Harta yang Baik
Harta yang Baik
Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM
Tahun 2007 Feri dapat panggilan dari PKPU sebagai staff dengan gaji gak sampai dua digit. Diterima ? Jelas, sampe sekarang dia betah.
Tahun 2010 Budi dapat panggilan kerja di Arutmin, teken kontrak sebagai safety supervisor dengan gaji hampir nyentuh dua digit. Diterima ? walau harus terdampar di Kalimantan bersama anak istri dibela2in kerja di sana.
Tahun 2011 Sigit diminta pegang bisnis servis AC milik mertuanya di Jogja. Diterima ? Menantu durhaka uda dapet anaknya tapi gak mau bantu ortunya. Ya udah.. jadi pekerja sekaligus GM harus puas tiap bulan bawa pulang duit gak sampe dua digit. Mungkin kalo dia pasang AC di candi Borobudur biar patungnya gak kepanasan baru duitnya gede.
Tahun 2019 Maryadi dapat panggilan dari Indo Bharat, teken kontrak bulan Juli kemarin sebagai manager. Diterima ? Jelas dong, biar kata mojok di Purwakarta yang penting salary-nya dua digit.
Sejak baligh hingga sekarang Allah panggil kita semua untuk bekerja kepadaNya. Allah sodorkan kepada kita offering letter (surat penawaran) dengan jabatan : mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji (Al Isra : 79) dan salary yang gak kebayang. Diterima ? sedikit yang minat, lebih banyak yang tidur dengan beribu alasan.
Ternyata bagi kita panggilan Allah tidak sekeren panggilan dari Arutmin, PKPU, atau Indo Bharat. Padahal panggilanNya tak pernah menyalahi janji. Sementara janji perusahaan kadang ingkar, setelah 3 bulan dijanjikan naik gaji ternyata ampe 3 tahun gak naik2. Budi pernah dibohongi oleh bosnya, orang Cina. Dijanjiin kalo jadi supervisor dapet mobil ternyata bo’ong, mana kerjanya kerja rodi gak kenal hari raya.
Allah menawarkan jabatan prestisius di tempat terpuji. Tempat terpuji itu kalo di perusahaan plat merah adalah board of director, jadi direksi. Gak mungkin kalo HRD nawarin kerja di tempat terpuji sebagai nama lain dari OB atau staf. Level manager saja tidak disebut tempat terpuji. Coz manager itu ditekan dari atas dan diprotes dari bawah. Direksi gak pernah didemo karyawan karena yang jadi ujung tombak adalah manager. Kerjaan direksi enak hanya memantau kerja manager dan menerima laporan plus minta maaf kalo listrik padam se-Jawa Bali. Tanggung jawabnya cuma setahun sekali kepada pemilik saham saat RUPS.
Tak heran berlomba2 orang ngejilat rezim biar jadi direksi BUMN. Gimana gak menggiurkan. Mengutip laporan keuangan tahun 2017 dari beberapa perusahaan pelat merah, penghasilan seorang direktur di PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) per-bulannya yang merupakan gabungan dari honorarium, tunjangan, dan bonus bisa mengantongi Rp 1,6 miliar. Kemudian Telkom Indonesia (Rp 1,88 miliar per bulan), Bank Negara Indonesia (Rp 1,5 miliar per bulan), dan Bank Rakyat Indonesia (Rp 1,5 miliar per bulan).
Makanya kalo kalian liat Ali Ngabalin ngomong aneh, Rhenald Kasali ngejilat, atau Staquf Yaqut pasang badan, biarkan saja. Mereka sedang berjuang demi sesuap nasi dan segenggam berlian. Orang yang berjuang hasilnya kalo gak merdeka berarti mati.
Tapi salary segitu gak ada apa2nya dibanding salary CEO Charter Communication yang terbesar di dunia. Tahun 2016 Tom Rutledge, CEO Charter Communication menerima gaji 1,29 trilyun/tahun. Berarti tiap bulannya dia dapat 107,5 milyar, kalo diitung per hari dapat 3,58 milyar. Angka segitu uda termasuk Sabtu Ahad. Jadi libur pun dia dapat duit 3,58 milyar. Wuiih… fantastis.
Eiit… jangan kagum dulu. Tawaran jabatan yang Allah ajukan lebih pestisius dari semua pekerjaan yang ada didunia, coba liat apa tawaran ini :
Telah menceritakan kepada kami (Abul Walid Ath Thayalisi) dan (Qutaibah bin Sa’id) dari Kharijah bin Hudzafah, Abu Al Walid Al Adawi berkata, Rasulullah ﷺ keluar menemui kami dan berkata, ”Sesungguhnya Allah telah mewajibkan bagi kalian sebuah shalat yang dia lebih baik bagi kalian dari pada unta merah, yaitu shalat witir, dan telah menjadikannya berada di antara shalat Isya hingga terbit fajar.” (HR Abu Daud).
Unta merah setara dengan mobil Mercy S- Class yang harga paling murahnya 2,2 milyar. Masih kalah oleh gajinya Rutledge bang.. Oke liat tawaran yang satu ini :
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dari Nabi ﷺ bersabda : “Dua raka’at sholat Fajr lebih baik dari pada dunia dan seisinya.” [HR. Muslim]
Makan tuh duit 3,58 milyar ! Yang ditawarkan ini adalah dunia dan seisinya. Dan tiba2 duit 3,58 milyar uda kayak kertas coretan anak PAUD aja ketika kita baca hadits ini, gak berharga. Setahun ada 365 hari, kalo 5 tahun rutin sholat fajar berapa harta kekayaan yang udah kita dapat. Hitung aja sendiri.
“Gaji ente kerja gak bakal bisa ngalahin gaji atasan ente”, kata saya kepada Budi. Jadi kalo salary atasannya 20 juta maka sebanyak apapun Budi lembur dan secapek apapun jobnya, THP (take home pay) nya tidak akan pernah sampai 20 juta menyentuh pun tidak. Salarynya dibatasi oleh salary atasannya. Semua kita sama, apa yang kita raih di dunia ini memiliki batasan. Lina Sari seorang ASN di RS Padang gajinya dibawah direktur RS, Arief Maulana ASN sekretariat ditjen P2P gajinya dibawah kasubag, Eka Sukawati dan Mukti … Suhada (yang satu ini beneran susah saya hapal nama lengkapnya) seorang guru gajinya dibawah kepsek, dan Takdir Alimsyah seorang kepsek gajinya dibawah direktur sekolah.
Dunia ini memiliki batasan. Langit yang katanya tak terbatas pun ternyata ada batasannya. Tinggi atmosfir yang kita liat dari bumi adalah 560 km setelah itu dinamakan ruang angkasa. Tapi yang Allah tawarkan tak memiliki batasan. Secara tertulis balasan sedekah adalah 700 kali lipat tapi ganjarannya tak terbatas karena Allah masih melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki.
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2:261).
Sementara untuk sholat tahajud Allah sebut dengan janji mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. Ganjarannya gak disebut, bukan karena Tuhan tidak bisa menyebutnya tapi karena kemampuan otak kita yang tak akan mampu mengkalkulasikannya. Ganjaran sholat fajar aja gak keitung apalagi tahajud ?
Makanya rugi besar kalian yang cari duit hanya melalui pintu usaha. Bercapek2 disana, bersitegang dengan sesama rekan kerja, berpusing ria mengerjakan laporan dan akhir bulan dapet gaji yang kalo dibeliin Avanza bekas aja masih kurang banyak apalagi beli Mercy S-Class. Di sisi lain ada the other doors yang Allah buka tapi tak pernah dimasuki. Sekali lagi saya katakan bekerjalah kepada Allah agar penghasilan keluarga optimal. Bersama dengan pasanganmu bekerjalah kepada Allah.
Dahulu ada dua orang bersaudara di masa Nabi ﷺ. Salah satu dari keduanya selalu mendatangi Nabi ﷺ (untuk menuntut ilmu agama), dan salah satunya lagi sibuk bekerja, maka yang bekerja ini mengadukan saudaranya (yang tidak membantunya bekerja) kepada Nabi ﷺ, beliau pun bersabda: “Bisa jadi engkau diberi rezeki karena saudaramu itu.” [HR. At-Tirmidzi dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Shahih Al-Jami’: 5084]
Orang menyangka uang hanya mengalir dari hasil usaha. Itu yang dipahami oleh seorang sahabat di masa Nabi. Sampai Nabi ﷺ mengatakan “Bisa jadi engkau diberi rezeki karena saudaramu itu (yang menuntut ilmu)”.
Yang keliatan kerja sehari2nya pergi ke kantor adalah seorang suami sementara istri di rumah tapi boleh jadi rezeki itu datang dari orang yang di rumah. Iya jika isteri kerja kepada Allah maka gaji suami yang tadinya limited menjadi unlimited. Tau2 tabungan ngumpul, dipinjemin duit selalu ada, dan kebutuhan keluarga selalu terpenuhi. Kita menyebutnya amazing tapi Allah mengatakan Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia. (Yasin : 82)
Kenapa dari kemarin rangkaian materinya banyak cerita tentang tahajjud dan harta bang ? Sebelum ada yang nanya begini lebih baik saya yang nanya duluan.
Ya udah berhubungan ada yang nanya kayak gini kita lanjutin besok…
Recent Comments