Narasi, Amal, dan Philanthropy
Narasi, Amal, dan Philanthropy
Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM
Sudah jamak kita ketahui bahwa pandemi ini bikin ekonomi hancur. Perusahaan2 besar mem-PHK karyawannya apalagi perusahaan kecil. Tetangga saya samping rumah persis sudah 6 bulan ini dirumahkan oleh Hotel Darmawangsa, tanpa kejelasan status dan gaji. Padahal ini hotel kelas high yang nginep orang bule atau orang kaya.
Dan sudah jamak dilakukan jika ekonomi sulit maka orang berlomba2 jualan. Ada tetangga jamaah musholla kerja jadi supir taksi sekarang istrinya jualan makanan kecil, ada lagi samping rumah yang jual buah2an potong, jauhan dikit ada yang jual soto mie. Di kantor istri malah banyak yang nawarin dagangan. Di grup ini pun sama, yang jarang posting tiba2 posting dagangan. Kebanyakan mereka jadi reseller.
Dulu jaman krismon juga begitu. Rame2 orang jualan jagung bakar. Modal jagung 2 ribu plus bumbu2 lainnya jadi 3.500 bisa laku dijual 7.000-10.000. Lumayan untung 2 kali lipat.
Rezeki mengalir melalui perdagangan, begitu kata mereka mengutip hadits dhoif berikut :
“Sembilan dari sepuluh pintu rejeki ada dalam perdagangan”.
Berjualan tidak tercela malah bagus apalagi jika niatnya membantu suami atau ingin bersedekah. Namun menjadi aneh bagi orang beriman jika yang terlintas pertama kali dalam pikiran adalah kata dagang. Lha Allah dikemanain ?
Allah sih diinget bang, cuma kan ini dalam kaitan dengan ikhtiar. Ah masa..? Coba perhatikan ayat berikut :
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Al Baqarah : 155)
Ujian yang Allah berikan kepada kita tidak besar, hanya sedikit. Kita tidak kelaparan hanya sedikit lapar. Kita bukan tidak punya harta hanya kekurangan harta. Kita bukan tidak punya uang hanya kurang uang. Atas semua ujian tersebut Allah hanya meminta kita untuk bersabar. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Sabar dalam perbuatan sehingga tidak melakukan maksiat. Sabar dalam keimanan sehingga hanya Allah yang diingat sebagaimana lanjutan ayatnya :
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (Al Baqarah : 156)
Kita sedang diuji sedikit kelaparan maka Allah yang harus diingat terlebih dahulu sebelum berpikir gelar lapak dagang. Kita sedang diuji sedikit kekurangan harta maka Allah yang harus diingat terlebih dahulu sebelum jadi ojol. Karena semua yang ada di alam ini milik Allah dan akan kembali kepadaNya maka amat layak jika kita meminta kepadaNya terlebih dahulu sebelum melakukan ikhtiar kemanusiaan. Itulah makna kalimat Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.
Jika benar Allah yang pertama kali diingat maka narasi pertama yang keluar dari lisan adalah sebuah doa sebagaimana ucapan orang2 sabar dalam ayat diatas. Sebelum kalian posting dagangan, sebelum kalian tawarkan barang bahkan sebelum kata dagang terlintas dalam pikiran maka DOA harus lebih dulu terucap. Paham ya…? Iman tidak boleh cacat ketika menghadapi ujian.
Allah tidak memuji orang2 yang diuji karena mereka bisa eksis ditengah kesulitan atau karena mereka melakukan terobosan usaha dari manual ke digital, bukan itu. Mereka yang dipuji karena mengingat Allah saat ujian datang.
Perhatikan kisah nabi Musa yang pergi dari Mesir ke Madyan karena sebuah kasus. Seorang diri di negeri yang asing tanpa uang dan tanpa work experience. Satu2nya skill yang dimiliki hanyalah kekuatan tenaganya. Batu besar yang hanya bisa diangkat oleh beberapa pria dewasa dapat diangkat olehnya.
Kalo kondisi kita seperti nabi Musa, menurut kalian pekerjaan apa yang cocok di masa pandemi ini ? Mau jadi ojol gak punya motor. Mau dagang gak punya modal. Mau jadi reseller gak punya kenalan. Mau jadi kang parkir supermarket gak punya komunitas. Gelaplah pokoknya.
Namun Musa adalah orang yang beriman. Yang terlintas dalam benaknya hanyalah Allah bukan yang lain.
Dan tatkala ia menghadap kejurusan negeri Mad-yan ia berdoa (lagi): “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar”. (Al Qashsash : 22)
Kita sebut itu sebagai step 1 : doa
Dalam kondisi lapar, gak punya uang, dan gak punya pekerjaan, Allah tidak membuka bagi Musa sebuah pekerjaan namun membuka sebuah amal. Ada wanita butuh bantuan memberi minum ternak, Musa pun membantunya.
Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, (Al Qashsash : 24)
Step 2 : amal
Selesai beramal Musa kembali berdoa :
kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”. (Al Qashsash : 24)
Step 3 : doa
Pasca doa datanglah balasan yang ditunggu2 dari Allah
“Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami”. (Al Qashsash : 25)
Step 4 : phylantrophy
Kisah diatas berbanding terbalik dengan kondisi kita. Datang surat PHK lalu apa yang dilakukan ? Hubungi teman2 cari info loker.
Masuk transferan gaji hanya ½ dari biasanya lalu apa yang dilakukan ? dagang buat nambah2in uang belanja.
Pertama kali yang dilakukan Nabi Musa adalah narasi kepada Allah yakni berdoa menceritakan kondisinya. Yang kedua adalah amal, melakukan kebaikan. Yang ketiga narasi lagi hingga mendapatkan phylantrophy (kedermawanan).
Allah itu Maha Pemurah. Allah juga Maha Dermawan. Tidak ada yang datang kepadaNya kemudian kembali dengan tangan kosong. Tidak ada yang mengangkat tangan dihadapanNya kemudian kecewa. Nabi Musa tau banget bagaimana sifat2 Allah. Ketimbang ngarep info loker dari temen yang belum pasti diterima mending meminta kepada Allah yang sudah pasti diijabah.
Pernah denger Nabi Musa nawar2in jasa angkat batu saat tiba di Madyan, enggak kan ? mana ada para Nabi Allah yang bawa2 map ngelamar kerja kesana kemari. Kalo yang bawa2 lamaran dan nanya2 loker itu saya (dulu). Atau pernah dengar usaha peternakan Nabi Musa gagal, yang beli sedikit padahal musim kurban, enggak kan ? Itu mah kita uda promosi kesana kemari, uda buka kandang disana disini, hingga tasyriq usai stok sapi masih banyak.
Narasi – amal – narasi – amal begitu seterusnya hingga datang phylantrophy. Doa jangan putus, amal jangan berhenti. Itu inti kisah Nabi Musa diatas. So… Itu sebabnya kemarin saya canangkan pertemuan untuk pendirian pesantren dilaksanakan tiap bulan, amal harus kontinyu. Pembahasannya cuma satu : sudahkah kalian rutin sholat tahajud ?
Saya tidak percaya dengan narasi (doa) kalian kecuali dilafazkan pada 1/3 malam terakhir. Sebab inilah yang dilakukan oleh nabi Yaqub tatkala mendoakan anak2nya yang bertobat.
Mereka berkata: “Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)”. Ya’qub berkata: “Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Yusuf : 97-98)
Ulama tafsir mengatakan Nabi Yaqub mengakhirkan permohonan ampunannya hingga 1/3 malam terakhir demi mendapatkan waktu utama. Itu sebabnya digunakan kata saufa astaghfirulakum (aku nanti akan memohonkan ampun bagimu). Doanya bukan sekarang tapi nanti yakni di 1/3 malam terakhir. Jadi jika ada teman yang minta didoakan kemudian kalian mengakhirkannya pada 1/3 malam terakhir berarti kalian sudah mengikuti sunnah Nabi. Tapi jika ada WA dari teman yang minta didoakan trus kalian langsung komen doa berarti kalian sudah mengikuti sunah medsos. Kalo ada yang sakit langsung bertaburan tulisan syafakallah. Atau kalo ada postingan doa pagi hari langsung bertaburan tulisan amin. Dikira Tuhan ada di grup WA. ?♂️
Bikin pesantren itu mudah. Dulu saya punya yayasan bermodal awal 70 juta bisa bangun pesantren di mega mendung. Santunan kemarin terkumpul dana 45 juta, kurang 25 juta. Tidak sulit mencarinya, Insya Allah tahun depan bisa tercapai. Namun mencari orang yang rutin tahajud dari 81 orang di grup ini belum tentu setahun dua tahun dapet. Gak percaya ? Materi pertama tentang tahajud yang saya buat diposting tanggal 6 Mei 2016, sudah 4 tahun berjalan (materinya ada di blog https://bangdeni23.blogspot.com/2020/08/seri-tahajud-season-1.html). Lalu siapa yang rutin dari kalian tiap malam tak pernah absen (diluar emak2 yang memiliki uzur) ?
Kalo ada pengen rasanya saya genggam tangannya kemudian berdoa kepada Allah, “Ya Allah dahulu kami datang kepadaMu seorang diri, kini kami datang menghadapMu berdua. Ya Allah dahulu kami meminta kepadaMu seorang diri, kini kami meminta kepadaMu berdua. Wahai Dzat yang menyelamatkan kekasihNya tatkala berdua dalam gua, selamatkan kami berdua. Wahai Dzat yang melindungi hambaNya tatkala berdua didalam gua, lindungi kami berdua”.
Qo cuma berdua bang ? itu karena doa dipanjatkan saat kebanyakan dari kalian masih tidur.
Antum mau bangun jam berapa utk tahajud ?
Jam 4, jawab Arief.
Kalo jam 4 saya uda selesai sholat dan doa, tinggal baca Quran dan istighfar, jelas saya.
Tapi gak pa2 bangun jam 4 asal rutin. Namun kenyataannya fantastic four gagal melaksanakan misi bangun jam 4. Kita liat apakah pada pertemuan bulan depan para avengers bisa menaklukkan kantuk melawan selimut demi menyelamatkan dunia ?
Recent Comments