, ataupun aturan-aturan pemerintah sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran syariat. Dengan begitu, maka kehidupan akan tertata dengan baik, terciptak keamanan dan kerukuanan.

Allah Taala berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa: 59).

Karenanya, sebagai seorang muslim, kita harus menjauhi mentalitas seperti ini dalam kehidupan kita. Karena perkara ini pasti akan menimbulkan kerusakan dalam kehidupan, baik pribadi ataupun masyarakat.

Kedua, adalah mentalitas yang memusuhi dan membenci agama.

PKI memiliki ideologi komunis yang anti agama, atau setidaknya mereka tidak menghendaki nilai-nilai agama berlaku dalam kehidupan sosial, berbangsa dan bernegara. Sejarah mencatat, selain simbol-simbol negara, pihak yang paling disasar PKI adalah para ulama, kalangan santri, pesantren, juga organisasi-organisasi Islam. Selain para jendral yang mereka bunuh dengan keji dan mayatnya dimasukkan ke dalam sumur di lobang buaya, banyak juga para ulama dan kalangan santri yang juga mereka bunuh.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah. Di tengah arus globalisai yang sedemikian deras ini, dengan ideologii materialisme yang semakin kuat, ada kecenderungan sebagian orang untuk tidak peduli lagi dengan nilai-nilai agama. Mereka ingin bebas dari agama yang mereka anggap sebagai belenggu dalam ranah kehidupan.

Inilah mentalitas yang mulai banyak tumbuh di sana sini dan disuarakan dengan berbagai bentuk redaksi dan narasi. Padahal sesungguhnya, di abad moderen ini kita semakin membutuhkan ajaran agama agar kehidupan tidak terombang ambing, tapi memiliki pedoman yang jelas dan manusia tidak kehilangan fitrahnya yang akhirnya akan membuat sengsara di dunia, apalagi di akhirat.

Di sisi lain, negara kita sudah sejak awal mendeklarasikan bahwa agama adalah masalah utama dan mendasar, yaitu dengan dicantumkannya sila ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ Sebagai sila pertama dan utama dalam dasar negara kita; Pancasila.

Ini maknanya, sebagai seorang warga negara dan beragama Islam hendaknya kita memperkokoh nilai-nilai agama dalam kehidupan individu, berkeluarga dan bermasyarakat, bahkan hingga berbangsa dan bernegara.

Dengan demikian, maka kita bukan saja akan menjadi hamba Allah yang diridhai, tapi juga menjadi warga negara yang baik karena melaksanakan falsafah dasar negara ini, yaitu berketuhanan yang maha Esa. Insya Allah hal ini akan mendatangkan kebaikan bagi bangsa kita.

Karena Allah telah berjanji, jika penduduk suatu negeri hadirkan nilai agama berupa keimanan dan ketakwaan dalam kehidupan, Dia akan bukakan segala keberkahan dari langit dan bumi bagi penduduk negeri tersebut.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A’raf: 96)

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, inilah dua mentalitas PKI yang harus kita jauhi dalam kehidupan dan kita waspadai jika muncul di tengah masyarakat. Sebab bahaya PKI bukan hanya dalam tindakan kekerasannya, tapi juga pembentukan mentalitasnya yang dapat melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

بارك الله في القرآن العظيم ونفعني وإياكم من الآيات والذكر الحكيم أقول ما تسمعون وأستغفر الله لي ولكم

You may also like...

1 Response

  1. fajar says:

    khutbah jumat oke

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: