Kekuatan Puasa & Silaturahim

Kekuatan puasa
Ilustrasi foto: Buletin Kalam
Bagikan

Kekuatan Puasa & Silaturahim

Oleh: Muhyidin, SKM

Note: tulisan ini telah dimuat di buletin KALAM (Kajian Islam Lobam) pada bulan September 2006

Pernah suatu ketika imam Al Ghazali bertanya kepada murid-muridnya. Diantara pertanyaan tersebut adalah: Apa yang paling besar di dunia ini? Murid-muridnya spontan ada yang menjawab gunung, bumi dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah “Nafsu” (QS. Al- a’araf: 179).

Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Di bulan Ramadhan ini merupakan momen yang sangat tepat bagi kita untuk melatih diri mengendalikan hawa nafsu. Hakekatnya, manusia tidak bisa menghilangkan hawa nafsunya karena itu adalah sunnatullah. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengendalikan hawa nafsu tersebut sesuai dengan yang digariskan oleh Allah SWT. Kita meninggalkan berbicara dusta, menggunjing, mengadu domba semata-mata karena Allah. Jika kita dapat mengendalikannya, niscaya Allah senantiasa dekat dengan kita. Salah satu cara yang sangat efektif untuk mengendalikan hawa nafsu yaitu dengan berpuasa.

Pada saat berpuasa, kita pasti merasakan lapar dan dahaga. Akan tetapi, hal tersebut jangan dijadikan alasan bagi kita untuk bermalas-malasan dengan alasan lemas karena puasa; atau bagi yang bekerja menjadikannya turun produktifitasnya.

Marilah kita lihat sejarah. Kaum muslimin memenangkan perang Badar saat mereka berpuasa di bulan Ramadhan. Penaklukan kota Konstantinopel, perang salib, bahkan perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia juga dimenangkan ketika kaum muslimin dalam keadaan berpuasa. Justru dengan berpuasa, terutama di bulan Ramadhan, harus memotivasi kita untuk lebih produktif, lebih berdaya guna, dan makin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Luruskan Niat Mudik

Sesuatu yang lumrah terjadi di Indonesia, menjelang lebaran (Idul Fitri) banyak saudara-saudara kita yang pulang mudik. Yang patut kita perhatikan disini ialah, janganlah kita mengendurkan intensitas ibadah kita hanya karena kita sibuk untuk mempersiapkan lebaran seperti beli tiket, baju baru, atau oleh-oleh untuk sanak famili. Bahkan Rasulullah dan para sahabat sangat bersedih karena akan ditinggalkan bulan Ramadhan dan berharap dapat dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan yang akan datang.

Bagi yang ingin mudik, jangan lupa untuk meluruskan niat pulang mudik ingin bersilaturahim dengan sanak famili maupun sahabat dan handai taulan semata-mata karena Allah. Rasulullah pernah bersabda, ”Tidak ada satu kebaikanpun yang pahalanya lebih cepat diperoleh daripada silaturahmi, dan tidak aka satu dosapun yang adzabnya lebih cepat diperoleh di dunia, disamping akan diperoleh di akherat, melebihi kezaliman dan memutuskan tali silaturahmi.”

Orang yang menyambung silaturahmi akan mendapat balasan di dunia berupa: kedekatan kepada Allah, rezekinya diluaskan, umurnya dipanjangkan, rumahnya dimakmurkan, tercegah dari mati dengan cara tidak baik, dicintai Allah dan dicintai keluarganya.

Yang lebih penting dari itu semua, di akhirat kelak, ia akan mendapat balasan surga dari Allah SWT: Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat, “Wahai Rasulullah kabarkanlah kepadaku amal yang dapat memasukkan akan ke surga”. Rasulullah menjawab; “Engkau menyembah Allah, jangan menyekutukan-Nya dengan segala sesuatu, engkau dirikan shalat, tunaikan zakat dan engkau menyambung silaturahmi“. (HR. Bukhari). Wallahu’alam bisshowab.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: