Peran Pemuda dalam Kemerdekaan
Peran Pemuda dalam Kemerdekaan
Oleh: Muhyidin, SKM
Note: tulisan ini telah dimuat di bulletin KALAM (Kajian Islam Lobam) pada bulan Agustus 2006
Tanpa terasa di tahun 2006 ini kita telah 61 tahun merdeka. Bangsa Belanda dan Jepang yang dulu menjajah kita, telah hengkang dari bumi pertiwi.
Sejak tahun 1945, bangsa kita memproklamasikan kemerdekaannya kepada seluruh rakyat Indonesia dan dunia Internasional.
Mesir adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan negara kita di kancah internasional.
Kemerdekaan yang kita raih sekarang bukanlah semata-mata tanpa perjuangan dan pengorbanan. Jika kita lihat kembali sejarah, umat Islam ini memiliki sumbangsih yang besar dalam meraih kemerdekaan. Pahlawan Islam sebelum kemerdekaan dan sangat dikenal seperti Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Cut Nyak Dien, KH Agus Salim, dr.Hatta merupakan sedikit contoh dari banyak pahlawan Islam lainnya yang telah dengan ikhlas berjuang supaya penjajah hengkang dari tanah air tercinta.
Tentu kita tak ingin semua pengorbanan mereka sia-sia begitu saja bukan? Bagaimana cara kita mengisi kemerdekaan ini? Sebagai pemuda marilah kita lihat sosok para pemuda Kahfi. “….Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk” (QS. Al Kahfi: 14)
Dalam perspektif bangsa, perjuangan kemerdekaan dipelopori oleh para pemuda. Angkatan 98 saat itu mampu menumbangkan Orde Baru, angkatan 66 berhasil mengakhiri Orde Lama. Jika kita telusuri lebih jauh dan bertemu dengan angkatan 45 yang memelopori perjuangan kemerdekaan hingga angkatan 28 yang memelopori persatuan nasional melalui Sumpah Pemuda.
Saudaraku, kondisi yang kita rasakan saat ini walaupun katanya sudah merdeka, namun tugas-tugas kita belum selesai. Sebagai pemuda, seperti kata Anis Matta, selamanya adalah energi peradaban yang mengalirkan sungai sejarah. Setiap kali energi itu meledak, sejarah segera mencatat peristiwa-peristiwa dan langit menjadi saksi. Sebuah lembaran kehidupan baru dari buku sejarah manusia telah dibuka. Sejarah, kata Malik bin Nabi, adalah catatan statistik tentang denyut hati, gerak tangan, langkah kaki,dan ketajaman akal.
Recent Comments