Perbedaan Isotop, Isobar, Isoton, dan Isomer

Model Atom Bohr
Bagikan

Perbedaan Isotop, Isobar, Isoton, dan Isomer

Oleh: Muhyidin, SKM

Semua materi / benda yang ada di alam ini terdiri dari molekul-molekul, dan molekul-molekul tersebut terdiri dari beberapa atom. Contohnya air yang kita minum. Air terdiri dari molekul-molekul H2O, sedangkan sebuah molekul H2O terdiri dari dua buah atom hidrogen (dengan lambang H) dan sebuah atom oksigen (dengan lambang O). Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang memiliki sifat dasar materi tersebut dengan ukuran sekitar 10-10 m atau 1 angstrom (= 1 Å).

Struktur atom terdiri dari inti atom dan elektron-elektron yang mengelilingi inti atom dengan lintasan-lintasan atau kulit-kulit tertentu. Suatu jenis atom yang sama mempunyai jumlah proton yang sama, sebaliknya atom yang berbeda memiliki jumlah proton yang berbeda.

Inti atom (disebut juga dengan nuklida atau nuklir) terdiri dari proton dan neutron yang disebut dengan nukleon (partikel penyusun inti atom). Nuklida di alam lebih banyak dibandingkan unsur karena unsur yang sama bisa terdiri atas nuklida yang berbeda. Penulisan nuklida ditulis sebagai berikut:

penulisan nuklida

Dimana: X adalah simbol atom, Z adalah nomor atom (jumlah proton dalam inti atom), dan A adalah nomor massa (jumlah proton + jumlah neutron).

Ada juga penulisan nuklida dengan:

N = A – Z

Contohnya nuklida 2He4 adalah inti atom helium (He) yang mempunyai dua buah proton (Z = 2) dan dua buah neutron (N = A – Z = 2).

Penulisan nuklida lainnya yaitu:

X-A

Contohnya nuklida 2He4  atau He-4 dan 27Co60atau Co-60. Nomor atom tidak dituliskan karena dapat diketahui dari jenis atomnya.

Setelah kita mengetahui hal-hal mendasar di atas, berikut ini perbedaan isotop, isobar, isoton dan isomer.

ISOTOP: nuklida-nuklida yang mempunyai nomor atom (jumlah proton, Z) sama, tetapi mempunyai nomor massa (jumlah proton+neutron, A) berbeda.

Contohnya isotop Cobalt dan isotop Hidrogen

isotop Cobalt dan isotop Hidrogen

Contoh Isotop

UnsurIsotop
Hidrogen1H1H2  ,  1H3
Helium2He3  2He4
Karbon6C12  6C13 , 6C14
Nitrogen7N14 , 7N15
Oksigen8O16 , 8O17 , 8O18

Contoh penggunaan isotop

RadioisotopKegunaan
O-18Untuk mengetahui mekanisme reaksi esterifikasi
Na-24Untuk mempelajari peredarah darah manusia dan mendeteksi kebocoran pipa dalam tanah
I-131Untuk mempelajari kelainan pada kelenjar tiroid
Fe-59Untuk mengukur laju pembentukan sel darah merah dalam tubuh
Co-60Untuk pengobatan kanker
P-32Untuk mempelajari pemakaian pupu pada tanaman
C-14Untuk menentukan umur fosil dan mengetahui kecepatan terjadinya senyawa pada fotosintesis

ISOBAR: nuklida-nuklida yang mempunyai nomor massa (jumlah proton + neutron, A) sama, tetapi mempunyai nomor atom (jumlah proton, Z) berbeda.

Contohnya isobar Carbon dan Nitrogen

isobar Carbon dan Nitrogen

Contoh Isobar

UnsurUnsur Isobar
Hidrogen dan Helium1H3  dan 2He3
Karbon dan Nitrogen6C14 dan 7N1
Natrium dan Magnesium11Na24  dan   12Mg24

ISOTON: nuklida-nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama, tetapi mempunyai nomor atom (jumlah proton, Z) berbeda.

Contohnya isoton Magnesium (Mg), Alumunium (Al) dan Silicon (Si) yang memiliki jumlah netron yang sama yaitu 14. Misalnya untuk Mg, jumlah neutron (A-Z) = 26-12 = 14.

isoton Magnesium (Mg), Alumunium (Al) dan Silicon (Si)

Contoh Isoton

UnsurIsotonJumlah neutron (n)
Hidrogen dan Helium1H3  dan 2He42
Kalium dan Kalsium19K39 dan 20Ca4020
Nitrogen dan Karbon7N14  dan   6C137
Natrium dan Magnesium11Na23  dan   12Mg2412
Argon dan Kalsium18Ar40  dan   20Ca4222

ISOMER: nuklida-nuklida yang mempunyai nomor atom maupun nomor massa sama, tetapi mempunyai tingkat energi yang berbeda.

Inti atom yang memiliki tingkat energi lebih tinggi daripada tingkat energi dasarnya biasanya diberi tanda asterisk (*) atau m di belakang nomor massanya dengan cara penulisan sebagia berikut:

Contohnya isomer yaitu Nikel

isomer Nikel (Ni)

Tingkat energi Ni60 berada pada keadaan dasarnya, sedang Ni60* tidak pada keadaan dasarnya dan dikatakan dalam keadaan tereksitasi (excited-state) atau meta-stable.

Kestabilan Inti Atom

Gambar di bawah ini menunjukkan posisi (koordinat dari jumlah proton dan jumlah neutron) dari nuklida yang stabil. Bila posisi suatu nuklida tidak berada pada posisi sebagaimana kurva kestabilan maka nuklida tersebut tidak stabil. Secara umum, kestabilan inti-inti ringan terjadi bila jumlah protonnya sama dengan jumlah neutronnya, yang dapat terlihat bahwa posisi nuklida berhimpit dengan garis n = Z. Untuk inti berat, kestabilan terjadi bila jumlah neutron mendekati 1,5 kali jumlah protonnya.

Grafik kestabilan inti atom

Grafik kestabilan inti atom

Referensi:

Mc. Kracken, 1992, Introduction to Nuclear Physics, McGraw-Hill Company Inc. New York.

Aaron Keller, Isotope Notation and the Table of Isotopes, http://kaffee.50webs.com/Science/activities/Chem/Activity.Isotopes.Table.htm

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: