Mudahkan Agar Hidupmu Mudah

Mudahkan urusan orang lain
Ilustrasi foto: Facebook
Bagikan

Mudahkan Agar Hidupmu Mudah

Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM

Dulu saya diajarin alm ust Rahmat agar mencatat kehidupan orang2 disekitar kita. Bagaimana awal, proses, dan akhirnya. Makanya jangan heran kalo saya mengingat dengan baik kehidupan tokoh. Tidak hanya public figure, teman dan tetangga pun saya ingat baik2 perjalanannya.

Kali ini saya akan cerita tentang seorang ikhwan teman kerja di hotel. Kita sebut aja namanya mawar, ups… ntar dikira kasus rudapaksa. Kita sebut aja namanya Amir. Di hotel Sofyan ada 15 ikhwan dengan 7 kader inti. Dulu kita punya syuro tiap bulan membahas isu terkini dan strategi kedepan. Singkatnya saya ingin katakan 15 orang ini akrab apalagi yang kader inti. Bukan sekedar membagi makanan tapi membagi uang dalam bentuk pinjaman udah biasa.

Sampai satu saat Amir dipercaya memegang yayasan Sofyan. Dia digaji oleh hotel untuk mengurus yayasan mungkin diharapkan bakal seperti CT Foundation. Dana awal yayasan adalah uang zakat, infaq, dan sedekah dari owner hotel sekitar 2 milyar. Bentuk awal kegiatan adalah membantu keperluan karyawan hotel. Maka mulailah karyawan berlomba2 mengajukan pinjaman tanpa bunga. Kenapa berlomba2 ? Siapa yang gak ngiler minjem 5 juta bisa nyicil 100 ribu tiap bulan. Yang kayak gini yang gak butuh juga dibutuh2in.

Para ikhwan juga ikut pinjem. Tentu besarnya pinjaman disesuaikan dengan jabatan. Ada ikhwan jabatannya finance controller pinjem uang di yayasan. Sampai satu saat dia memutuskan resign dari hotel pindah ke Coffe Bean. Karena dia yang memutuskan resign maka uang pesangonnya ala kadarnya. Konsekuensi dari resign adalah hutang2nya harus dibayar termasuk hutang kepada yayasan.

Dan disinilah masalahnya. Tanpa babibu, gak pake permisi si Amir langsung potong semua hutang ikhwan ini dari sisa gajinya. Si ikhwan kaget dapet sisa gaji cuma sejutaan. Saya yang main ke rumah ikhwan ini dapet curhatan dari dia dan istrinya. Iya istrinya sampe nangis cerita bagaimana harus membayar sewa kontrakan, uang jajan 2 anak, dan biaya makan 4 orang dengan uang satu jutaan. “Kenapa sih Amir potong semua hutang abi. Kan dia kenal baik, rumahnya juga tau”, ratap istrinya.  “Gaji dari coffe Bean kan belum dapet. Bagaimana kita hidup dengan 2 anak dengan uang 1 juta”, tambah istrinya yang saya ingat betul. Si ikhwan diem aja.

Nestapa bener. Bertahun2 kenal gak dianggap, padahal uang pinjaman itu adalah uang ZIS yang jika diikhlashkan tidak mengapa. Yang bikin miris ada karyawan dengan sisa pinjaman lebih besar bisa lunas setelah menghadap ketua yayasan. Resepnya memelas dengan disertai air mata. Satu hal yang tidak akan dilakukan oleh ikhwan.

Waktu terus berjalan, terakhir ikhwan ini ngelola travel haji & umroh bareng temen2nya. Ekonominya membaik, dia bangun rumah di Condet, punya mobil SUV (awalnya sih Nissan Terrano, mungkin sekarang uda ganti). Saya malah masih naik motor.

Tahun 2010 saya keluar dari hotel, karena saya yang mengajukan diri maka uang pesangonnya kecil. Seperti ikhwan diatas, saya juga punya pinjaman di yayasan. Dan nasib sama saya alami. Sisa gaji saya diambil untuk lunasi pinjaman. Istri saya ampe heran, kan Amir akrab ama saya kenapa tega bener langsung potong semuanya. Ada ikhwan yang di dewan pengawas syariah hotel juga menyayangkan kenapa gak dianggap lunas aja.

Kemudian saya kerja di tambang, alhamdulillah ekonomi membaik. Saya bisa beli mobil. Bulan Oktober lalu saya main ke hotel ternyata ada perubahan besar. Occupancy (tingkat hunian) hotel jeblok sejak era Jokowi dan belum ada tanda2 kenaikan sehingga setengah karyawan di PHK. Si Amir gak kena PHK tapi dimutasi ke bagian FO.

Asal kalian tau bagian FO adalah bagian tersulit dalam hotel. Posisinya sebagai penerima tamu, ngecek reservasi dan menerima pembayaran. Kalo ada uang hilang dia harus ganti. Ini karyawan FO kalo dinas malem gak bisa tidur kudu standby, beda ama departemen lain. Itu sebabnya gaji FO lebih tinggi daripada departemen lain karena beban kerja yang tinggi.

Bertahun2 Amir dapet posisi enak di back office yang kerjanya nyantai, bisa dateng telat dan bisa absen seenaknya. Sekarang dapet posisi di front office yang harus siap sedia. Di FO gak ada orang sama aja nyuruh hotel tutup. Mau resign dengan kondisi perekonomian begini, susah nyari kerja.

Ikhwan diatas tiap tahun ke Masjidil Haram bimbing jamaah umroh, saya nyaman kerja di rumah gak dikejar deadline sementara si Amir berjibaku dengan laporan harian, mingguan, dan bulanan belum lagi itung2an duit dan yang paling apes terima komplain dari tamu.

Ikhwan diatas nyaman pergi naik mobil, begitupun saya sementara Amir berpanas2 ria naik motor. Ikhwan diatas pulang ke rumahnya di Condet, saya punya rumah di bekasi sementara Amir pulang ke kontrakannya.

Sabtu pekan lalu saya ketemu Amir di pernikahan anak ikhwan lain di gedung Antam. Kumpullah kita yang pernah kerja di hotel, reuni nanya kabar si A dan si B. Lagi kumpul si Amir baru datang langsung saya pegang tangannya sambil ngomong, “ente kalo mau nikahin anak seperti ini (di gedung maksudnya) keluar dulu dari hotel”. Temen2 pada ketawa. Coz beberapa bulan lalu dia baru nikahin anaknya di rumah. Dan secara umum ikhwan yang keluar dari hotel perekonomiannya lebih baik.

Saya tidak bilang ini karma. Tidak ada karma dalam agama. Yang saya ingin katakan mudahkanlah urusan saudaramu niscaya Allah mudahkan urusanmu.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , Nabi ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allâh senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya”. (HR Muslim)

Hidup ini senantiasa berputar jangan merasa jumawa saat diatas dan jangan berputus asa saat dibawah. Mudahkan urusan orang yang kesulitan niscaya Allah akan memudahkan urusanmu, itu rumusnya. Begitulah kisah si Amir.

Ini catatanku di 2019, mana catatanmu ?

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: