Tabayun & Fasik
Tabayun & Fasik
Oleh: Ust.Deni Prasetio, SKM
Sejak kepergian ust Ahzami saya pengen nulis materi yang pernah didapat dari beliau. Di Iqra pernah ngaji 3 kali yakni perihal syiah, tafsir al hujurat, dan ahlu sunnah wal jamaah. Saya pengen sampaiin materi surat al hujurat cuma males banget nulisnya. Bikin materi tafsir satu surat yang berat itu bukan hanya nulisnya tapi bacanya juga. Butuh kesabaran lebih dan ingatan yang kuat akan tulisan sebelumnya. Belum lagi kemampuan mentakwilkan ayatnya dengan kondisi sekarang. Kalo bukan kuatir kalian akan lupa, sudah dari awal Ramadhan saya tulis.
Dua hari lalu Siti Rachma via Budi, suaminya request materi tentang sikap orang beriman terhadap new normal yang digaungkan pemerintah. Ini permintaan yang baik, mengkaitkan kondisi real dengan Al Quran. Beda dengan suaminya yang bahas kaput mlulu… ?♂️
Ini para bapak gak ada kapoknya ngomongin akhwat FKM di depan saya. Padahal orang yang kalian bicarakan pernah bertandang bahkan tidur di rumah saya, masak di rumah saya bahkan kenalan dengan ortu saya. Tapi saya biasa2 aja gak seheboh kalian. Qo bisa bang…? Kan saya uda bilang level kita beda. ??
Biar gak disangka hoax silakan tanya saksi hidup pak Dian Ayubi, pak Arry Yuswandi, dan pak Jajang Subagja.
Emak2 mohon maaf jika menyentuh pembahasan yang sensitif. Masalahnya saya harus menunjukkan superior di kalangan bapak2. Mustaqim yang dipanggil tawon oleh Sigit ternyata dosen di univ Muhammadiyah Ciputat, waktu telpon pertama kali saya langsung duga dia pasti jebolan S2. Feri jakmania yang di kontak saya ditulis Feri D3 ternyata uda S2. Agus & Arief yang sering saya suruh2 juga S2. Zikri pejabat, Budi & Rudi supervisor, Feri Suranto manager, Takdir Alim kepsek. Nursalam bikin tulisan saya gak paham maksudnya. Sigit ketua DPC sementara karir saya dulu di PKS mentok di sekum DPC. Beben kalo ceramah ribuan ABG terpaku mendengarkannya. Intinya bapak2 disini pada pinter2 dan hebat2.
Kalo saya tak menunjukkan kelebihan nanti mereka meremehkan dan enggan membaca materi saya. Berhubung gelar cuma S1, IPk juga standar gak pinter2 amet. Mau gak mau satu2nya kelebihan aura mengayomi ini yang harus ditampilkan. Dari dulu sampe sekarang orang demen komunikasi ama saya termasuk para akhwat, bawaannya nyaman gitu. Belakangan aja saya yang males dengerin orang ngomong. Pernah Agus cerita panjang langsung saya potong kasi solusi. Enak aja jadi tempat curhat bapak2, emang kita cowo apaan ? ?
Makanya masa lalu jangan diungkit2 bikin sakit hati kalo tau kenyataannya sekarang. Contoh Zikri yang sudah melupakan masa2 kuliah, tepatnya sudah lupa akibat memory nya penuh dengan pasal2 perda dan UU.
Okeh daripada galau kita lanjut pembahasannya. Surat Hujurat ini penggalan pertama berkaitan dengan individu dan penggalan berikutnya berkaitan dengan masyarakat (negara). Dari surat al hujurat yang terbesit dalam pikiran saya saat ini adalah ayat 6, coz pas pembahasan ayat ini ust Ahzami bicara panjang lebar.
Pada ayat ini Al Quran menggunakan kata in (ﺇﻥ) yang artinya jika sebagai bentuk pengandaian. Kata “in” itu bermakna kemustahilan. Jadi peristiwa orang fasik membawa berita tanpa ditabayun oleh orang beriman adalah mustahil terjadi. Karena pada dasarnya individu umat ini adalah terpercaya ya akhi.., kata ust Ahazami yang masih saya ingat betul gaya penyampaiannya.
Ayat ini pertama menyuruh kita untuk menjadi individu yang terpercaya. Seorang mukmin diterima kesaksiannya karena keimanannya. Jika seorang mukmin bicara maka kita langsung percaya, tak mencapnya sebagai hoax. Karena konsekuensi iman, tak akan membuat seorang mukmin menjadi pendusta.
Sementara tabiat membawa2 dan menyebarkan berita hoax adalah milik orang fasik. Begitu banyaknya orang fasik yang bicara pada jaman now maka kita harus hati2dalam menerima dan menyebarkan berita agar tak terjerumus dalam perilaku kefasikan. Tidak menshare setiap berita yang diterima sebelum dilakukan proses cek and ricek.
“Cukup seseorang dikatakan dusta, jika ia menceritakan segala apa yang ia dengar.” (HR. Muslim).
Kata Nabi ﷺ cukuplah seseorang disebut pendusta jika dia menceritakan (kalo dalam medsos disebut menshare) setiap berita yang diterima. Hanya orang fasik yang gemar menyebarkan hoax sementara tabiat seorang mukmin hanya bicara benar dan menyebarkan kebenaran.
Yang kedua, ayat ini menyuruh kita untuk menilai berita dari si pembawa. Jika yang bawa berita adalah orang fasik maka lakukan tabayun terlebih dahulu sebelum menerimanya. Jika berita tersebut bercampur aduk antara kebenaran dan kedustaan maka setelah melakukan cek and ricek, pilih dan pilah mana yang benar dan mana yang dusta. Yang benar disebarkan sementara yang dusta ditinggalkan. Dengan begini berita hoax berhenti di kita, tidak tersebar lebih luas lagi.
Ada yang ngomong new normal di tengah pandemi covid-19. Aktivitas ekonomi berjalan seperti biasa dengan penerapan dari protokol kesehatan. Rame orang berharap agar masa 2 bulan PSBB segera berakhir. Jenuh beraktivitas dan beribadah di rumah. Sejumlah media berharap positif dari kebijakan ini.
Padahal yang ngomong new normal adalah yang ngomong bulan september ekonomi meroket, juga yang ngomong penyediaan 10 juta lapangan kerja, juga ngomong duit sudah ada tinggal mau kerja apa tidak. Yang terakhir ngomong punya duit 11 ribu trilyun. Ini rajanya fasik. Sungguh orang beriman takkan tertipu dengan berita dari orang fasik.
New normal bukan untuk rakyat tapi untuk pengusaha. Pemilik mall kehilangan duit milyaran rupiah akibat penutupan mall. Jika bangunannya baru berdiri beberapa tahun, dia harus bayar cicilan pembangunan ke bank sementara pemasukan minim. Produsen mobil kehilangan pasar hingga 90% pada bulan April. Dengan new normal diharapkan penjualan meningkat. Transportasi terutama penerbangan mengalami kerugian 2,2 trilyun untuk penerbangan domestik dan LN selama 3 bulan terakhir. Dengan new normal diharapkan pendapatan meningkat. Pariwisata paling babak belur, hotel2 mengalami zero income selama 2 bulan ini.
Jika kondisi penurunan ekonomi ini terus berlanjut maka pemerintah menghadapi gelombang PHK besar2an. New normal adalah solusi agar tak terjadi krisis ekonomi. Jadi new normal dibuat bukan dengan pertimbangan kesehatan tapi pertimbangan ekonomi. Bukan untuk keselamatan rakyat tapi untuk keselamatan pengusaha.
Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selamanya selama kamu berpegang dengan kedua-duanya, yaitu kitab Allah (Alquran) dan Sunahku. (HR Al-Hakim) demikian wasiat Nabi ﷺ sebelum wafatnya. Jaga Al Quran agar kita tak tertipu dengan berita yang digaungkan orang fasik.
Paham ya… jika ada berita atau kebijakan biar kata dibungkus dengan bumbu2 agama seperti dengan new normal masjid boleh ngadain jumatan dan sholat berjamaah maka liat siapa yang menyampaikan. Yang nyampaiin bergelar profesor doktor dengan jabatan bertumpuk tapi satu kubu dengan raja fasik, ini sama aja derajat beritanya, tak bisa dipercaya. Emang selamanya dia ngomong tak kita percaya ? Iya kecuali dia tobat dan tidak menjadi fasik lagi. Menilai individu itu ada pada zhahirnya. Eeh.. uda panjang, nyambung lagi ah. Biar kalian penasaran seperti penasarannya kalian dengan siapakah A girl with brownies
Recent Comments